NovelToon NovelToon
Diam-diam Cinta

Diam-diam Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Penyesalan Suami
Popularitas:10.6k
Nilai: 5
Nama Author: SariAdja

#Saquel : Gairah Sang Konglomerat

Baca dulu Gairah Sang Konglomerat !!

Tentang Dirga yang hatinya untuk Rosalin tetapi tubuhnya menginginkan Tiara.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariAdja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

“Jangan cari Tiara! Kalian semua bodoh, tidak becus!” teriak Dirga pada pria di seberang telefon.

“Memangnya dimana Nona Tiara?” tanya Tomi. Ia sudah mencari Tiara, semampunya. Namun, apa daya jika memang belum mengetahui keberadaannya.

“Aku tidak tahu!”

Nada suara Dirga terdengar pasrah. Ada tiga kemungkinan, Ferdinand membawa kabur Tiara, Tiara kabur atas keinginannya sendiri, dan yang terakhir terjadi sesuatu yang buruk saat wanita itu menunggu kedatangan Dirga.

Dirga melihat ke Flight Information Display System, memeriksa jadwal keberangkatan Ferdinand. Sekitar dua puluh menit lalu, satu satunya pesawat dengan tujuan Singapura melakukan Boarding.

Tanpa membuang waktu lagi, Dirga segera meninggalkan Bandara. Tidak ada yang bisa ia lakukan kecuali menunggu Ferdinand tiba di Singapura. Sang istri, tidak membawa ponsel. Gawai jadul milik sang istri masih aman berada di tangannya.

“Tiara!” lirih Dirga. Hampir sepanjang perjalanan dari Bandara menuju rumah. Ia tidak bisa fokus, bayangan sang istri terus melintas di benaknya. Ribuan tanya mengenai keberadaan Tiara.

Dia ke Singapura?

Dia kabur ke mana?

Ini sudah malam?

Apa dia susah makan?

Apa dia memakai baju hangat.

Dirga hampir gila karena tidak bisa berhenti memikirkan Tiara. Sesekali ia melihat angka di arlojinya, jam bergerak sangat lamban ia sudah tidak sabar ingin segera menghubungi Ferdinand.

Mobil Dirga berhenti di garasi. Pria itu menunduk, bersandar pada kemudi mobil. Di sini dialah yang bersalah. Seandainya, semalam ia segera minta maaf mungkin pagi tadi Tiara tidak akan kabur bersama Ferdinand.

Dirga meraup wajahnya kasar. Ia bergegas turun dari mobil. Berjalan lunglai masuk ke dalam rumah. Tidak bisa menghindari sang mama, dan tidak berniat menghindarinya.

“Di mana Tiara, dia kabur! Semua ini salahmu kalau Tiara tidak pulang ke rumah ini!” Nyonya Rani yang menyaksikan keisengan Dirga ketika di Bali merasa kesal.

Pak Seno menoel lengan sang istri. Menghentikan Nyonya Rani yang terus menyudut Dirga.

“Mama sudah bilangkan, sekarang tanggung sendiri akibatnya karena Tiara meninggalkanmu!” Nyonya Rani melontarkan kalimat itu dengan penekanan. Ia segera meninggalkan ruang tamu, dan berlalu menuju kamarnya.

“Apa kamu belum mengetahui keberadaan Tiara?” tanya Pak Seni. Hanya berbasa-basi. Ia sudah mengirim beberapa orang untuk membantu mencari Tiara, tapi sampai saat ini memang belum ada informasi mengenai keberadaannya.

Dirga menggeleng pelan.

“Istirahatlah, jangan lewatkan makan malam! Papa akan membantu mencari Tiara!” Pak Seno tersenyum, meyakinkan Dirga bahwa semua akan baik-baik saja.

“Ya, Pa!” Dirga tergesa meninggalkan ruang tamu. Menaiki tangga menuju kamarnya di lantai dua.

Tak ada yang berubah. Bayangan Tiara, wajahnya, senyumnya semakin terlihat nyata. “Dimana kamu Tiara!” pekik Dirga. Semakin lama, semakin dikuasai pikiran buruk.

Selama satu jam, pria itu hanya berjalan ke sana dan ke mari. Terus memandangi layar ponselnya. Menanti Ferdinand menerima pesan darinya, sekaligus menunggu kabar dari Tomi dan Ronald.

Dirga segera menghubungi Ferdinand setelah, bocah itu membuka pesan darinya.

“Apa kau mempermainkan ku! Aku akan melaporkanmu ke polisi kalau kamu menyembunyikan Tiara, katakan apa Tiara berangkat ke Singapura bersamamu?”

Tuduhan kejam itu ia lontarkan, karena sudah tidak tahu lagi ke mana harus mencari Tiara.

“Tunggu, sepertinya Om Dirga salah paham!” sela Ferdinand.

“Apa, salah paham?”

Pertanyaan Dirga lebih mirip suara bentakan dari pada bertanya dengan cara baik-baik. Otaknya, sudah tidak bisa berpikir jernih. Penuh prasangka buruk terhadap Ferdinand.

“Iya, salah paham! Tiara tidak ikut ke Singapura. Dia sendiri yang memilih tetap di Jakarta dan memilih tinggal bersama Om Dirga!” jelas Ferdinand.

“Apa aku bisa mempercayai ucapanmu Ferdinand!” desak Dirga. Ia tidak ingin dibodohi bocah.

“Aku berani sumpah! Tiara tidak ada di sini, Tiara tadi di bandara dan menunggu kedatangan Anda, Om!” tegasnya. “Kalau Om tidak percaya, lihat saja di CCTV bandara!” Dirga mengakhiri panggilan telefon di waktu genting, seperti saat ini.

“Tiara di mana kamu!”

