Gadis manis berkulit putih, mata sipit dan hidung mancung Keynara maharani namanya, menjadi yatim piatu sejak kecil menjadikan sosok Key biasa dia sapa menjadi gadis yang tangguh dan pantang menyerah dalam segala hal, hingga kejadian disuatu malam yang mempertemukan nya dengan seorang CEO buta yang nyawanya tengah terancam. Key yang saat itu baru saja pulang dari bekerja menyaksikan seseorang yang tengah tidak berdaya dihajar habis habisan oleh beberapa oran berbadan besar berpakaian serba hitam, melihat orang itu tak berdaya dia memberanikan diri untuk menolong dengan sebuah ide terlintas dibenaknya dengan menyetel alarm sirine polisi diponselnya, dan berhasil orang orang berbadan besar itu langsung berlari meninggalkan orang yang tadi mereka keroyok.
bagaimana kelanjutan kisah Keynara dengan orang yang ditolongnya itu?
yuk ikuti kisah mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanswii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
seperti yang sudah menjadi kesepakatan mereka tadi kalau sepulang sekolah mereka akan mencari bahan untuk tugas kelompok pelajaran sejarah.
Devon sudah duduk anteng di motor sportnya, ditemani putra dan Leo, menunggu key yang masih membereskan alat tulisnya, karena memang Devon tadi langsung keluar saat bek berbunyi.
"langsung pulang aja nih?", tanya Leo,
"kalian duluan aja, gue mau cari bahan buat tugas ", jawab Devon sambil memainkan ponselnya,
"sama key?", tanya putra kepo,
"hemmmm", jawab Devon singkat,
" eleh eleh si Bambang sat set wat wet trabas", ucap putra girang,
"slebew", sahut Leo yang langsung mendapat geplakan di lengannya pelakunya tak lain adalah Devon,
"berisik", ucap ketus Devon,
"eceileee malu malu meong nih bang", goda putra sambil menaik turunkan alisnya yang kali ini juga mendapat geplakan oleh Devon.
Dari arah koridor terlihat key sedang berjalan beriringan bersama Disti, sepertinya mereka sedang membahas sesuatu hingga sesekali terdengar tawa dari mereka berdua.
Disti berjalan menuju parkiran karena mobilnya terparkir di sana sedang key langsung keluar menuju gerbang untuk mencari angkutan umum.
Melihat Disti yang sendirian Devon pun celingukan mencari keberadaan Keynara.
"key mana?", tanya Devon,
"ke halte nunggu bis, gue ajak bareng tapi katanya dia ada urusan dulu", ucap Disti.
Devon pun langsung meninggalkan parkiran menyusul key sebelum tuh anak menghilang.
"Dis jadikan kita ngerjain tugas dirumah loe?", tanya putra malu malu, yang membuat Leo ingin menabok wajah putra,
"iya jadi, nanti loe kabarin aja waktunya gue dirumah terus kok", jawab Disti,
"oke", kata putra dengan senyum cerianya,
"gue duluan ya",.ucapnya pada putra dan Leo yang diangguki mereka berdua.
",dasar kadal buntung loe", ucap Leo,
"namanya juga usaha bro, harus sat set wat wet juga donk kayak Devon", ucap putra,
"terserah loe aja deh", ucap Leo jengah,
"loe Napa sih, cemburu gue deket sama Disti, aduh duh duh eh bang Leo gue tahu loe sayang sama gue tapi gak gitu juga bang", ucap putra menggoda sambil menoel Noel hidung Leo,
"isssshhh apaan sih loe tra, jijik tau gak, gue tampol loe", ucap Leo sambil bergidik ngeri sedang putra malah semakin gencar menggoda Leo, tak mau putra semakin menjadi Leo pun segera tancap gas meninggalkan putra diparkiran.
Sedang putra malah tertawa terpingkal pingkal melihat tingkah Leo, putra pun menyusul Leo meninggalkan area sekolah.
Didepan halte key berdiri menunggu bus yang biasanya dia tumpangi, tiba tiba saja motor sport Devon sudah berhenti didepannya,
"kenapa gue ditinggal?", tanya Devon,
"emmmmm,,,, kita berangkat sendiri sendiri aja ya", ucap key terbata,
"kenapa?", tanya Devon,
"gaaa gak apa apa", jawab key yang entah mengapa malah terlihat grogi didepan Devon, apalagi Aura yang terpancar diwajah Devon begitu datar dengan tatapan tajam seolah mengintimidasi.
"naik", perintah Devon,
Key masih tetap berdiri ditempatnya, hatinya masih takut untuk berdekatan dengan Devon mengingat Cilla yang melabraknya membuatnya ragu, karena bukan rahasia umum lagi kalau Devon termasuk salah satu most wonted sekolah yang memiliki banyak pengagum rahasia.
"naik key", ucap tegas Devon karena key masih setia ditempatnya,
"emmm", key semakin dibuat bingung,
"naik atau gue gendong loe buat naik", ancam Devon, seketika key melebarkan matanya mendengar ucapan Devon.
Key dengan langkah ragu melangkah naik keatas motor sport Devon, karena motor Devon yang tinggi key sedikit kesusahan untuk naik, Devon yang menyadari itu segera dia mengulurkan tangannya untuk membantu key.
