"Aku mencintai Akselia Hanum tidak perduli dia berasal dari garis keturunan siapa, aku berjanji akan membawa cintaku hingga ke surga untuknya, aku akan menjaga dan melindunginya, aku akan berada disisinya walau apapun yang terjadi" gumam Aksara Banyu seraya menatap lirih wanita berbalut kebaya putih yang nampak menangis ditengah para tamu undangan pernikahannya. Acara pernikahan yang seharusnya berlangsung sakral dan meriah itu berubah menjadi bencana untuk keluarga besar seorang pengusaha besar Arman Hamdi, saat calon mempelai pria memutuskan membatalkan pernikahan itu sesaat sebelum ijab qabul dilaksanakan, Dirga Grahana sang calon suami Akselia Hanum memilih mundur dari pernikahan itu setelah mendengar nama asli dari Ayah kandung Akselia Hanum.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon snow white, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 22
Aksara hanya diam membisu,mencoba mencerna maksud perkataan Akselia. Aksara hanya memandang wajah Akselia.
"Mas Aksara,dengar gak?" ucap Akselia lagi
"Kemana kita akan pergi?" tanya Aksara kemudian
"Kemana saja Mas,nafasku terasa sesak ditempat ini" ucap Akselia
"Baiklah,ganti baju mu dulu,sebentar saya kembali kesini" ucap Aksara lagi
Akselia hanya mengaguk pelan lalu melangkah masuk ke kamarnya. sedangkan Aksara melangkah menuju kamar Pak Arman.
Melihat Akselia datang kembali,Alanna langsung memeluknya erat.
"Ya ampun Sel,kamu dari mana saja? aku khawatir Sel" ucap Alanna
"Bantu saya melepas pakaian ini Lan,saya capek" lirih Akselia
"Ohhh... oke,ayo aku bantuin" ucap Alanna seraya perlahan melepas terlebih dahulu jilbab Akselia
Setelah kebaya itu lepas,Akselia melangkah menuju kamar mandi, berdiri dibawah shower membiarkan air dingin itu membasahi tubuhnya. lalu melangkah kearah westafel meraih tissu basah dan mulai membersihkan wajahnya.
Kepalanya terasa berdenyut. tatapannya dingin menatap pantulan wajahnya dicermin yang nampak pucat setelah riasannya bersih.
"Akselia Hanum Hamdi,iya itu kamu,kamu kuat, kamu pasti bisa" gumamnya seraya menyisir rambut basahnya
Setelah itu,dia kembali menangis tanpa suara, hanya air matanya yang menetes.
Aksara kembali ke kamar Pak Arman.
"Assalamualaikum Pak,ijinkan saya masuk lagi" ucap Aksara
"Wa'alaikumussalam... Masuklah Aksara" ucap Pak Arman perlahan
Pak Arman nampak duduk di sofa seraya memegang Al'quran. wajahnya masih terlihat lelah ibu Masyitah tidak terlihat di ruangan itu lagi.
"Ibu sedang tidur didalam" ucap Pak Arman seolah mengerti arti tatapan mata Aksara
Aksara hanya mengaguk. lalu duduk di sofa di hadapan Pak Arman
"Pak,apakah kita perlu mengutus seseorang untuk ke rumah keluarga Pak Ibrahim Wijaya,mereka perlu menjelaskan semua ini,mereka sudah menghina Bapak dan Ibu,serta menyakiti Akselia Pak" ucap Aksara dengan nada gusar
Mendengar itu Pak Arman hanya tersenyum tipis.
"Semua yang terjadi atas kehendak Allah Aksara, kita tidak bisa menolak atau menghapus garis takdir ini,tidak perlu meminta penjelasan dari keluarga mereka,mereka yang mencampakkan kita,maka kita tidak perlu lagi berurusan dengan mereka,jangan buang energimu, cukup fokus terhadap Akselia, Akselia lah yang paling tersakiti dalam hal ini,Bapak yakin saat ini pasti Akselia sedang menangis,terlalu lama Akselia menanggung beban sebagai anak angkat kami, kami merasa bersalah kepada Akselia" ucap Pak Arman dengan tatapan menerawang.
