REKHA

Setelah sampai di gate, aku langsung duduk karena kelelahan berjalan, kami mendapatkan gate paling jauh untungnya kami punya waktu yang cukup.

Sambil menunggu boarding, aku bermain game di ponselku untuk menghilangkan rasa bosan.

"Sudah bilang ke orang travelnya kita berangkat jam berapa?" tanya Haikal.

"Sudah, nanti aku hubungi lagi kalau kita sudah landing." Haikal pun mengangguk mendengar ucapan ku.

Tak lama kami pun di panggil, satu persatu di periksa dan masuk ke dalam pesawat. Haikal memesan tiket untuk kursi belakang, itu membuatku nyaman terlebih di samping kursi ku tidak ada orang.

Posisi dudukku di dekat jendela, itu memudahkan aku untuk melihat keluar. Saat pesawat mulai take off, air mataku lagi-lagi mau keluar dengan cepat aku mengedipkan mata ku berkali-kali.

"Hari ini aku sangat cengeng." ucapku dalam hati.

Aku hanya diam sambil melihat keluar jendela, penerbangan ku hanya berkisar satu setengah saja, jadi perkiraan ku malam hari sudah sampai di rumah.

Karena merasa bosan, aku berniat melihat sekeliling dan saat melihat ke arah Haikal ternyata ia tertidur.

Aku hanya tersenyum melihat mukanya, "Biarkan saja lah, terlebih semalam ia tidak bisa tidur katanya." ucapku dalam hati sambil mengangguk-angguk kecil.

Ada pemberitahuan bahwa sebenar lagi akan landing, disitulah baru aku membangunkan Haikal.

Getarannya saat landing terlalu kuat, itu membuat ku sedikit takut. Kami segera turun, setelah pintu pesawat sudah terbuka.

"Biarkan yang lain duluan." ucap Haikal saat aku bersiap untuk berdiri.

"Oke." ucapku lalu memperbaiki dudukku.

Setelah orang-orang mulai sedikit barulah kami berdua keluar, pada saat sampai di tempat pengambilan bagasi ternyata koper kami belum keluar.

Namun tak lama kami menunggu, koper-koper sudah keluar. Koper milik ku langsung di angkat sama Haikal, aku pun mengambil koper Haikal yang tak jauh dari koperku.

Setelah lama menunggu, ransel milik Haikal tidak ada. Itu membuat ku panik, sedangkan pemiliknya hanya bersantai-santai saja dan mengatakan nanti juga keluar.

Aku melihat sekeliling, siapa tau ada orang lain yang salah mengambil barangnya. Tak lama ada ransel yang keluar tapi setelah di lihat, itu bukan milik Haikal.

Orang-orang mulai pergi karena barang-barang miliknya sudah keluar, dan ketika tidak ada lagi bagasi yang keluar, barulah Haikal menghampiri petugas untuk menanyakan tasnya.

Tak jauh dari tempat ku berdiri, aku melihat seorang ibu-ibu menggendong ransel Haikal.

"Itu punya Haikal, warna birunya sama." ucapku. Aku sangat yakin itu ranselnya, karena ranselnya memiliki warna biru di bagian bawahnya, itu akibat ketumpahan cat yang tidak sengaja aku tumpahkan di dekat tasnya waktu itu.

Aku mendekati ibu-ibu itu, "Maaf ibu, ini tas teman saya." ucapku sopan.

"Oh iya kah mbak, maaf ya saya kira ini tas anak saya." ucapnya sambil memberikan tas Haikal.

"Disana masih ada tas bu, sebentar saya ambilkan, siapa tau itu punya anaknya." ucapku.

Aku pun pergi mengambil tasnya dan di susul ibu tadi, "Ini bukan bu?" tanyaku.

"Iya mbak." ucapnya sambil melihat-lihat tasnya.

Ibu itu membuka tasnya, untuk memastikan benar punya anaknya atau bukan. Aku memberikan kode ke Haikal untuk mendekat ke arahku.

"Iya benar mbak, ini tas anak saya, maaf ya mbak." ucapnya.

"Gak apa-apa bu itu sering terjadi, apalagi model tasnya sama." ucapku sambil tersenyum.

