DARK SIDE

Pukul. 19.15 wita.

Arumi duduk di sofa sambil menunggu mobilnya yang akan dibawa pulang oleh Yanter. Kedua orang Polisi yang tadi mengantarnya sudah pulang. Arumi butuh dikawal hanya saat ke kantor sampai dia pulang, setelah itu Polisi boleh istirahat.

Malam ini Arumi mengundang King untuk datang ke Cafe Tahu, yang ada di samping Puri. Dari Puri jauhnya lima ratus meter. Ia ingin sharing masalah di hotel, tentang bu Dian dan yang lainnya.

Tapi mobilnya tidak datang-datang. Ia lalu keluar dari kamar dan turun untuk melihat ke depan apakah mobilnya sudah ada di garasi.

Di lobby sudah sepi, biasanya Sri dan Mirah duduk dengan pelayan yang lain atau dengan karyawannya bibi.

Hari ini tumben sepi, mungkin mereka sedang keluar rumah. Arumi langsung pergi ke garasi, tapi mobilnya tidak ada.

Karena King sudah berada di Cafe Tahu, Arumi langsung kesana dengan berjalan kaki. Walaupun jalanan masih ramai, tapi saat menuju Cafe Tahu bulu kuduk Arumi berdiri.

"Iihhh..." gumamnya sambil mengusap lengannya.

Padahal Cafe Tahu dekat, tapi ia berjalan tidak sampai-sampai. Arumi akhirnya membaca mantra tolak balak. Membaca sembilan kali, Cafe Tahu sudah berada di depannya.

Ya, ampun..sungguh ajaib, apa yang membuat Arumi tadi tidak melihat apapun apakah tadi ia berada di dunia lain?

"Arumi."

Tiba-tiba ia dikagetkan oleh suara King. Arumi cepat menoleh dan melihat King bersandar di sebuah mobil.

"Kamu ngagetin, awas mobil orang jadi lecet gara-gara kamu bersandar disana."

"Hehe...kenapa lama sekali datangnya?" tanya King mendekati Arumi.

"Aku sedang menunggu mobil ku, Yanter yang membawa pulang, tapi tidak kunjung datang. Firasatku buruk, jangan-jangan terjadi sesuatu."

"Sabarlah, mungkin dia langsung keliling kuta untuk pamer mobil baru."

"Yanter bukan type aji mumpung, ia akan datang tepat waktu."

"Sudahlah, kita masuk ke dalam, aku sudah reservasi."

Mereka naik ke lantai atas, duduk di pinggir, sehingga melihat ke bawah dan tempat parkir. Cafe ini lampunya terang benderang.

Apalagi di tempat parkir, cctv ada dua, lampu sorot dan penerangan lain ada banyak. Mungkin Owner Cafe sengaja boros listrik untuk menangkal maling.

"Enak duduk disini bisa melihat kebawah, siapa tahu ada Dayan yang mencariku." ucap Arumi bercanda.

"Aku sudah memesan kesukaanmu, jadi sekarang tugasmu bercerita."

"Darimana kamu tahu kalau aku suka sesuatu?"

"Aku bisa bertanya dengan bibi dan dengan teman-temanmu di luar negeri."

"Hahaha...ngarang, tidak mungkin kamu bertanya kepada temanku, kamu tidak tahu temanku."

"Ceritalah, aku takut Dayan mencarimu dan kamu belum cerita."

"Kamu jangan cuma dengarin, kamu boleh kritik cara kerjaku dan kasi aku saran."

"Oke sayank..."

"Aku bukan sayank mu, kita teman."

"Teman tapi mesra, boleh juga." ucap King melongok ke bawah.

"Siapa yang kamu lihat dibawah, cewek yang baju merah ya."

"Permisi tuan, nona, silahkan.."

Seorang pramusaji datang membawa beberapa menu makanan.

"Terimakasih..."

King, ngapain kamu memesan banyak menu, aku tidak kuat makan."

"Ini cuma tahu dengan segala macam varian, jadi kamu cicipi sedikit-sedikit."

"Ini mubazir King."

"Kamu pilih dulu, nanti akan datang orang yang mengambil sisa pilihanmu." canda King.

Akhirnya Arumi memilih satu porsi sapo tahu dan minuman dari smoothies tahu strawberry. King heran melihat Arumi hanya mengambil makan 1 porsi, padahal dia memilih tiga porsi untuk Arumi.

