NovelToon NovelToon
Lily ( From The Hill To The Valley)

Lily ( From The Hill To The Valley)

Status: sedang berlangsung
Genre:cintamanis / Selingkuh / Cinta Seiring Waktu / Office Romance
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Meg Yorah

Lily, gadis muda yang menjadi tulang punggung keluarga. Lily adalah anak kedua dari keluarga Brown, seorang pengusaha yang bangkrut dan meninggal dalam kecelakaan mobil bersama sang istri. Tidak ada harta yang ditinggalkan. Semua dijual untuk menutupi utang perusahaan. Nyonya Hannah, nenek Lily adalah wanita yang tidak bisa menerima keadaan. Dia tetap merasa kaya walau harus mengontrak di kawasan kumuh di pinggiran ibu kota. Begitu juga kakak Lily, Amber Rose yang tidak bisa melepaskan kehidupan hedon masa remajanya. Dia melakukan apa saja demi uang walau itu salah. Lily berjuang sendiri menghidupi keluarganya dengan cara halal. Adik Lily dan Rose, Corey yang masih SMA bisa dibilang berandalan. Tapi dia sangat menyayangi dan menghormati Lily walau sering membuat masalah yang membuat pusing keluarga itu.

Lily jatuh cinta pada Jared Watson, anak pengusaha kaya yang ternyata hanya memanfaatkan Lily sebagai bahan taruhan. Bagaimana akhir kisah Lily? Kita ikuti bersama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meg Yorah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cemburu dan Curiga

Pertemuan Antoinne dengan Jared yang ditemani Brian dan Sheila adalah makan siang biasa.

Tapi mereka memang mengobrol ringan masalah kerjasama kedua belah pihak. Walau mereka bukan orang lain, tetap saja segala sesuatunya harus berjalan sesuai dengan prosedur.

Iseng Jared bertanya tentang sekretaris baru sang ipar. Dia sengaja berbicara dengan Bahasa Perancis agar Sheila tidak paham apa yang mereka bicarakan. Gadis itu terlalu berisik dan suka ikut campur.

"Udah ketemu gantinya Marissa?"

"Udah. Dan kamu bakalan kaget kalau tau siapa orangnya." kata Antoinne sambil terus menikmati gado-gado, makanan Indonesia favoritnya.

"Oh ya, emang siapa?"

"Kamu inget gadis muda yang warna matanya biru dulu itu, yang nyelametin Ma Chérie."

"Aku nggak inget." jawab Jared. Brian geleng-geleng kepala melihat kelakuan sahabatnya itu.

"Kamu bahkan minta dia jadi penjamin kalau ada apa-apa dengan Amélie waktu itu."

"Ahhh...dia."

"Ya. Gadis itu."

"Kamu tahu nggak, dia itu kan bekas office girl?"

"Tahu, kok. Mama waktu itu pernah cerita."

"Kok kamu terima. Apa kamu yakin dia mampu?"

"Jelas dia mampu. Kalau enggak, nggak mungkin aku terima, kan?"

"Kamu nggak ada affair ma dia kan?"

Pertanyaan Jared berhasil membuat Antoinne menghentikan aktifitas makan yang dari tadi dilakukannya. Begitu juga Brian yang langsung menatapnya tajam. Sedang Sheila yang tidak mengerti bahasa Perancis dan tidak tertarik akan pembahasan kedua orang itu sebelumnya, langsung mengangkat telinganya mendengar kata affair.

"Are you crazy?"

Reaksi Antoinne memang agak berlebihan. Dan hal ini malah menimbulkan kecurigaan pada diri Jared.

"Jared, dengar. Kamu sudah kelewatan. Baik menuduhku ataupun Miss Brown, itu hal yang samasekali seharusnya nggak kamu lakuin."

Antoinne menghela napas.

"Aku bahkan baru ketemu lagi ma dia hari setelah sekian lama." jelas Antoinne.

Well, Antoinne bukanlah orang suci. Dia mempunyai Amber Rose tapi ketika gadis baik-baik seperti Lily dituduh tidak benar, dia merasa wajib membela sekretaris barunya itu.

Jared hanya mengendikkan bahu.

"Okay, sorry then." kata Jared yang jelas tidak ikhlas dengan permintaan maaf itu.

Antoinne menggelengkan kepalanya sedang Brian terlihat sangat marah dan ingin membuat perhitungan dengan Jared setelah ini.

"Kalian ngomongin apa sih? Siapa yang affair?"