"Kenapa ini?" tanya seorang pria yang mendekati kami.

"Ibunya tadi salah bawa tas pak, tapi sudah kami bantu ambilkan punyanya." ucapku.

"Terima kasih mbak mas sudah bantu ibu saya, tadi saya tinggal ke toilet" ucapnya, ternyata itu adalah anaknya.

"Iya pak sama-sama, mari pak kami duluan." ucapku, ia pun mengangguk.

"Ko kamu tau, itu tas ku?" tanya Haikal.

"Aku ingat bekas tumpahan cat nya." ucapku sambil tersenyum.

"Ada untungnya juga kamu numpahin cat di tasku." ucapnya lalu menepuk-nepuk pundakku.

"Aku gak sengaja juga numpahin." ucapku sambil melirik ke arahnya.

Aku sambil menelpon supir travel yang akan menjemput kami.

"Halo pak, bapak sudah sampai?" tanyaku saat panggilannya terhubung.

"Saya masih di luar mbak, ini lagi antri masuk, mbak tunggu di depan toko X aja, nanti saya langsung kesana." ucap sang supir.

"Baik pak." ucapku lalu menutup panggilannya.

"Katanya tunggu di depan toko X, supirnya lagi antri masuk." ucapku ke Haikal.

Kami berdua melihat sekeliling, untuk mencari tau dimana lokasi toko X berada.

"Disana Rek." ucap Haikal, kami pun langsung berjalan ke depan toko X itu.

Kami menurunkan koper dari troli, lalu mengembalikan troli di dekat pintu masuk.

"Rame banget?" tanya Haikal setelah kembali dari mengembalikan troli.

"Iya." aku pun membenarkan ucapan Haikal.

Baru saja kami ingin membeli minum, mobil yang menjemput kami sudah datang.

"Mbak Rekha?" tanya sopirnya saat turun dari mobil.

"Iya pak."

Sopirnya langsung mengangkat koper kami untuk di masukkan ke bagasi mobil, kami juga membantu mendekatkan barang-barang yang lain.

"Kal, kamu duduk di depan aja ya." ucapku sambil membantu mengangkat barang.

"Oke." ucapnya singkatan sambil mengangguk.

Setelah selesai kami pun segera masuk ke dalam mobil, karena kami tidak bisa lama-lama nanti akan di kenakan denda jika terlalu lama memarkirkan mobil, pelan-pelan mobil kami sudah bergerak masuk ke jalur keluar.

Setelah keluar dari bandara, aku meminta ke sopirnya nanti berhenti di minimarket untuk membeli minuman.

"Kita lewat tol ya pak?" tanya Haikal.

"Iya mas."

"Mas sama mbaknya ke sini mau kuliah apa kerja?" tanya pak sopir

"Kuliah pak." jawab Haikal.

Haikal dan pak sopir terus mengobrol, hingga pak sopir berhenti di depan minimarket.

Aku keluar dari mobil dan masuk ke minimarket untuk membeli minuman dingin tak lupa juga aku membelikan pak sopir.

Setelah selesai, aku kembali ke mobil dan melanjutkan perjalanan, tak jauh dari minimarket tadi ternyata sudah dekat dengan jalan tol.

"Kal, nanti di rest area bangunin ya kalau aku gak bangun." ucapku ke Haikal, karena aku ingin tidur.

Tak lama setelah masuk ke jalan tol, aku benar-benar tidur.

Aku tidur cukup lama, hingga akhirnya Haikal membangunkan aku saat hampir sampai di rest area.

Setelah sampai di rest area, kami pergi ke toilet untuk buang hajat sebelum membeli makanan ataupun minuman. Kami istirahat sekitar 20 menit, sebelum melanjutkan perjalanan lagi.

Perjalanan yang kami lalui cukup panjang, itu membuatku tidur lagi. Hingga aku terbangun saat sudah sampai di pintu keluar tol, badanku terasa pegal karena duduk terlalu lama.

Setelah keluar dari tol, aku di buat kaget karena banyak mobil besar. Tapi itu sudah hal biasa disini kata pak sopir, yang terpenting saat berkendara jangan terlalu dekat dengan mobil-mobil besar itu.