Aksara hanya menarik nafas panjang.
"Akselia meminta saya mengantarnya pergi ke suatu tempat,dia meminta kemana pun asal tidak disini" ucap Aksara
Pak Arman menatap Aksara sejenak.
"Kemana kau akan membawanya?" tanya Pak Arman
"Hhhmmm... saya akan membawanya ke Tasikmalaya Pak jika Bapak mengizinkan saya" ucap Aksara lagi
"Tapi kau harus berjanji untuk menjaganya Aksara" suara parau ibu Masyitah yang tiba-tiba muncul.
"In shaa Allah bu,saya akan menjaganya" ucap Aksara
"Kami percaya kepada mu Aksara" ucap Pak Arman seraya memegang bahu Aksara erat
Aksara pun kembali ke kamar Akselia. mengetuk pintu. Alanna membuka pintu.
"Dimana Akselia?" tanya Aksara
"Masuk dulu,dia di kamar mandi sepertinya masih menangis" ucap Alanna
Aksara pun melangkah masuk dan duduk di sofa. diikuti Alanna.
"Tolong mba Alanna bantu adik saya Arazka untuk menyelesaikan urusan di hotel ini nanti,saya dan Akselia akan pergi dulu" ucap Aksara
"Oke,memang sebaiknya Akselia pergi sementara, dan usahakan ponselnya tetap nonaktif ya, sekarang digrup sekolah kami sedang ribut-ributnya tentang pembatalan pernikahan ini" ucap Alanna seraya menyerahkan ponsel Akselia
"Oke" jawab Aksara singkat seraya meraih ponsel Akselia itu
Aksara segera mengirim pesan buat sang adik Gendis untuk mempersiapkan pakaiannya untuk persiapan di Tasikmalaya.
Tiga puluh menit kemudian Akselia pun keluar kamar mandi dengan pakaian serba hitam wajahnya masih terlihat sembab dengan mata yang bengkak.
"Sudah selesai?" tanya Alanna
"Sudah,Mas Aksara kemana?" tanya Akselia
"Tuh orangnya dah siap nungguin dari tadi" ucap Alanna seraya menunjuk kearah ruang tamu
Akselia pun melangkah keluar
"Mas Aksara" panggilnya
"Sudah siap? kalau sudah sebaiknya kita menemui Pak Arman dan ibu Masyitah dulu sebelum pergi" ucap Aksara
Akselia hanya mengaguk pelan.
"Lan,saya pergi dulu,terimakasih atas semuanya ya" ucap Akselia seraya memeluk sahabatnya itu
"Ya Tuhan Sel,kamu bakal baik-baik saja kok, yang kuat dan sabar ya,aku tungguin kamu pulang ya" ucap Alanna
Mata Akselia kembali berkaca-kaca.
"Sudah,don't cry baby,cause everything can a be oke" ucap Alanna lagi
Akselia hanya mengaguk.
"Oh ya ini tas berisi keperluan mu nanti,sudah aku siapkan,oke,nikmati waktu mu Sel" ucap Alanna lagi
Sekali lagi Akselia hanya mengaguk.
Aksara dan Akselia pun melangkah menuju kamar Pak Arman.
"Assalamualaikum Pa" ucap Akselia dengan suara tergetar
"Wa'alaikumussalam Nak" ucap Pak Arman berusaha menguasai emosinya
"Akselia anakku" ucap ibu Masyitah seraya memeluk Akselia erat
Mereka pun menangis haru. tidak ada kata terucap.
"Maafkan kami Nak" ucap ibu Masyitah akhirnya
"Maafkan Akselia juga Ma" ucap Akselia
"Sudah banyak beban yang harus kau bawa untuk menjadi putri kami Akselia" ucap ibu Masyitah
"Maafkan Papa dan Mama ya" ucap Pak Arman
"Akselia yang seharusnya minta maaf Pa,sudah membuat keluarga kita malu Pa" ucap Akselia
"Tidak sayang" ucap Pak Arman lagi
"Akselia minta ijin untuk pergi sejenak ya Pa,ya Ma" ucap Akselia
Ibu Masyitah hanya mengaguk pelan seraya mengusap kepala sang putri tercinta.
