NovelToon NovelToon
Jingga Swastamita

Jingga Swastamita

Status: tamat
Genre:Tamat / Konflik etika / Angst / Enemy to Lovers
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: CHIBEL

Namanya Jingga Swastamita, seorang gadis yang hidup selama 19 tahun di panti asuhan.

Jingga, nama yang di berikan oleh ibu kandungnya, serta Swastamita yang memiliki arti senja. Nama yang di berikan oleh Ibu panti, karena ia ditemukan saat matahari akan kembali ke peraduannya.

Tanpa ia duga, seorang pria yang mengaku sebagai ayahnya datang menemuinya setelah bertahun-tahun lamanya dan membawanya tinggal bersama.

Dia akan hidup bersama ayah dan juga ketiga saudara laki-lakinya. Saudara yang pada kenyataannya sangat membenci kehadirannya.

Penderitannya di mulai sejak hari pertama ia menginjakkan kaki di sana. Mampukah Jingga melewati semua perlakuan buruk ketiga saudaranya? Apalagi salah satu dari mereka ternyata menginginkannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CHIBEL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13 - Kisah masa lalu

Jerry duduk termenung di kursi balkon, pandangannya menatap figura yang berada di pangkuannya. Figura yang berisi foto pernikahannya bersama sang istri--Tania.

Dia tidak akan pernah melupakan bagaimana sang istri bisa meregang nyawa dengan cara tragis seperti itu. Jika boleh jujur, ia merasa menyesal dengan keputusannya yang membawa Jingga tinggal bersamanya. Ia sangat mencintai istrinya.

Dulu tidak bergitu ceroboh karena di perbudak alkohol dan berakhir menghamili Winata.

Seorang wanita yang mana merupakan sahabat istrinya sendiri, ia tidak akan memiliki beban lain yang harus dia tanggung.

Andaikan Jingga tidak pernah ada, maka semuanya akan baik-baik saja, pikir Jerry tetapi langsung ia tepis.

Selama 23 tahun ia menutupi kebusukannya dari sang istri. Saat itu Tania tengah mengandung Jean, tiba-tiba Winata datang dan mengatakan bahwa ia sedang mengandung. Bahkan sebentar lagi wanita itu akan menikah bersama kekasihnya, tetapi rencana itu hancur sudah.

Kekasih Winata memutuskan pertunangan mereka secara sepihak karena mengetahui dirinya di hamili laki-laki lain. Selama menjalin kasih, mereka tidak pernah berhubungan badan, maka dari itu sang kekasih menjadi murka dan merasa di khianati.

Saar itu Winata merasa sangat bersalah kepada Tania, akhirnya dia lebih memilih menyembunyikan kehamilannya dan menjauh dari keluarga serta teman-temannya. Dia berjuang sendiri membesarkan anak yang berhasil ia lahirkan.

Hingga penyakit yang tidak pernah terpikirkan datang menggerogoti hatinya. Mau tidak mau akhirnya ia membawa Jingga ke panti asuhan agar ada yang merawatnya sebelum ia pergi untuk selamanya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Satu bulan sudah belalu sejak acara makrab hari itu. Jingga kembali di sibukkan dengan kuliahnya, perlakuan ketiga saudaranya masih sama seperti sebelumnya, bahkan semakin menjadi.

"Jangan lupa! setiap Ayah pergi keluar kota, semua pekerjaan rumah menjadi tugasmu!"

Jingga menghela napas berat, hari ini sang ayah akan kembali melakukan visit di IKN. Sang ayah juga mengatakan jika dia belum tau akan pulang kapan. Suatu hal yang sangat merugikan Jingga karena di tinggal sendiri bersama saudara-saudara tirinya.

"Kali ini aku akan mengawasimu, jangan pernah berpikir untuk pergi dari rumah seperti waktu itu," peringat Jason.

Jam sudah menunjukkan pukul 12 siang, tetapi Jingga baru saja selesai membersihkan halaman dan kolam renang. Jingga benar-benar di awasi ketat dan tidak di berikan waktu untuk beristirahat.

"Lelet amat sih! Ini udah siang, lo belum masak makan siang buat kita. Lo suruh kita makan batu?" sinis Jason.

Gadis itu menghela napas berat. "Kalau Kakak lupa aku juga belum makan dari pagi. Kakak pikir aku gak cepek? Aku juga butuh istirahat, Kak!"

"Banyak omong! Udah sana, masak dulu!"

Dari pagi tidak ada satupun makanan yang masuk ke mulut Jingga. Hanya air satu teguk, itupun sudah di tegur oleh Jason karena dia harus segera membersihkan rumah.

