NovelToon NovelToon
Meraih Mimpi

Meraih Mimpi

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Keluarga / Persahabatan
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: isha iyarz

" Tapi sekarang kamu jauh dari abang. Siapa yang melindungimu kalo dia kembali merundung? " Arya menghela napas berat. Hatinya diliputi kebimbangan.
" Kalo dia berani main tangan pasti Diza balas, bang! " desis Diza sambil memperhatikan ke satu titik.
" Apa yang dia katakan padamu? " Arya menyugar rambut. Begitu khawatir pada keselamatan adiknya di sana. Diza menghela napas panjang.
" Mengatakan Diza ngga punya orang tua! Dan hidup menumpang pada kakeknya! " ujarnya datar.
" Kamu baik-baik saja? " Arya semakin cemas.
" Itu fakta 'kan, bang? Jadi Diza tak bisa marah! " pungkasnya yang membuat Arya terdiam.
Perjuangan seorang kakak lelaki yang begitu melindungi sang adik dari kejamnya dunia. Bersama berusaha merubah garis hidup tanpa menerabas prinsip kehidupan yang mereka genggam.
Walau luka dan lelah menghalangi jiwa-jiwa bersemangat itu untuk tetap bertahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon isha iyarz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

" Dia tau abang ngga ada di rumah! Jadi dia pulang! " Bren meletakkan dua piring diatas meja makan. Kembali membawa sepiring omelet dan semangkuk sayur dari atas kompor.

" Kamu ngga nyuruh masuk? " Segara menatap Bren yang bolak-balik membawa makanan tanpa melepas celemek yang dipakainya.

" Ehm ..." Bren berhenti sejenak. " Kita ngga bicara. Saling liatin aja. Dia agak kaget, sih, pas ngeliat aku. Dia masih ingat waktu di gedung " Bren tersenyum kecil. Kembali meraih botol air dan gelas dari meja di samping lemari es.

" Aku hanya membuka pintu lebih lebar. Tanda mempersilakan dia masuk ". Bren menarik kursi dan duduk di depan Segara.

Lelaki itu diam saja. " Ayo, makan! " ujarnya datar. Mereka mulai menikmati makanan sederhana yang menggugah selera. " Sambelmu enak, Bren! " Segara menganggukkan kepala berkali-kali. Bren hanya mengembangkan senyum menanggapinya.

" Ehm, kalau boleh tau, gadis tadi siapanya abang? " Bren memberanikan diri bertanya. Terus terang dia kaget saat lelaki itu mengatakan ada seorang perempuan yang hendak bertamu, dan kemungkinan akan sering datang.

Bren bahkan rela tidak jadi memainkan game andalannya demi bisa melihat perempuan yang dikatakan Segara tadi pagi. Sekian lama mengikuti lelaki itu, baru kali ini sikap Segara lunak dengan makhluk bergelar wanita.

Kecuali terhadap putri bos Segara tentunya. Bren nyengir saat mengingat wanita muda, modis dan cantik yang selalu dikawal Segara itu. Walau tak menyukainya tapi Bren mengakui kecantikannya yang menggoda.

" Memikirkan apa hingga kau nyengir begitu saat makan? Diza? " Segara menatap tajam. Bren terkesiap.

" Oh, namanya Diza? " Bren tertawa kikuk.

" Dia adik angkatku waktu di panti " jelas Segara singkat. Lalu menikmati makannya dalam diam. Wajahnya kembali kaku. Bren tak berani lagi bicara.

*****

Arya menatap malam yang mulai membungkus bumi. Perjalanannya kali ini sangat cepat. Sengaja memesan travel untuk menemui adiknya. Sudah lebih dari tiga bulan mereka tak bertemu. Arya rindu.

Sengaja tidak memberi tahu Diza bahwa dia akan datang, Arya mengatakan rencananya pada Melati sedari awal. Dia khawatir gadis itu malah menelpon Tatiana mengatakan kedatangannya. Karena ibunya menitip beberapa barang untuk bungsunya itu.

Selepas isya Arya turun dari mobil. Rumah tampak sepi. Tapi sesekali teriakan dan tawa terdengar dari dalam rumah. Arya mengulum senyum. Supir membantu menurunkan barang. Mereka bicara beberapa patah kata lalu sang supir pamit kembali.