Pria itu tidak bisa berhenti memikirkan Tiara. Ia harus ke Bandara saat ini juga untuk memeriksa CCTV agar mengetahui di mana keberadaan sang istri.

\* \*

Dirga fokus menatap layar. Tidak tampak dengan jelas tetapi Dirga yakin jika wanita yang tengah berjalan keluar dari bandara di jam 19: 33 adalah sosok Tiara.

Degh.

Itu artinya Ferdinand tidak berbohong. Lantas, di mana Tiara saat ini. Kalau Tiara tidak ikut ke Singapura itu artinya sang istri masih di Jakarta.

Dirga berlari menuju area parkir bandara. Ia harus segera melakukan pencarian, tidak peduli malam semakin larut. Dirga mengemudikan mobilnya menuju rumah Tiara. Sangat berharap Tiara kembali ke tempat itu. Memangnya Tiara mau ke mana kalau tidak pulang ke rumah!

“Tiara!” gumam Dirga berkali-kali. Bahkan ketika menutup mata bayangan sang istri tak mau lenyap dari benaknya.

Tiba di rumah orang tua Tiara sudah larut malam. Jam menunjukkan pukul 22.05 WIB.

Dirga turun dari mobil. Ia berjalan, dan mengetuk pintu. Tidak henti, sampai Bu Susi benar-benar membuka pintu untuknya.

“Nak Dirga, ada apa malam-malam ke sini?” Jelas terlihat, Bu Susi keheranan dengan kehadiran Dirga.

“Begini Bu, terjadi perdebatan kecil antara aku dan Tiara, apa dia pergi ke sini?” tanya Dirga. Ia melihat ke luar di mana hujan sedang turun. Semakin khawatir dengan keberadaan Tiara.

“Nak Dirga masuk dulu, Tiara mungkin ke rumah Vida!” Bu Susi sangat yakin anaknya itu menginap di rumah sahabatnya. Tadi, sudah ada seorang pria yang mencari Tiara ke rumah. Apa ada masalah yang serius?

“Tidak Bu, aku harus mencari Tiara!” kekeh Dirga.

“Kalau begitu Nak Dirga minum dulu, lihatlah wajahmu sangat pucat!” Bu Susi hampir tidak mengenali Dirga. Menantunya itu terlihat berantakan.

“Tidak Bu aku harus mencari Tiara!”

Dirga beranjak dari duduknya.

“Nak Dirga!” panggil Bu Susi dengan suara dua oktaf lebih keras dari sebelumnya.

“Iya Bu,” jawabnya.

“Masuk dulu, ibu akan membuatkan minuman hangat! Baru kamu bisa melanjutkan mencari Tiara!” Bujuk pengurus panti itu.

“Baik!”

Dirga menurut ia masuk ke dalam rumah.

Bu Susi pergi ke dapur untuk membuat minum, sementara Dirga masuk ke bekas kamar Tiara. Kamar itu masih terlihat rapi meski ditinggal pemiliknya. Bau wanginya, seperti aroma tubuh Tiara. Membuat Dirga semakin merindukan sang istri.

Rasa lelah dan penat kian terasa, Dirga merebahkan tubuh seraya memeluk guling milik Tiara. Kalau bisa, ia sangat berharap Tiara segera muncul di hadapannya. Khayalan bersama rasa kantuk, membuat Dirga tertidur di kamar Tiara. Sengaja memeluk guling, untuk mengobati rasa rindunya pada sang istri.

“Tiara!” lirihnya. Dalam tidur Dirga terus memanggil-manggil nama sang istri.

Bu Susi tiba di kamar Tiara, mendapati Dirga yang sudah tertidur ia tidak berani membangunkannya. Memilih menutup pintu kamar dan membiarkan Dirga istirahat.

Wanita paruh baya itu berusaha menelefon Vida, seraya menunggu Dirga terjaga.

Pukul 00.12 WIB. Ponsel milik Dirga berdengung. Ia terjaga dan menerima panggilan telefon dari Tomi.

“Halo.” Dirga sangat berharap Tomi membawa kabar baik mengenai keberadaan Tiara.

“Tuan ada di mana?”

“Aku di rumah Tiara, ada apa? Apa ada info mengenai Tiara?” tanya Dirga tidak sabar. ‘Tiara, nama itu berhasil menguasai pikirannya saat ia tidur atau pun terjaga’

“Aku sedang dalam perjalanan ke rumah sakit, ada korban tabrak lari yang ciri-cirinya mirip Nona Tiara, aku akan memastikannya!” terang Tomi. Selama 18 jam ia sudah mencari Tiara. Jika korban tabrak lari itu adalah Tiara, Tomi sangat berharap semoga dia baik-baik saja.

* *

1
SariAdja
Ayok di baca
dika edsel
bagus thor..aku suka ceritanya, gk berbelit-belit sat set das des..!! tiara yg lemah lembut baik hati vs dirga yg kaya raya dan gengsinya selangit..,sukses ya thor semangat..!!!
dika edsel
yasalam..,semoga perkataan mu yg terakhir itu didengar oleh tiara..heran gk jelas nih abang2 kyk bunglon ye kelakuannya..., setelah ini apakah dirga akan menyanyi kalau sudah tiada baru terasa bahwa kehadirannya sungguh berharga..
Laila Isabella
ngaku aja deh tuan dirga kalau udh jatuh cinta..😍😍
dika edsel
hadeeeh abang dirga ini sok2an dingin ye pdhl dia ingin...?? namanya juga diam2 cinta ya gengsi dong mau ngungkapin bner gk bang?? yok lebih digedein lagi gengsinya bang..
Laila Isabella
sudah mampir di sini thor..🤭🤭
SariAdja: makasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!