🏆Juara Satu Fiksi Modern Jalur Kreatif
Bagaimana jadinya, jika seorang pemuda yang baru berusia 18 tahun, harus di penjara hingga 12 tahun lamanya?
Padahal pemuda itu tidak pernah melakukan kesalahan seperti yang dituduhkan kepada orang orang yang menuduhnya. Dia di Fitnah saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Atas kasus pembunuhan seorang pemuda yang tak lain adalah teman satu kelasnya.
Lalu apa yang selanjutnya pria bernama Jo itu lakukan? Setelah dinyatakan bebas dari hukuman yang dia jalani? Mampukah Jo menemukan para dalang yang sudah memfitnah nya dengan sangat keji?
Dan nilah perjuangan Jo.Yang Dinobatkan sebagai seorang mantan Narapidana yang melekat sampai akhir hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ilham risa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepulangan Clara
Di depan rumah mewah, terlihat seorang wanita cantik baru saja turun dari dalam mobil dengan mengenakan hak tinggi dan juga kaca mata hitam yang bertengger indah di atas hidung mancungnya.. Wanita itu terlihat sangat cantik, dengan rambut di gerai panjang dan berpakaian sopan ala ala wanita karir yang sangat berwibawa.
Dan wanita cantik itu adalah Clara. Yang dulu mempunyai cita cita menjadi seorang pengacara terkenal dan adil. Hingga kini, selama lima tahun pergi menimba ilmu di negara Inggris. Akhirnya Clara telah kembali dengan membawa kebanggaan untuk kedua orang Tuanya.
Bahkan Clara telah bekerja di sebuah kantor lawyer yang ada di negara Inggris, sampai lima bulan lamanya. Dan kini, Clara memilih untuk resign dari kantor lawyer tersebut.
Karena Clara, sudah tidak sabar hendak membebaskan pemuda yang selalu mengisi relung hatinya sampai saat ini.
"Selamat datang kembali nona Clara!" sapa seorang satpam yang membantu Clara membawa koper miliknya.
"Iya, selamat bertemu kembali pak Sapto. Oya, apakah mama dan papa ada di rumah?" tanya Clara seraya melenggang masuk ke dalam perkarangan rumah mewah tersebut.
Pak Sapto yang melihat perubahan dari nona nya pun, sedikit terdiam membisu menatap wanita cantik yang ada di hadapannya. Clara benar-benar telah berubah menjadi sangat anggun dan cantik alami, tubuhnya yang ramping dan juga padat, membuat penampilan Clara terlihat sempurna.
Di tambah lagi dengan kaki jenjang miliknya yang terlihat tinggi semampai, benar benar memancarkan sosok wanita yang begitu mempesona.
"Pak Saptono...! Ada apa pak?" Clara membalikkan tubuhnya menatap kearah pak Sapto.
Pria tua itu, yang ketahuan sedang memperhatikan nona muda nya pun merasa sangat malu. Lalu dengan terbata bata pak Sapto menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Clara.
"Tidak nona muda..! Maaf, kalau bapak sempat terpesona melihat nona. Sungguh nona begitu berubah dan menjadi sangat cantik." jelas pak Sapto membuat Clara tertawa lucu.
"Hahaha....! Benarkah pak? Bapak bisa aja muji nya. Oya, bagaimana dengan pertanyaan ku tadi pak? Apakah mama dan papa ada di rumah?" tanya Clara kembali menatap lekat.
"Tidak nona. Nyonya dan Tuan sedang pergi ke acara bisnis yang diadakan oleh tuan Arlan. Kebetulan, hari ini juga bertepatan dengan putra tuan pulang ke Indonesia."
Mendengar perkataan pak Sapto, langsung membuat jantung Clara berdetak hebat. Dia benar-benar membenci kedua pasangan anak dan ayah seperti mereka berdua.
"Papa dan mama! Kenapa masih mau menjalin hubungan dengan orang orang licik seperti mereka? Bukankah sudah aku peringatkan, agar tidak berurusan dengan mereka!" seru Clara memasang wajah marah.
Melihat perubahan ekspresi wajah dari nona mudanya,. Pak Sapto langsung menggelengkan kepala dan menunduk takut.
"Maaf nona. Saya juga tidak tahu."
"Ya sudah, kalau begitu, sekarang bapak letakkan koper koper saya di dalam rumah. Karena saya ingin keluar sebentar." ucap. Clara sambil mengambil kunci mobil yang ada di dalam saku baju pak Sapto.
Setelah itu, Clara langsung mengendarai mobilnya keluar dari pekarangan rumah mewah tersebut.
Tujuan Clara saat ini, segera menuju ke penjara yang ada di kota Jakarta. Clara sudah tidak sabar ingin bertemu dan melihat keadaan pria yang selalu ada di dalam hatinya.
Lima tahun tidak bertemu, tentu saja membuat seorang Clara menjadi sangat rindu. Apalagi, dia tidak bisa menghubungi Jo maupun keluarga Jo. Dan itu semua membuat Clara menjadi sangat khawatir.
"Jo..! Aku datang untuk menjengukmu dan membantu mu keluar dari hukuman yang menimpa dirimu." gumam Clara di dalam hatinya
Hingga tak lama berselang, Clara sudah tiba di parkiran kantor kepolisian. Dia pun langsung keluar dari dalam mobil dan masuk ke dalam ruangan lapas yang ada di gedung tersebut.
"Halo selamat siang pak." sapa Clara tampak sopan.
"Iya, selamat siang nona.. Apa ada yang bisa kami bantu?"
"Begini pak. Saya ingin menjenguk teman saya yang bernama Jo Andreas. Dia tahanan di lapas ini."
"Oh., apakah yang nona maksud adalah Jo yang telah menghabisi teman satu kelasnya sendiri saat lima tahun yang lalu?"
"Iya benar pak."
"Maaf nona. Nara pidana itu adalah seorang narapidana berbahaya, sehingga sudah sejak lima tahun yang lalu dia di pindahkan dari lapas di tempat ini."
"Apa...! Kenapa kalian memindahkannya? Lalu di mana dia sekarang berada?" tanya Clara dengan nada membentak.
"Maaf nona.. Itu adalah privasi kami. Untuk para tahanan luar biasa, tidak diperbolehkan di jenguk oleh keluarganya. Dan nona tidak akan tahu, di mana napi itu berada saat ini."
"Tidak...! Hukum macam apa ini pak! Saya adalah seorang pengacara! Dan saya yang akan membebaskan pemuda yang tidak bersalah seperti dia!"
Mendengar perkataan Clara, dengan cepat petugas itu, menyuruh beberapa anak buahnya menarik paksa Clara keluar dari dalam kantor. Mereka tidak mau berurusan dengan pengacara yang menyangkut dengan napi bernama Jo.
"Lepaskan aku, lepaskan aku...!" bentak Clara meronta ronta.
Dan setibanya di luar kantor. Clara langsung dilepaskan kedua tangannya. Clara yakin jika selama dia pergi, Jo telah mendapatkan perlakuan yang tidak adil.
"Aku yakin, ini semua ada sangkut pautnya dengan tuan Arlan. Aku harus segera mendatangi pria tua tidak tahu diri itu." rutuk Clara langsung melangkah mendekati mobil miliknya.