NovelToon NovelToon
Penghangat Ranjang Mafia

Penghangat Ranjang Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:19k
Nilai: 5
Nama Author: Lusica Jung 2

Jessica, seorang korban broken home yang terjebak dalam labirin kehidupan yang keras, dipaksa menjadi kuat oleh situasi, keluarganya yang retak. Dia memegang peranan sebagai tulang punggung keluarga untuk menyokong adik dan neneknya yang sakit-sakitan. Namun, dalam perjuangannya, Jessica terperangkap dalam dunia gelap yang tak pernah dikenalnya sebelumnya, dia harus terjerat dalam lingkaran pellacuran.

Di tengah kehidupannya yang rumit, dia bertemu dengan Zayne, seorang pria misterius di sebuah klub malam, yang membawanya masuk ke dalam pusaran kekacauan yang lebih dalam. Di tengah badai itu, Jessica dihadapkan pada pilihan sulit: bertahan atau menyerah.

"Jangan coba-coba untuk kabur dariku. Ingatlah, Jessica, kau hanya milikku!" (Zayne Zhang)

"Aku bukanlah mainanmu. Kau tak bisa mengendalikanku hanya karena sudah membayarku di atas ranjang!" (Jessica)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sama-Sama Bajiingan

Tanpa takut sedikitpun, Jessica turun dari mobil Zayne lalu menghampiri Leon. Tanpa basa-basi Jessica mengangkat tangannya dan menampar pipi Leon dengan keras.

Leon terkejut saat merasakan tamparan keras di pipinya. Matanya membulat dan dia menatap Jessica dengan terkejut. "Kakak? Apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya, masih terguncang oleh kejutan.

Jessica menatapnya dengan tajam. "Apa yang aku lakukan di sini? Aku seharusnya yang bertanya padamu! Apa yang kau lakukan dengan merampok mobil Zayne?" desisnya, suaranya penuh kemarahan dan kekecewaan.

Leon menelan ludah. "Kak, dengarlah, aku..."

"Tidak perlu penjelasanmu!" potong Jessica dengan tegas. "Kau benar-benar mengecewakan, Leon. Aku tidak akan pernah membela tindakan kriminalmu. Dan kau tahu apa? Aku sangat kecewa padamu!"

Leon terdiam, tidak bisa berkata apa-apa. Tatapan Jessica yang penuh kekecewaan membuatnya merasa bersalah dan menyesal atas perbuatannya. Tapi sayangnya semua itu sudah tertutup oleh amarah. Leon mengepalkan tangannya.

"INI SEMUA KARNA DIRIMU YANG TIDAK BECUS, KAKAK!! JIKA SAJA KAU BISA MEMBERIKAN KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK PADAKU, PASTI AKU TIDAK AKAN MENJADI SEPERTI INI! AKU BOSAN MISKIN, AKU BOSAN DENGAN HIDUP YANG AKU JALANI SELAMA INI!!" teriak Leon penuh emosi.

PLAKKK...

Tamparan keras kembali mendarat mulus di pipi Leon. "Kau... Dan ibumu sama saja, sama-sama bajingan!!" teriak Jessica secara tidak sengaja. Tanpa sadar, dia mengatakan kalimat yang seharusnya tidak ia katakan.

"Ma.. Maksudmu apa?" Tanya Leon dengan suara terbata-bata.

Jessica terdiam seolah-olah menyesali apa yang baru dia katakan. Wanita itu mengepalkan tangannya, menarik nafas panjang, lalu menghela perlahan.

"Karena sudah terlanjur mengatakannya, jadi aku tidak memiliki alasan lagi untuk menutupi kebenaran itu darimu. Kau... Bukanlah adik kandungku, melainkan anak wanita sialan itu. Karena ibumu, keluargaku hancur dan berantakan. Orang tuaku bercerai, jika bukan karena nenek yang berbaik hati mau menampungmu, mungkin saja kau sudah menjadi santapan anjing liar diluar sana."

