"Lepaskan aku!" pekik Jasmine.
Namun tak satu pun dari mereka menggubris nya. Jasmine tetap di bawa paksa oleh beberapa l pria bertubuh kekar itu.
"Aku mohon pada kalian! Tolong lepaskan aku!" mohon nya pada mereka.
Tak berapa lama Wanita nama Madam Bennett tiba di sana. Bennett meminta mereka mengurungnya di dalam kamar. Sementara Jasmine terus saja memohon untuk di lepaskan.
"Nyonya tolong lepaskan saya!" pintanya namun Madam Bennett tak menggubris.
Jasmine meratapi nasibnya. Paman dan bibi nya telah menjualnya pada seorang mucikari yang bernama Madam Bennett. Hatinya sangat hancur. Tak berapa lama pintu kamarnya terbuka.. Seorang Prie menariknya keluar.
"Ayo cepat jalan! kau lelet sekali!" bentak nya.
Pria itu merupakan kaki kanan Madam Bennett. Karena ada tamu yang ingin membeli jasa nya .
"Ini dia tuan! Masih perawan!" ucap Madam Bennett.
Jasmine terbelalak ia tak tahu harus bagaimana. Ia mencoba memohon pada pria itu agar melepaskannya.
"Tuan tolong saya!".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irh Djuanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hamil
Lusi membawakan obat yang diberikan Mario kepadanya dan segelas teh hangat untuk Eiger. Lusi mengetuk pintu kamar Eiger namun sama sekali Eiger tak menggubris nya. Lantas Lusi mencoba membangunkan Eiger.
"Tuan Eiger, bangun lah!" ucap Lusi.
Eiger membuka kedua matanya perlahan. Lantas melihat Lusi sudah berdiri di hadapannya.
"Apa yang kau lakukan di sini!" sahut Eiger.
"Tuan Mario menyuruhku memberikan obat ini! Seharusnya sejak pagi tadi, namun tuan tidak kunjung bangun sehingga aku terpaksa membangunkan mu!" jelas Lusi.
Eiger langsung bangkit dan memijit pelipisnya. Lalu Lusi meletakan teh itu dan obatnya di nakas. Lusi langsung keluar dari kamar Eiger. Sebenarnya Lusi takut Eiger akan memarahinya namun hal itu tidak terjadi.
"Lusi, maafkan aku!" ucap Eiger.
Hal itu membuat Lusi terhenyak lantas ia menoleh pada Eiger. Terlihat raut wajah penyesalan di wajah tampan tuannya itu.
"Tidak apa-apa tuan!" sahut Lusi.
Sementara Jasmine merasa perutnya mual. Sehingga ia bergegas ke kamar mandi.
Hoek hoek hoek
Anna langsung mendekatinya. Ia memijit punggung Jasmine perlahan.
'Nona, anda tidak apa-apa?"tanya Anna.
Jasmine merintih perutnya terasa kram. Lantas Anna membawanya ke ranjang. Anna membantunya berbaring di tempat tidurnya.
"Nona istirahat dulu, aku akan mengambil teh hangat untuk mu!" ucap Anna.
Tak berapa lama Franco masuk ke kamar Jasmine. Ia melihat kakak iparnya itu. Wajah Jasmine pucat hal itu membuat Franco cemas.
"Kau sakit? Wajah mu pucat sekali?" ucap Franco.
Jasmine hanya menggeleng saja. Anna masuk dan membawa teh hangat untuk nya.
"Ayo minum nona!" titah Anna.
Franco menghubungi Mario. Lantas Mario langsung menuju ke Mansion Franco.
"Kau sakit Jasmine?" tanya Mario begitu ia sampai di sana.
Jasmine menggeleng. Ia menatap Mario intens. Ada banyak pertanyaan di kepalanya kepada Mario.
"Ada apa? Kau tampak memikirkan sesuatu" tanya Mario.
Jasmine membuang nafasnya pelan. Lantas ia menatap kembali wajah Mario.
"Kenapa anda membawa ku kemari?" tanya Jasmine.
Mario menarik kursi rias itu lantas duduk di dekat Jasmine.
"Kenapa? Kau tak suka?" sahut Mario.
Jasmine menundukkan wajahnya. Tak terasa air matanya menetes. Ia merasakan sesuatu dalam hatinya. Ada kerinduan kepada Eiger suaminya.
"Kau menangis? Maafkan aku Jasmine, aku terpaksa melakukan ini demi kau dan Eiger!" sahut Mario.
"Aku ingin Eiger menyadari arti dirimu baginya" sambung Mario.
Jami mengerutkan dahinya. Ia tak mengerti apa yang di maksud Mario itu.
"Apa maksud mu?" tanya Jasmine.
"Kau tahu saat ini Eiger tidak baik-baik saja sejak kehilangan mua! Eiger sangat frustasi. Ia bahkan tak seperti ini pada kekasihnya dulu!" sahut Mario.
Sementara Franco membenarkan ucapan Mario. Tentu saja hal itu membuat hati Jasmine sedikit berbunga. Sebenarnya Jasmine sudah jatuh hati pada Eiger. Namun karena sikapnya yang berubah-ubah membuat Jasmine kecewa.
"Tunggu saatnya nanti, Eiger pasti akan menjemput mu!" ucap Mario.
Ya! Mario ingin tahu bagaimana perasaan Eiger kepada Jasmine. Mario ingin Eiger berubah dan menyesali semua perbuatannya pada gadis itu. Tak berapa lama Jasmine kembali mual. Lantas ini ia bergegas ke kamar mandi.
Mario yang seorang dokter itu pun tersenyum. Ia merasa jika Jasmine mengandung. Setelah Jasmine keluar dari kamar mandi Mario langsung memeriksanya.
"Jasmine duduk lah!" titah Mario.
Lantas Jasmine menurut. Mario meminta tangannya. Lantas Jasmine mengulurkan tangannya. Mario menekan nadinya. Tepat dugaannya Jasmine kini sedang mengandung.
"Selamat Jasmine, kau hamil!" ucap Mario.
Jasmine terbelalak, jantungnya berdesir.
"Benarkah?".
Jasmine meraba perutnya. Ada rasa senang di dalam dirinya.
"Sebaiknya kau harus tetap di sini sampai Eiger menjemput mu!" ucap Mario.
Mario tak ingin sesuatu terjadi pada meraka. Jasmine pun menyetujuinya. Ia tak ingin membahayakan baby yang ada di kandungannya.
Franco ikut senang mendengarnya. Ia akan menjadi seorang paman.
semakin penasaran bngt aq....
semakin kompleks ni cerita