Key dengan ragu menerima uluran tangan Devon, tapi akhirnya dia menerima karena kesusahan menaiki motor sport itu, senyum kecil keluar dari bibir Devon dibalik helm full face nya.
motor sport itupun membelah jalanan yang siang itu sedikit padat, tujuan mereka adalah perpustakaan umum yang ditunjukan Devon sebelumnya.
Selama diperjalanan key sedikit tidak nyaman karena dia memakai rok pendek yang membuat pahanya terekspos, dia pun berusaha menarik menarik bagian bawah roknya, Devon yang menyadari gerak gerik key, dengan segera dia menepikan motornya.
dengan sigap dia melepas jaket jeans yang dia pakai dan memberikannya pada key untuk menutupi bagian bawah roknya, key pun bingung dengan tingkah Devon,
"buat nutupin paha loe", ucapnya karena key yang terlihat bingung,
key pun menerima dan melilitkan jaket itu dipinggangnya, setelahnya mereka melanjutkan perjalanan. tak sampai 20 menit mereka sampai di lokasi tujuan mereka.
setalah memarkirkan motor mereka pun memasuki perpustakaan yang terlihat besar dan mewah itu, mereka berkeliling mencari buku yang akan mereka gunakan untuk bahan membuat tugas sejarah.
"kita mau buat judul apa von?",tanya key disela pencarian mereka,
"menurut loe tema apa yang menarik?", Devon balik bertanya,
"bagaimana kalau tentang penjajahan dan perlawanan rakyat pribumi juga kiat angkat beberapa kisah para pahlawan", ucap key,
"boleh, menarik juga", sahut Devon.
mereka pun mencari beberapa buku yang menurut mereka sesuai dengan apa yang akan mereka jadikan bahan makalah mereka.
setelah dapat mereka meminjam buku itu dan mendapat kartu kunjungan beserta kartu peminjam buku, setelahnya mereka memutuskan untuk pulang.
"langsung pulang atau mau makan dulu?", tanya Devon yang kini sudah berada di parkiran perpustakaan bersama Keynara,
"langsung pulang aja ya, jam 5 aku harus berangkat kerja, takut telat", kata key,
"loe langsung berangkat ke kafe?", tanyanya lagi,
"gue pulang dulu ganti baju, setelahnya baru berangkat ke kafe", jawab key,
"oww,,, ya udah ayo", ajak Devon sambil kembali menyatakan jaket pada key,
key pun kembali memasang jaket itu ke pinggangnya, dan segalanya motor sport itu kembali membelah jalanan menuju rumah key.
"loe kalau ke kafe jalan kaki?", tanya Devon yang kini sudah berada dihalaman rumah Keynara,
"iya, dekat juga kan", jawab key,
"kalau pulang malam juga jalan kaki?", tanya lagi
Sebenarnya Devon masih begitu penasaran apakah dugaannya benar kalau key adalah gadis yang saat ini dicari oleh sepupunya Alezio karena sudah menyelamatkannya, ingin sekali dia bertanya langsung tapi bingung harus mulai dari mana.
"mau gue tungguin sekalian gue anterin, gue ada perlu disekitar sana", tawar Devon,
"ehh gak usah, gue berangkat sendiri aja", tolak key,
"udah sana gue tungguin, gue gak Nerima penolakan", ucap Devon mutlak.
dengan langkah berat key masuk kedalam rumahnya, mandi dan bersiap menuju tempat kerjanya, sedang Devon duduk diruang depan rumah Keynara yang memang tersedia sebuah kursi dari rotan.
Tak butuh waktu lama hingga key selesai bersiap, dia pun segera keluar menemui Devon, key masih merasa canggung terhadap cowok ganteng dengan aura datara dan tatapan tajam itu, dia sedikit was was takut kalau sampai ada anak dari sekolah mereka yang tahu kalau dia dibonceng Devon, pasti kehidupannya disekolah akan semakin rumit kalau sampai ada yang tahu.
"yuk, maaf ya gue cuma bisa ngasih air putih", ucap key merasa tidak enak,
"santai aja kali, udah siap kan?", kata Devon, yang diangguki key, dna mereka pun kembali menaiki motor sport itu kembali menuju kafe tempat kerja key.
"loe pernah ngalamin kejadian atau apa gitu pas pulang malem?", tanah Devon disela perjalanan mereka,
"maksud loe?", tanah key tak paham,
"ya mungkin lihat hantu", ucap Devin asal,
"heh amit amit ya jangan sampai, ah loe mah ada ada aja", ucap key sebal sambil mengerucutkan bibirnya yang malah terlihat lucu saat Devon memperhatikannya dari spion. Devon pun terkekeh dengan respon key.
"ya kan siapa tahu, atau mungkin dikejar penjahat atau nolongin orang yang dalan bahaya gitu?", tanah Devon lagi,
"pernah sih, waktu itu nolongin orang yang dikeroyok, padahal orang itu abis kecelakaan", ucap key yang membuat detak jantung Devon entah kenapa mendadak berdetak cepat.
"terus?", Devon semakin penasaran,
"ya gue tolongin lah, 2 orang dikeroyok rame rame, kondisinya abis kecelakaan kan kasihan", ucap key
"gue nemuin orang yang loe cari Kak", gumam Devon dalam hati, dia sudah yakin kalau key lah orang yang telah menolong Alezio dan Noah malam itu.
mereka pun sampai di kafe, key segara turun, tak lupa dia ucapkan terima kasih pada Devon, segalanya Devon meninggalkan kafe dan key masuk kedalam memulai pekerjaannya.