Para pria itu tidak ada yang menjawab samasekali. Mereka hanya melirik sebal pada gadis itu. Dan Sheila merasa dirinya direndahkan hanya karena tidak ada yang menanggapinya. Dia kesal setengah mati.

Setelah makan siang mereka kembali ke kantor keluarga Watson. Sepanjang perjalanan Sheila terus saja mengomel membuat Jared jengkel.

Jared mengerem secara mendadak, membuat Sheila nyaris terantuk dashboard dan Brian terbentur kursi di depannya.

"Ihhh, Honey. Kamu kok tiba-tiba ngerem sih. Ntar kalau kepala aku benjol gimana?"

"Can you just shut your mouth up?" tanya Jared kasar.

Sheila yang dibentak seperti itu hanya diam. Tidak menjawab. Air matanya menetes.

Jared dan Brian pura-pura tidak melihat.

Sebenarnya Brian kasihan pada Sheila. Tapi gadis itu kadang memang harus diberi pelajaran.

Kalau Jared, jangan tanya. Dia tidak memiliki sedikitpun rasa simpati pada tunangannya sendiri.

Kalau bukan karena orang tuanya, Jared sudah meninggalkan Sheila sejak lama.

"Hapus air mata kamu. Poles lagi riasan kamu. Aku nggak mau orang-orang kantor mikir macem-macem ngeliat mata kamu sembab kayak gitu." perintah Jared.

Sheila tidak menjawab apapun selain menuruti perintah Jared.

Setibanya di kantor, Jared menyuruh Sheila untuk beristirahat dan jangan masuk ke ruangannya.

"Tapi kan aku sekretaris kamu, Hon."

"Kamu kalau mau jadi sekretaris bertindak yang professional. Pisahkan hubungan pribadi kita dengan hubungan antara boss dengan karyawannya. Kalau kamu nggak bisa, aku pastiin kamu nggak bakal jadi sekretaris aku lagi. Sekarang sana, kamu pergi kemana dulu kek. Yang jelas jangan masuk ruangan aku."

Sheila mendengus. Dia meninggalkan kantor sambil menggerutu.

"Apaan, disuruh misahin urusan pribadi ma urusan kantor. Lah ini aja gue malah disuruh pergi padahal lagi jam kantor. Ahhh tapi nggak apa-apa. Gue bisa shopping dulu. Daripada stress."

Sheila memutuskan jalan-jalan ke pusat perbelanjaan untuk menyenangkan dirinya.

Di ruangannya, Jared terlihat uring-uringan. Brian sampai dibuat heran oleh tingkahnya.

"Kamu kenapa, Bro. Masih kepikiran Lily."

"Hah..kepikiran siapa? Ngapain aku kepikiran dia. Jangan ngacau deh."

Brian tersenyum. Jared bukanlah pria berperasaan. Dia tidak ragu membuat orang sakit hati bahkan hanya dengan sikap sinis yang ditunjukannya pada orang-orang yang tidak disukainya.

Jared adalah orang yang tidak bisa dinasihati. Hanya ibunyalah yang bisa membuatnya luluh. Sedang dengan sang ayah, hubungannya bisa dikatakan tidak terlalu baik.

Jared juga tidak punya banyak teman. Hampir tidak punya malah. Hanya Brian yang bisa bertahan di sampingnya. Juga Sheila, gadis pilihan orangtuanya. Walau selalu dibuat menangis oleh Jared, gadis malang sekaligus menyebalkan itu tetap berdiri tegak bagai karang disamping Jared.

"Kamu cemburu ya?"

"What did you say? Cemburu sama Numa dan Brown? Buat apa? Hahaha."

"I'm not saying anything about Numa and Brown, though." kata Brian sambil tertawa dan membuat Jared menyadari ada yang salah dari ucapannya barusan.

"Shut the f*** up." umpat Jared sambil melirik Brian tajam.

Brian memang menyukai Lily. Tapi dia tidak yakin itu cinta. Hanya saja Brian merasa, Jared juga tertarik pada gadis itu. Bukan untuk bahan taruhan seperti yang di ucapkan Jared dulu. Kecemburuan dan kecurigaan Jared yang tidak beralasan membuat Brian yakin, Jared melibatkan hatinya kali ini.

1
Ratna Shinta Dewi
jangan makan daging rendang nenek, gak baik buat nenek2, buat saya aja xixixi
Meg Yorah: Hehehe... Makasih komentarnya, Kak. Alhamdulillah, ini komentar pertama yang saya dapat. Tolong terus dukung saya ya, Kak. Terimakasih.
total 1 replies
Ratna Shinta Dewi
warga kok baik bgt sih, masak ada tetangga begitu 🥺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!