Arya memencet bel. Pintu terkuak dan Zeta termangu sejenak tak yakin dengan kehadiran Arya. Sambil nyengir dia lalu berteriak memanggil Diza. Gadis itu tergopoh datang dan berhenti seketika saat melihat tubuh kakaknya yang berdiri tegap di depan pintu. Gadis itu menutup mulut dengan mata berkaca.

Diza berlari menyongsong lelaki itu. Membenamkan wajah ke dada bidang Arya yang mengelus pelan punggungnya.

" Abang, kok, ngga ngasi tau mau datang? " Diza mengurai pelukan.

" Namanya juga surprise! " Arya tertawa. Tatiana dan lainnya segera menyusul keluar karena Zeta kembali ke dalam tadi memberitahu kedatangannya. Ruang tamu mendadak heboh. Arya membagikan kiriman ibu Tatiana dan ibu Zeta yang disambut keduanya dengan suka cita.

Setelah sedikit berbincang dan menikmati suguhan cemilan dari Bulan, Arya mengajak adiknya bicara di bangku taman depan rumah. Mereka memang senang bicara di tempat terbuka di malam hari. Bergantian menceritakan diri masing-masing.

Diza terus menempeli kakaknya sambil menceritakan kegiatan sehari-harinya di sini. Kecuali gedung dan sesuatu tentang Tama tentunya.

" Lalu kamu mau apa? " Arya mengernyit.

" Mau ganti prodi aja, bang! " Diza menegakkan tubuh.

" Pindah kemana? " Arya menikmati sebatang coklat dari toples yang dibawa adiknya.

" Hukum " jawab Diza sambil terkekeh. Arya mengangguk.

" Terserah kamu aja! Masih semester awal juga kan? Atau jalani keduanya berbarengan? " tawar Arya yang disambut gelak gadis itu.

" Botak kepala Diza, bang! Bagi waktunya juga nanti keteteran. " tolaknya masih tertawa.

Sepasang mata yang mengawasi keduanya dari luar pagar menarik napas panjang. Segara tidak mengenali lelaki di samping Diza karena cahaya lampu membelakangi keduanya. Suara mereka juga cukup jauh dari jangkauannya.

Dia sedang berhitung untuk pergi saat sebuah mobil menyorot kearahnya. Mobil travel yang tadi ditumpangi Arya kembali. Segara terlambat menghindar, Diza sudah melihatnya lebih dulu. Dan gadis itu berlari menyongsongnya.

" Abang mau ke rumah? " mata Diza berbinar. Segara mengangguk kaku.

" Coba tebak siapa yang datang! " Diza bergegas menutup mata lelaki itu. Eh, Segara menggeragap sejenak. Arya mendekat. Dia tak suka melihat kedekatan adiknya dengan lelaki asing.

" Diza! " Tegurnya kesal. Segara bergerak mendengar suara itu. Diza menoleh. Gadis itu tertawa dengan tangan masih menutupi mata Segara.

" Ayo, kesini! " Diza memanggil kakaknya mendekat. Lelaki itu maju dengan supir yang ikut turun memperhatikan mereka.

" Abang mau bikin surprise 'kan? Nah, pasti abang sendiri yang bakal terkaget-kaget! " bisik Diza ditelinga Segara. Dia membuka mata itu tepat saat Arya berdiri beberapa langkah dari adiknya. Kedua lelaki itu saling memandang dengan terkejut.

" Gara? "

" Arya? " desis keduanya bersamaan. Lalu bergerak saling memeluk erat. Lama hingga Diza meraih ujung baju kakaknya dengan mata yang berair. Keduanya saling melepas pelukan dengan mata yang sama-sama berkabut.

" Bagaimana bisa kamu ada di sini? Kalian sudah saling bertemu? Tidak memberitahuku? " Arya menoleh keduanya bergantian.

" Baru beberapa hari yang lalu, bang! Bang Gara ingin bikin kejutan buat abang nanti. Eh, ngga taunya abang malah nongol duluan dan bikin bang Gara yang shock! " Diza terkekeh.

" Lalu bagaimana, dik? " supir tiba-tiba menghentikan mereka.

" Abang mau pulang? " Diza merengut kearah Arya. Lelaki itu tersenyum.

" Tadinya abang minta antar ke penginapan kemarin, mobil sekalian abang sewa buat beberapa hari kesini buat jalan sama kamu, dek! Makanya bapak supirnya datang lagi " terang Arya.

