Possessive Brothers

Mama Zailine duduk di kursi di samping tempat tidur. Papa Mahendra duduk di lantai bersama Papi Aryan dan putra-putra mereka.

"Apa bisa sembuh tanpa donor mata, Hen?" tanya Kakek Arnawama dengan suara pelan.

"Bisa, Yah. Bukan buta permanen, jadi bisa di terapi." papa Mahendra meyakinkan kakek Arnawama kalau mata Queen bisa sembuh.

"Puji Syukur. Semoga penglihatan Queen bisa kembali normal, aamiin."

"Aamiin."

"Queen tidak menangis tidak bisa melihat, Pa?" tanya William setelah lama terdiam.

"Tidak. Adik kalian tidak panik, tidak histeris. Dia tetap tenang." jawab Papah Mahendra.

"Queen hebat dan kuat." Kakek Arnawama bergumam.

"Puji Syukur, Yah."

"Pengobatan mata pasti butuh waktu cukup lama ya, Hen."

"Iya Yah. Oh iya mumpung papa ingat gimana hasil penyelidikan kalian?"

"Penyelidikan tentang apa Hen?" tanya papi Aryan

"Penyelidikan tentang kejadian awal kenapa Queen bisa di kejar preman sehingga menyebabkan Queen tertabrak oleh William , Mas."jawab papa Hendra

"Apa!?"

"Gimana bisa kamu tabrak putri mami, William?"

" William gak sengaja Mi, karena waktu itu Queen muncul tiba-tiba dari gang kecil."

"Terus bagaimana hasil penyelidikan nya?? Sudah kalian aman kan para preman itu??"

"Iya, kakek. Semua sudah di bereskan sama bodyguard papi."

"Bagus kalau gitu"

Sementara itu di sebuah negara

"Kenapa perasaanku dari tadi gak tenang ya?? Apa terjadi sesuatu dirumah ya?? Atau ini ada kaitannya sama 'Dia'??"

'Fokus Al, kamu masih ada satu pertandingan final.'Al menepuk-nepuk pipinya agar tetap fokus.

"Ada apa Al?? Daritadi abang lihat kamu gelisah. Sebentar lagi giliran kamu tanding." Ucap Marvin.

"Entahlah bang, Al ngerasa ada sesuatu yang terjadi di rumah yang berkaitan dengan ' Dia'"

"Abang tahu kan kalau ikatan batin Al dengan 'Dia' sangat erat."

"Ya abang tahu. Abang juga selalu ingat dengan 'Dia'.dan akan selalu menunggu 'Dia' kembali lagi Al."

"Apa perasaan abang masih sama sampai sekarang?"

"Kamu tahu dengan jelas Al. Perasaan abang tidak pernah berubah sama sekali Al."

"Tapi kan perasaan abang itu muncul saat abang masih kecil. Bahkan seingat Al, abang mulai suka dengan 'Dia' saat Al dengan 'Dia' baru saja lahir kan."

Marvin tersenyum.

"Kamu tahu Al saat itu 'Dia' cantiknya sudah terlihat. Saat itu abang sudah tertarik dengan sosok kecil yang sangat cantik menurut abang."

"Terus kalau saat ini 'Dia' sudah tidak secantik ketika masih kecil bagaimana bang??"

"Apakah abang akan berubah pikiran?"

Marvin mendengus mendengar pertanyaan yang di lontarkan oleh Al.

"Kamu kira perasaan abang sedangkal itu. Sama seperti perasaan kamu ke adik abang si Kania. Perasaan abang semakin tumbuh seiring berjalannya waktu Al. Enggak akan berubah apapun yang terjadi nanti Al. Abang cuma bisa berharap 'Dia' segera kita temukan Al."

"Aku dan keluarga pun juga berharap sama bang."

"Ya sudah sekarang kamu fokus ke pertandingan. Setelah ini giliran kamu bertanding.  Pertahankan gelar juaramu Al."

"Tentu saja. Tanpa abang minta pasti aku lakukan."

Kembali lagi ke rumah sakit.

drrrttt.....drrrrtttt....

Papa Mahendra mengambil ponselnya yang bergetar dan mengerutkan kening ketika melihat nama yang tertera.

"Michael? Tumben sekali ini orang telepon setelah lama menghilang."

Papa Mahendra mengangkat telepon dengan malas.

"Hal...."

"Hendraa monyeett kenapa lu kagak ngabarin gue kalau Queen anak gue udah ketemu." suara teriakan terdengar dari balik teleponnya.