"Hallo King..." tiba-tiba ada yang menepuk bahu King dari belakang.

King kaget dan menoleh. Wajahnya langsung berubah melihat Puspa sudah berdiri disampingnya. Tanpa basa basi wanita itu duduk di salah satu kursi yang kosong.

Seketika nafsu makan Arumi hilang, ternyata wanita ini yang ditunggu King, makanya dia pesan banyak menu. Bathin Arumi kecewa. Wanita baju merah yang tadi ada dibawah.

"Pantas kamu tidak menjawab telponku, ternyata kamu disini, penciumanku tajam." ucap wanita itu tanpa peduli dengan kehadiran Arumi. Matanya yang seperti mata kucing menatap King dengan intens.

"Oh..ya..he..kalau kamu lapar ambil satu porsi, dan makanlah." ucap King enteng.

"Tentu aku laper, kamu selalu tahu kesukaanku."

Ya Tuhan, cobaan apa lagi yang ENGKAU hadirkan dalam hidupku? Baru saja aku merasa suka kepada seorang lelaki..... Bisik Arumi dalam hati.

"Arumi, kenalkan ini temanku." ucap King grogi. Arumi cuma mengangguk diam dan wanita itu juga mengangguk tidak senang. Matanya melirik tajam seperti mata pedang seolah ingin menusuk jantung Arumi.

"King, bukankah lebih enak makan bistik atau daging cincang?"

"Arumi vegetarian, jadi aku menghormati kesukaannya."

"Hemm...tidak baik mendua..." ucap Puspa sambil memasukan tahu ke mulutnya.

Tiba-tiba hape Arumi bergetar, ada notif masuk. Arumi membuka hape, ternyata dari Yanter.

[Nona, kunci mobilnya aku letakan di meja scurity. Jaga diri baik-baik nona. Selamat tinggal]. Tulis Yanter.

[Terimakasih Yanter, hati-hati dijalan] balas Arumi tanpa prasangka.

"Chat dari mana?" tanya King dengan alis berkerut.

"Dari Yanter, King maaf, aku ditunggu di rumah. Aku pulang dulu ya." kilah Arumi sambil berdiri.

"Kamu tidak boleh pulang kamu belum cerita, ntar aku antar pulang. Makan dulu." wajah King tampak sedih, tapi ia tidak berbuat sesuatu dan tetap duduk.

Arumi yang kecewa berat tidak peduli, ia tetap berdiri.

"Biarkan dia pulang, aku mampu makan tiga porsi." ucap Puspa tertawa. Giginya terlihat tajam dan bertaring panjang.

Arumi bergidik melihatnya, tapi ia tidak peduli. Semua sudah jelas. Ternyata selama ini King hanya iseng kepadanya dan yang berada disisinya adalah puspa. Wanita yang terlihat sangat dekat di hati King.

Arumi beranjak pergi, hatinya sakit. Air matanya menggenang disudut matanya. Untung tidak banyak pengunjung, ia jadi tidak malu menghapus air matanya.

Melihat Arumi pergi begitu saja, King cepat berdiri, ia mau mengejar Arumi tapi tangan Puspa menarik punggung bajunya.

"Duduk atau aku makan gadis itu." ucap Puspa menyeringai.

"Puspa tolonglah aku mencintainya, dia adalah hidupku." ucap King lirih.

"Duduklah, aku akan menghabiskan tahu ini. Kau tahu, malam ini sangat gersang. Aku cemburu dengan gadis itu. Dia begitu cantik, anggun dan mencintaimu."

"Puspa aku merasa dia jodohku, dia mau menerimaku saat aku menyamar jadi sopir taxi. Bukankah kau sudah berjanji, jika ada seorang p3r4w4n mencintaiku dalam keadaan miskin, kau akan pergi dan melepaskanku. Hampir sepuluh tahun aku menyamar, hanya gadis ini yang mau denganku."

"King, apakah kau setega itu melupakan diriku. Cintaku kepadamu seluas samudra setinggi gunung Himalaya...."

"Eleehhh...modus. Aku membayar dulu, kamu habisin makanannya."

"Oke, nanti kamu kesini lagi aku menunggumu sampai dunia kiamat." ucap Puspa sambil sibuk mengunyah tahu.

******