Saat ini kepalanya terasa pening, wajahnya memucat. Hanya orang gila yang membersihkan kolam renang di saat matahari sedang berada di puncaknya.

Brukk!!

Jason mengalihkan atensinya dari ponsel yang sedari tadi ia mainkan. Tak jauh darinya, Jingga sudah terkapar di pinggir kolam renang, gadis itu pingsan.

Pemuda itu berdecak kesal. Baru saja akan memanggil pelayan, ia langsung mengingat jika ia meliburkan semua pekerja di rumahnya.

"Jean!"

Jason melihat Jean yang baru saja pulang memanggil adiknya. Kolam renang terletak di samping rumah, tetapi masih bisa terlihat dari halaman depan.

"Ada apa, Kak!" tanya Jean cukup keras.. Ia baru saja akan masuk ke dalam rumah, tetapi langkahnya terhenti ketika Kakaknya memanggilnya dari samping rumah.

"Sini!" pinta Jason.

Tanpa menunggu lama, Jean melangkahkan kakinya untuk menyusul sang Kakak.

"Angkat," kata Jason ketika sudah melihat kehadiran adiknya.

Alis Jean terangkat, "Maksud, Kakak?" tanyanya tak mengerti.

"Angkat anak haram itu! Taruh aja di sofa atau lantai ruang tamu," jelasnya. Saat itu juga Jean baru menyadari jika Jingga terbaring di pinggir kolam, terlihat tak berdaya. Pemandangan yang sangat ia sukai.

Jean mendekati tubuh gadis itu dan segera membawanya ke dalam gendongan. "Kamu urus dia ya, Kakak mau pergi bentar," ucap Jason dan pergi begitu saja.

Yang lebih muda mengangguk dan segera membawa Jingga ke ruang tamu. "Mak lo yang udah di neraka itu pasti sedih lihat keadaan anaknya kayak gini," gumamnya di iringi senyum miring.

Jean meletakkan Jingga begitu saja di atas lantai, pemuda itu pergi ke dapur dan mengambil sebotol air dingin dari kulkas.

"Jalang! Bangun lo!!" ucapnya dengan keras di samping Jingga yang masih memejamkan matanya.

Telapak tangannya yang lebar menepuk-nepuk pipi gadis itu. "Bangun atau gue siram!" ucapnya lagi.

Kreek!! Byurr!

Tanpa belas kasih, Jean menuangkan air dingin dalam botol itu di atas wajah Jingga.

"Bangun jalang!! Jangan main-main sama gue!!"

Uhuk! Uhuk!

Jingga terbatuk karena air yang mamasuki hidungnya, matanya perlahan terbuka. "Gitu kek dari tadi, nyusahin. Harusnya tadi gue masukin aja ke kolam," decih Jean.

Gadis itu mencoba bangun, tangannya memegangi kepalanya yang terasa begitu nyeri. "Gak usah akting, lo kira gue bakal bersimpati gitu?" ujar Jean.

"Ada apa Kak? Kok basah gini?"

Suara Jio yang baru saja datang menginterupsi Jean, "Mau main sesuatu yang menyenangkan gak, Ji?" tawar Jean dengan senyum lebar kepada adiknya.

"Kak Jason?" balas Jio.

"Kak Jason pergi, dia gak bakalan peduli juga. Mau gak?"

Si bungsu mengangguk, Jean membisikkan sesuatu ke telinga adiknya yang mana langsung membuat pemuda itu tersenyum lebar.

Jingga menatap keduanya dengan nanar. Apa lagi yang sedang mereka rencakan? Ia hanya bisa berharap sang ayah pulang secepatnya.

Bersambung

Yang kesel sama Jerry angkat tangan ✋

Lapak komen terbuka lebar buat maki-maki keluarga Januarta

1
HiLo
ceritanya menarik
WiLsania
jalan ceritanya kek naik rollercoaster
Fatma Kodja
malang benar nasib jingga, ayo Paman Yudha bawa jingga sejauh-jauhnya agar tidak ditemukan oleh ayahnya dan juga kakak tirinya, biarkan mereka menerima karma karena akibat kesalahan ayahnya yang memperkosa ibunya hingga menghasilkan jingga dan sekarang jingga juga korban dari perkosaan saudara tiri dan juga Mario
Fatma Kodja
jahat sekali Jason sama Jean kenapa mereka tega sama jingga padahal jingga juga korban karena terlahir dari anak yang tanpa status nikah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!