Ceraikan Aku!

Rafael masih kesal karena sikap sang kakak yang ikut campur dalam masalahnya. Apalagi, sampai mengatakan pada Alisha bahwa dia bertemu Melinda di belakang Alisha.

Sekarang, dia semakin kesal karena Alisha mengusirnya dari kamar. Entah mengapa gadis itu tidak sabaran, apakah dia kesal karena pertemuan Rafael dengan Melinda, atau memang Alisha enggan berduaan dengan Rafael.

"Tanpa kamu usir pun aku akan pergi dari kamar ini. Dasar wanita keras kepala!" Rafael berjalan keluar untuk meninggalkan kamar Alisha.

Tepat sebelum Rafael menutup pintunya, Alisha pun membalas ocehan suaminya. "Dasar laki-laki susah move on!"

Rafael tidak peduli, dia sudah terlalu kesal dan tidak ingin membuat amarahnya semakin naik. Sementara itu, Alisha berusaha menghilangkan rasa kesal di hatinya dengan berkali-kali menarik napas.

"Ada kakaknya saja dia masih berani menemui mantannya, apalagi sekarang. Dia pasti bebas melakukan segalanya. Di mulut saja bilang hanya menginginkan aku, tapi di hatinya terlihat sekali dia mencintai Melinda. Dasar laki-laki plin-plan tidak bisa dipercaya," gerutu Alisha yang masih kesal dengan sikap suaminya.

Tidak berapa lama, dua perawat Alisha datang untuk membantu gadis itu berpindah dari kursi roda ke tempat tidur.

***

Beberapa hari berlalu, hubungan suami istri itu masih saja terasa dingin. Rafael dengan sikap tak acuhnya yang tidak ingin membuat emosinya meledak karena sifat keras kepala Alisha. Sedangkan, Alisha pikir Rafael pria dingin yang menyebalkan. Menikah hanya demi tanggung jawab dan juga janji pada ayahnya. Apalagi, sekarang Alisha pikir Rafael sengaja ingin merebut perusahaan darinya karena memiliki saham yang lebih besar dari miliknya.

Alisha sedang berjemur sendirian tak jauh dari gazebo. Dia sedang melamun memikirkan masa depannya yang tidak jelas. Jika dia tidak bercerai dengan Rafael, maka seumur hidup dia akan terpenjara di rumah mewah ini. Akan tetapi, jika dia bercerai, Rafael bisa saja menghancurkan perusahaan yang ditinggalkan orang tuanya.

Lama melamun yang tidak ada hasilnya, gadis itu merasa haus. Karena perawatnya sedang mandi dan salah satunya izin tidak masuk, dia menggerakkan kursi rodanya sendiri menuju gazebo. Namun, tiba-tiba ada katak kecil yang melompat di kakinya.

Alisha sangat terkejut langsung menggerakkan kakinya, tetapi katak itu tetap tidak mau bergerak dan akhirnya dia berdiri karena refleks.

Alisha yang berpegangan pada kursi roda, justru kursi itu bergerak cepat dan membuat Alisha kehilangan keseimbangan. Nasib sial sedang menimpa gadis itu, dan akhirnya dia terjatuh di kolam renang.

Rafael pulang lebih awal, dia sedang bertanya pada pelayan di rumahnya tentang keberadaan Alisha saat tiba-tiba terdengar suara orang yang tercebur di kolam. Seketika itu Rafael langsung panik dan melihat ke arah kolam.

Alisha tidak ada di kursi rodanya, dan Rafael melihat tangan istrinya itu keluar dari kolam. Tanpa berpikir lama Rafael langsung berlari dan masuk ke kolam untuk menyelamatkan Alisha.

Dengan penuh perjuangan, Rafael berhasil membawa Alisha ke tepi dan menyelamatkannya.

"Alisha sadar, Alisha." Rafael menepuk kedua pipi Alisha dan mencoba merasakan napasnya. Lalu, dia menekan dada Alisha dengan kedua tangannya supaya membantu pernapasannya kembali, tetapi gadis itu tetap juga tidak sadarkan diri.

Rafael yang panik langsung berteriak menyuruh siapa pun menghubungi dokter. Lalu, dia mencoba memberikan napas buatan untuk Alisha. Rafael menjepit hidung istrinya itu dan memberikan udara melalui mulutnya.

Dalam keadaan panik itu, kedua bibir mereka bertemu untuk pertama kalinya.

Kembang kopinya banyakin, komennya ramein biar aku semangat update 💋💋