Setelah memeluk kedua orangtuanya, Akselia pun melangkah keluar kamar dan diikuti Aksara
"Jaga Akselia baik-baik ya" ucap Pak Arman kepada Aksara
"In shaa Allah Pak" ucap Aksara lagi
Mereka pun menuju mobil. tidak ada kata yang terucap dari mulut Akselia dan Aksara. mereka diam membisu. hening dan dingin suasana di mobil. sebelum melanjutkan perjalanan Aksara sempat singgah untuk mengambil perlengkapannya di apartemennya.
"Aa pulang ke Tasikmalaya dulu ya,kalian baik-baik disini ya,nanti Arazka datang menemani kalian jika urusannya sudah selesai ya" ucap Aksara kepada kedua adiknya itu
"Baik Aa,Aa hati-hati ya,salam buat bapak sama ibu ya Aa" ucap Gendis
"Hati Aa" ucap Gianna pula
"Oke" jawab Aksara singkat
Didalam mobil nampak Akselia sedang tertidur pulas. jam menunjukkan pukul lima sore saat mobil mereka mulai meninggalkan kota Jakarta.
Hotel H*lt*n, kamar Dirga
Setelah bermain-main entah berapa ronde, Annira pun terbangun dari tidur lelapnya. tubuhnya terasa remuk dan dia merasakan sakit yang luar biasa di area k*w*n*t**nny*, dia berusaha duduk, dengan meringis menahan sakit,nampak percikan darah di seprei dan selimut. ditatapnya Dirga yang nampak tertidur lelap tanpa sehelai baju di badannya.
Annira meraih ponselnya dan mengambil foto mereka tanpa busana itu dengan tersenyum. tak lupa beberapa potongan video mereka berhasil dia simpan di memori ponselnya.
"Kau akan menjadi milikku Mas Dirga" bisiknya di telinga Dirga lalu kembali mengecup bibir Dirga sebelum bangkit dari tempat tidur
Malam menjelang. terdengar adzan maghrib berkumandang. Aksara menepikan mobilnya di rest area. Akselia masih tertidur pulas.
"Mba Akselia... mba Akselia... bangun" ucap Aksara pelan
Akselia nampak menggeliat sejenak lalu membuka matanya perlahan-lahan.
"Dimana kita Mas?" tanya Akselia dengan suara paraunya
"Kita ada di rest area ini,kita shalat maghrib dulu ya,abis itu makan baru lanjutkan perjalanan lagi" ucap Aksara
"Oke" jawab Akselia
Setelah shalat mereka pun memesan makanan.
"Mba Akselia mau makan apa?" tanya Aksara
"Terserah apa aja Mas" jawab Akselia lesu
Aksara pun menarik nafas panjang. sesaat kemudian datang lah dua mangkok soto ayam yang masih panas.
"Ayo dimakan pelan-pelan ya,masih panas ini" ucap Aksara
"Ya" jawab Akselia singkat seraya mulai meniup makanan itu
"Mas kita ada dimana sekarang,kok tempat makan ini serasa asing sih,terus jalanan didepan itu kok seperti bukan jalanan di Jakarta ya?" ucap Akselia seraya celingukan
Aksara meminum airnya lalu menatap Akselia sejenak.
"Kita sekarang berada di rest area arah Jakarta ke Tasikmalaya" jawab Aksara
"Astaghfirullah Mas... kok jauh sekali Mas" ucap Akselia terkaget
Mendengar itu Aksara menatap Akselia tajam seraya mengerutkan keningnya.
bahagia deh tasikmalaya disebut sebut dlm novel ini. karna aku berasal dari tasik Malaya. pencinta novel di aplikasi ini