" Kagak usah pakai teriak mike. tolong di ralat ya Queen anak saya." Ujar Papa Mahendra sengit.

"Queen mantu aku ya HenHen kalau kamu lupa."

"Tolong ya masih calon, belum ada pertunangan sah di antara Queen dan Marvin."

"Bisa saja nanti Queen tidak mau dengan Marvin."

"Oh tidak bisa, apapun yang terjadi Queen tetap yang akan jadi mantuku. Kamu enggak lupa kan Hen kalau Marvin sendiri yang sudah menandai Queen sejak masih dalam kandungan Zailine."

Mendengar ucapan seseorang di telepon papa Mahendra hanya bisa mendengus sedangkan Mama Zailine sudah terkekeh.

Karena memang apa yang di bicarakan orang tersebut benar adanya. Dimana putri mereka satu satunya telah di tandai oleh Marvin Putra Alberto.

~FLASHBACK ON~

"Malvin tau gak ??kata mamah,sebental lagi  aku bakalan punya dua adik." Ucap seorang bocah laki laki kepada salah satu temannya.

"Adik?? Sepelti aku punya Kania??"

"Heum kata mamah adiknya boy dan girl. Jadi sekalang adik aku lebih banyak dali kamu."

"Baby girlsnya buat aku ya."

"No, itu adik aku.amu tan dah una Na." Ujar Ken tak terima.

"Ndak au tau baby girls yang ada di peyut Aunty line una aku". jawab salah satu bocah laki laki yang bernama Marvin.

"No!!"

"Yes!!"

"I said No Malvin!!"

"Yes yes!!"

Ken kecil menatap permusuhan terhadap teman bermainnya itu.

Marvin kecil tersenyum tengil.

Pertengkaran duo little Pratama dan little Alberto tentunya menarik perhatian seorang wanita muda yang tengah berbadan dua sedari tadi duduk tak jauh dari kedua bocah laki-laki tersebut.

"Ken, Marvin kesini boy"

Kedua bocah itu berjalan mendekat kearah wanita muda yang tentunya mereka sayangi.

"Mama tenapa?? Peyut mama atit??"

"Aunty ale you ote?"

Wanita muda yang memanggil kedua bocah tersebut adalah mama Zailine.

"Mama, Aunty okey."

"Ken sama Marvin berantem ya?? Tadi mama lihat dari sini kalian saling menatap bermusuhan."

"Malvin duyu yang gangguin Ken."Ken cemberut.

"Ken uga peyit.maca baby girlsnya ndak oeh buat atu Aunty."Marvin pun mengadu.

"Tan amu dah una Na." suara Ken mulai terdengar lirih dan matanya berkaca-kaca.

Isak tangis Ken terdengar dalam pelukan Mama Zailine.

"Hey hey dengerin Mama sama Aunty ya. Didalam perut Mama dan Aunty ini adik kalian berdua. Jadi Ken maupun Marvin harus selalu sayang dan jagain adik kalian ya. Sama seperti Kania. Mengerti boys?"

"Tapi Aunty baby girlsnya Marvin maunya jadi pacangan atu."

"Marvin tau pasangan darimana nak??"

"Kata Daddy baby yang ada di peyut Aunty salah atunya pacangan atu kayak Daddy Mommy ol Aunty line Uncle HenHen."

'Ck...si Mike ini bener bener dah...'batin Mama Zailine.

~FLASHBACK OFF~

"So gimana keadaan anak gue Hen???"

Papa Mahendra menghela nafas

"Sedikit kurang baik Mike."

"Maksud lo apaan Hen? Mantu gue kenapa??"

"Waktu di temukan Queen dalam keadaan tidak baik baik aja Mike."

"Queen tidak sengaja tertabrak mobil oleh William dan setelah kami selidiki sebelum tertabrak Queen sempat hampir di celakai oleh beberapa preman Mike."

" akibat tak sengaja tertabrak tersebut kepala Queen mengalami benturan lumayan keras dan ada gumpalan darah kecil di dalam kepalanya yang mengakibatkan penglihatan Queen mengalami gangguan sementara."

"Shibal!!! Gimana bisa keadaan separah itu lo kagak hubungin gue Hen!! Lo anggap gue apa!!"

"Bukan gitu Mike, cuma keadaan kemarin benar benar di luar prediksi kami."

Papa Mahendra menjelaskan detail keadaan Queen saat ini.

"Bodoh...kebiasaan lo Hen!" Daddy Mike mengumpat keras.