Jleder...

Mata Leon membulat sempurna mendengar apa yang baru saja Jessica sampaikan."Ka..kau pasti bercanda kan? Itu PASTI TIDAK BENAR!!" teriak Leon diakhir ucapannya.

"Tidak, Leon. Aku tidak bercanda," ujar Jessica dengan nada tajam dan sinis. "Itu adalah kenyataan yang harus kau terima. Ibumu adalah seorang wanita yang membuat hidupku dan keluargaku hancur. Aku sudah muak menyembunyikan kebenaran darimu. Sudah waktunya kau tahu."

Leon menggeleng kuat. Dia mencoba menepis semua kebenaran yang baru saja Jessica katakan, Leon tidak percaya. "Tidak mungkin, kau pasti bercanda. Kau hanya berbohong. I...itu pasti tidak benar."

Jessica menatap Leon dengan dingin. "Apa yang kukatakan adalah kenyataan, Leon. Kau harus berani menghadapinya. Kau tidak akan bisa mengubah fakta bahwa ibumu adalah wanita yang telah merusak hidupku dan keluargaku. Sekarang waktunya untukmu menerima kenyataan itu."

Leon terkejut dan terdiam, tetapi kemudian ekspresinya berubah menjadi penuh kemarahan ketika menatap kakaknya. "CUKUP JESSICA, CUKUP!! JANGAN BICARA LAGI!!" teriaknya, mencoba menyerang Jessica, tapi Zayne menghentikannya. Tubuh Leon terhempas ke aspal setelah mendapatkan tendangan telak pada ulu hatinya.

"Sialan!! Berani sekali kau menghalangiku!!" Teriak Leon, meronta kesakitan.

"Jangan coba-coba menyentuhnya apalagi menyakitinya, karena aku tidak akan ragu untuk mematahkan kaki dan tanganmu," ancam Zayne sambil menatap Leon dengan tajam. "Jessica, ayo pergi," lanjutnya, merangkul bahu Jessica dan membawanya menjauh dari tempat itu.

.

.

Zayne menghentikan mobilnya. Dia melihat Jessica yang terdiam sejak tadi, tanpa sepatah kata pun. Melihat wajahnya yang sedih, entah mengapa hati Zayne terasa sesak. Tanpa berkata apa-apa, dia meraih lengan Jessica dan memeluknya.

"Kalau kamu ingin menangis, biarkan saja. Tak perlu ditahan," ujarnya pelan.

Jessica merasakan kehangatan pelukan Zayne, dan tanpa bisa menahan lagi, dia menangis tersedu-sedu di dalam pelukan pria itu. Semua kesedihan dan kekecewaan yang telah dia pendam selama bertahun-tahun, akhirnya keluar dengan derasnya.

Zayne membiarkan Jessica menumpahkan semua rasa itu, sambil memeluknya dengan erat sebagai bentuk dukungan. Dia tau betapa beratnya beban yang Jessica pikul, dan Zayne sangat salut padanya karena Jessica bisa begitu kuat menghadapi semua cobaan dalam hidupnya.

"Kau tahu, kadang aku merasa seperti terdampar di tengah samudera kehidupan," ucap Jessica dengan suara parau.

"Ya, hidup memang seperti gelombang yang tak terduga. Tapi, kita harus tetap berpegang pada kemampuan kita untuk berlayar melaluinya," jawab Zayne dengan bijaksana.

"Aku hanya ingin menemukan tempat yang tenang, di mana aku bisa beristirahat sejenak dari semua kekacauan ini," tutur Jessica, matanya memancarkan rasa lelah yang mendalam.

"Mungkin, tempat itu bukan hanya di luar sana, tapi juga di dalam dirimu sendiri," kata Zayne sambil menatap Jessica dengan penuh pengertian. Tatapannya yang biasanya dingin dan tajam kini melembut.

