Pernikahan Rere dan Haikal yang tinggal menghitung hari, terpaksa batal karena Rere diketahui hamil. Rere merasa jika dirinya menjadi korban perkosaan, tapi dia tak tahu siapa yang melakukannya karena dia dalam kondisi tidak sadar saat itu. Disaat dia hancur karena pernikahannya batal dan mengandung janin dari orang yang tidak dia kenal, Romeo datang dan menawarkan diri untuk menikahinya. Tanpa Rere tahu, jika sebenarnya, Romeo adalah orang yang telah menodainya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BATAL MENIKAH
Sudah dua hari Rere hanya mengurung diri didalam kamar. Tidak pergi bekerja dan tidak melakukan aktifitas apapun. Ditanya apa masalahnya, diam saja. Sehari hanya makan sekali, itupun jika sudah dipaksa. Sampai sampai, kedua orang tuanya dibuat khawatir, terutama mamanya.
"Apa kita telepon Haikal saja Pah. Mungkin saja dia tahu apa yang terjadi pada Rere." Jia tak bisa tinggal diam lagi. Mengambil ponsel yang ada diatas meja lalu mencari nomor kontak Haikal.
"Jangan dulu Mah." Thomas menanhannya. Firasatnya mengatakan jika ini ada hubungannya dengan Haikal. "Kita tunggu sampai besok."
Dengan terpaksa, Jia mengangguk, meletakkan kembali ponsel diatas meja lalu menyandarkan punggungnya disofa. Tak pernah sebelumnya Rere seperti ini. Dia adalah gadis periang, jika tiba tiba 2 hari mengurung diri dikamar, ini sangat mengkhawatirkan.
Tomas memijit mijit kepalanya yang terasa pusing. Jangan dikira, dia tidak memikirkan Rere. Dia juga sama, tapi tak terlalu tampak seperti istrinya.
Disaat kedua orang itu sama sama diam dengan pikiran tak karuan, terdengar suara mobil berhenti didepan rumah mereka.
"Siapa Pah?"
"Ya mana papa tahu."
Jia akhirnya kedepan saat mendengar suara ketukan pintu. Merasa penasaran dengan tamu yang datang, Tomas ikut mengekor dibelakang istrinya.
Ternyata yang datang adalah Haikal beserta ibu dan adiknya. Jia dan Tomas langsung mempersilakan mereka masuk. Feeling Jia mengatakan ada yang tidak beres disini. Tak biasanya Bu Risa tiba tiba datang tanpa pemberitahuan. Ditambah lagi ekspresi wajah mereka yang tak seperti biasanya. Mereka, ketiganya terlihat tegang.
"Tidak perlu repot repot Bu." Ujar Risa saat melihat Jia hendak masuk kedalam untuk membuatkan minuman. "Kami tidak lama."
Jia dan Tomas saling menatap penuh tanya. Perasaan mereka makin tak tenang. "Saya panggilkan Rere sebentar." Jia segera masuk kedalam untuk memanggil putrinya.
"Ini...adiknya Haikal ya?" Tanya Tomas yang memang baru melihat Romeo.
"Iya Pak, saya Romeo, adiknya Haikal." Jawab Romeo sopan. Sampai sampai Haikal dibuat heran. Bukankah kala itu, Romeo terlihat saat tak suka dengan Rere, tapi kenapa tiba tiba dia bersikap sesopan ini pada orang tuanya. Dan tadi, tanpa diajak, Romeolah yang berinisiatif ikut.
"Pantesan wajahnya mirip sekali. Sama sama tampan." Tomas ingin mencairkan suasana tegang tersebut, tapi tampaknya dia gagal. Tak ada tawa bahkan senyum sedikitpun diwajah ketiga tamunya. Padahal biasanya, Haikal sangat ramah dan banyak senyum. Tapi kali ini, calon menantunya itu hanya diam dan lebih banyak menunduk. Seperti ada hal besar yang dia pikirkan.
Tak lama kemudian, Rere keluar bersama mamanya. Tatapan mata gadis itu langsung bertemu dengan netra Haikal. Jika biasanya setelah adegan saling tatap seperti itu, mereka akan sama sama tersenyum malu malu, tapi beda dengan sekarang. Haikal langsung membuang pandangannya. Pria itu sedang memantapkan hati saat ini. Dia tak ingin goyah karena cinta yang masih ada dihatinya untuk Rere.
Tomas menggeser tubuhnya, memberikan tempat untuk Rere dan istrinya duduk.
"Maaf, kalau boleh tahu, apa ada kepentingan mendesak hingga Bu Risa datang kesini tanpa memberi tahu terlebih dahulu?" tanya Tomas.
Bu Risa memegang tangan Haikal. Keduanya saling bertatapan, dan setelah Haikal menganggukkan kepala, Bu Risa akhirnya buka suara.
"Kedatangan kami kesini." Ucapan Bu Risa terjeda. Sejujurnya dia juga berat mengatakan ini. Terlebih saat melihat Rere, gadis yang amat sangat ingin dia jadikan mantu. "Ingin membatalkan pernikahan Haikal dan Renata."