"Bagaimana aku bisa menemukan ketenangan di dalam diriku sendiri, jika segalanya terasa begitu kacau?" Jessica menatap Zayne, mencari jawaban yang mungkin tidak pernah dia temukan sebelumnya.

"Ketenangan bukanlah tentang tidak adanya kekacauan, tapi tentang bagaimana kita menanggapi dan menghadapinya. Terkadang, membiarkan diri kita merasakan semua emosi yang ada bisa menjadi langkah pertama menuju kedamaian," jawab Zayne, mencoba memberikan pengertian pada Jessica.

Jessica mengangguk, merenungkan kata-kata Zayne. "Mungkin kau benar," ucapnya pelan, seperti menemukan sedikit cahaya di tengah kegelapan yang mengelilinginya.

Mereka saling menatap selama beberapa detik. Zayne mendekatkan wajahnya lalu mencium bibir Jessica. Bukan ciuman panjang yang mengairahkan, melainkan ciuman singkat namun berkesan.

Setelah ciuman singkat itu, Jessica menatap mata Zayne dengan tatapan campuran antara kebingungan dan kelegaan. "Apa yang kau lakukan?" tanyanya dengan suara pelan, mencari pemahaman.

Zayne tersenyum lembut. "Hanya ingin membuatmu merasa lebih baik," jawabnya sederhana, tanpa keharuan yang berlebihan.

Jessica mengangguk, tersentuh oleh tindakan Zayne. "Terima kasih," ucapnya dengan hangat, merasakan sedikit lega di tengah semua kekacauan yang sedang dia alami.

"Jika adikmu masih berani berulah, biar aku saja yang memberinya pelajaran." Ucap Zayne lalu menghidupkan kembali mesin mobilnya. Itu kembali melaju di jalanan yang kosong dan legang.

Jessica menatap Zayne dengan pandangan campuran antara terkejut dan terharu. "Tidak perlu, Zayne. Aku akan menanganinya sendiri," katanya dengan tegas, meskipun terdengar ragu.

Zayne mengangguk mengerti, memahami keinginan Jessica untuk menyelesaikan masalah itu sendiri. "Baiklah, jika itu yang kau inginkan. Tapi jika kau butuh bantuan, aku selalu ada," ucapnya dengan penuh perhatian.

Jessica tersenyum mendengar tawaran Zayne. "Aku mengerti. Terima kasih, Zayne. Aku akan mengingat itu," ucapnya dengan tulus, merasa lega bahwa ada seseorang yang peduli dengannya.

Jessica merasakan kehangatan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya, Zayne yang biasanya dingin dan menyebalkan menunjukkan sisi dirinya yang lain. Yang tidak pernah dia tunjukkan pada siapapun.

🌺🌺🌺

BERSAMBUNG

1
sella surya amanda
lanjut
Radya Arynda
menikah saja zayne dengan jessica,,,,biar kalian selalu ber sama....jangan ke duluan orang lain lho nanti nyesel
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Bunda HB
Lho....lho...lho...mba thor udh tamat to piye iki...tulisan tamat
Ellnara: gak kak, masih lanjut kok. Ini lagi nulis buat bab barunya
total 1 replies
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Bunda HB
Lama gk update kak thor,tk pikir udah END..😃
Ellnara: belum kak, masih lama . lagi sibuk aja sama si bocil
total 1 replies
yumna
sabr ya daniel ga boleh kecewa ya....
Sumawita
zayne kamu harus bisa mw jaga jesica sama Daniel, jngan sampai kamu lemah zayne,,
yumna
kau mnkn mulai mencintai jesi zayn
sella surya amanda
lanjut
Sumawita
mereka pantas mati
Radya Arynda
mantap,,,,benalu busuk seperti mereka memang pantas mendapat kan nya....semangaat jesica
sella surya amanda
lanjut
yumna
owh jadi selma nih nnek maria cuma akting....kashn kmu jes...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!