Deg
Jantung Jia rasanya seperti mau copot, begitupun dengan Tomas. Kalimat tadi terdengar seperti petir bagi keduanya. Disaat semuanya sudah siap, undangan juga sudah tersebar, mereka meminta batal? Ini sangat tidak lucu.
"Apa maksudnya ini?" Jia tak tahan untuk tak bersuara. Dia menggenggam erat tangan putrinya. Dia yakin Rere lebih terpukul daripada dia dan suaminya. Karena dimana mana, jika ada pernikahan yang batal, pihak wanita akan lebih malu.
"Maaf, tapi rencana pernikahan ini memang tak bisa dan tak sepatutnya dilanjutkan," jawab Bu Risa.
"Tapi apa alasannya Bu?" Tomas sampai berdiri, dia mulai emosi saat ini. Pernikahan yang tinggal seminggu lagi tiba tiba dibatalkan, jelas dia tak terima. Hal seperti ini sangat memalukan. Bagaimana dia harus menjelaskan pada saudara, teman dan tetangga mereka, yang jelas jelas sudah mendapatkan undangan.
Diam diam, Remeo menatap Rere. Dadanya terasa sesak melihat wajah sembab dan pucat pasi gadis itu. Air mata membasahi Rere, dan penyebab utamanya, adalah dia.
"Apa Rere belum cerita?" Tanya Bu Risa sambil menatap Rere yang hanya diam. Meski menunduk, dia tahu gadis itu sedang menangis saat ini. Bahunya tampak terguncang.
"Ada apa ini Re?" Jia bertanya selembut mungkin pada putrinya. Inikah alasan putrinya itu mengurung diri dikamar?
"Rere hamil." Bukan Rere yang menjawab, melainkan Haikal. "Dan itu bukan anak saya."
Kalimat kedua itu mampu membuat kaki Tomas seketika lemas. Dia menjatuhkan bobot tubuhnya disofa sambil mencengkeram pinggiran sofa.
Jia menatap Rere tak percaya. "Ini bohongkan? Kamu gak mungkin hamilkan sayang?"
Bukan jawaban yang diterima oleh Jia, melaikan tangis Rere yang makin pecah. Wanita mana yang tidak terpukul dengan kehamilan ijaib ini, tiba tiba dan tidak tahu siapa ayahnya. Ditambah lagi pernikahannya resmi dibatalkan oleh Haikal, makin sempurna penderitaannya.
"Re, jawab sayang. Bilang sama mama jika ini tidak benar."
"Jawab Rere, jawab." Teriak Jia yang kehabisan kesabaran karena Rere hanya diam.
Melihat kondisi yang mulai panas, Bu Risa memilih undur diri. "Sepertinya, urusan kami disini sudah selesai. Kami ingin pamit undur diri."
Tak ada yang menjawab pamit itu, Tomas maupun Jia masih sangat syok dengan kenyataan ini. Akhirnya tanpa bersalaman atau diantar kedepan, Haikal dan keluarganya pulang.
Romeo menghentikan langkahnya saat didepan pintu. Dia menoleh untuk melihat Rere. Hampir saja air matanya meleleh melihat gadis tak bersalah itu, menjadi korban ulahnya dan Gina.
Tomas berdiri menatap Rere tajam dengan kedua tangan mengepal.
"Katakan, siapa yang melakukannya? Siapa ayah janin dalam kandunganmu?"
Rere hanya menjawab dengan gelengan kepala, karena dia memang tidak tahu siapa ayahnya.
"Jawab!" Teriakan Tomas itu sampai terdengar hingga halaman. Membuat Romeo yang hendak membuka pintu mobil, mengurungkan niatnya.
Sementara didalam rumah, Jia dan Rere sama sama menangis. "Jawab Re, katakan pada kami, siapa yang menghamilimu?" Untuk kesekian kalinya, Jia bertanya.
"Aku tidak tahu Mah," lirih Rere.
"Apa kau bilang?" Tomas menarik lengan Rere kasar hingga wanita itu berdiri tepat dihadapannya.
"Semua sudah terungkap Re. Jujur, katakan siapa yang menghamilimu?" Masih dengan nada lembut, Jia berusaha membujuk.
"Katakan pada Papa, siapa yang telah menghamilimu?" Tekan Tomas sambil mencengkeram lengan Rere. Gadis itu sampai gemetaran dan meringis kesakitan.
"Aku tidak tahu Pah."
Brakkk
Tomas yang emosi menendang meja hingga roboh. Tangannya sudah terangkat, hampir saja menampar Rere jika dia tak melampiaskan kemarahannya pada meja.
Mendengar suara itu, Romeo seketika berbalik menatap pintu rumah Rere yang masih terbuka. Dia harus kembali untuk menolong Rere. Tapi baru selangkah, Bu Risa memanggilnya.
"Romeo mau kemana? Cepat masuk mobil, itu bukan urusan kita," dia memperingatkan.
"Tapi Bu."
"Masuk."
Romeo menghela nafas lalu masuk kedalam mobil.
selamat meo n rere 💐🤗
momen yg dinanti reader, pengakuan Romeo, dan akhir cerita kisah Romeo nd Rere /Slight/
deg-degan juga menuggu momen itu 🙁