" Nginep di rumahku, Ar! Sekalian aja bawa supirnya! " ajak Segara menyela.

" Saya ke penginapan saja " supir menolak. Arya memberikan alamat penginapan yang pernah di datanginya saat berkunjung dulu.

Setelah kepergian mobil travel itu ketiganya beranjak kembali ke bangku taman.

" Apa kabarmu, Gara? " Arya yang tak melepas rengkuhan dari bahu lelaki itu menatap dengan seksama.

" Kabarku baik, Ar! " Segara balas menatap. Mata-mata itu saling mengunci. Saling berbicara betapa panjang perjalanan mereka setelah berpisah.

" Kamu kemana setelah kami berangkat? Jangan bilang masih bertahan di kota itu menunggu panti! " Arya mengatupkan rahang. Segara tertawa pelan. Menghela napas panjang.

" Aku memang masih di sana hingga dua tahun kemudian " sahut Segara yang membuat keduanya menoleh bersamaan. Menatap tak percaya lelaki itu.

" Lanjutkan cerita kemarin, bang! " sambar Diza cepat. " Bagian pertama aku ceritakan nanti pada bang Arya! " gadis itu menghadap kedua lelaki yang duduk berdampingan di bangku sebelahnya.

Arya menatap adiknya dan Segara bergantian. " Kalian juga sudah saling bercerita, heh? " ujarnya gemas. Segara tersenyum.

" Aku sudah lama mengawasi adikmu, Arya! Dia saja yang tak menyadari kehadiranku " lelaki itu menoleh Diza yang memajukan bibirnya terlihat kesal. Arya menoleh.

" Apa dia bandel? " Arya menatap adiknya yang jadi melotot. Segara tertawa.

" Kau tak bisa menebak? " ujarnya sedikit tergelak.

" Aku memang tak mempercayainya seperti dulu. Kepalanya selalu punya rencana tak terduga. Kau tahu, bahkan dia juga yang membuat kami kembali bertemu bang Tama! " ujar Arya setengah berseru. Segara melotot.

" Bang Tama kepala markas? " ucapnya terkejut.

" Siapa lagi? " Arya menceritakan saat membawa lelaki itu ke rumahnya. Segara menoleh Diza yang tampak cuek.

" Aku ngga sengaja menemukannya! Bukan nyari-nyari dia kayak orang hilang! " gerutu gadis itu sebal.

" Kau tau sesuatu tentang markas? " Arya memelankan suaranya. Segara mengangguk.

" Episode kejayaannya habis saat seorang lawan berhasil memukul kekuatannya. Dan tentu saja sebab lain karena bang Tama dikhianati dari dalam! " Segara menghembuskan napas resah.

" Polisi tidak bergerak? " kejar Arya.

" Tidak! Mereka ingin menguasai semua yang dimiliki laki-laki itu. Jadi menghancurkan bang Tama diam-diam. Sekarang markas dikepalai anak buahnya yang berkhianat itu. Ingat Sin? Dia orang kepercayaan bang Tama.

" Setelah malam kelam itu, bang Tama dibawa ke suatu tempat untuk dihabisi. Tapi nyatanya dia masih hidup " Segara tersenyum miring sambil menoleh Diza.

" Dia berhasil kabur saja. Dan kebetulan tempat yang dipilih itu tidak dikenali para eksekutor. Makanya kami punya kesempatan membawanya pergi! " cetus Diza. Segara mengangguk.

Kepala gadis itu dipenuhi pertanyaan. Segara belum menjelaskan tentang gedung itu. Dan apa dia tidak tahu bawa seseorang di tempat itu juga mengincar Tama? Namun terlalu beresiko jika dia bertanya sekarang. Arya bisa menyeretnya pulang segera begitu tahu apa yang pernah dia lakukan di gedung.

1
Dhedhe
deg²an bacanya ..ikut berimajinasi 🤭🤭
Iza Kalola
wow woww... sport jantung..🫠
Iza Kalola
penuh misteri 🫠
Aisha Lon'yearz
thanks dukungannya, kaka
Iza Kalola
cukup menegangkan dan aku suka cerita yang seperti ini... semangat thor, masih nungguin kelanjutan ceritanya./Determined/
Iza Kalola
keren, semoga makin banyak yg baca karya ini. semangat selalu author/Determined/
Aisha Lon'yearz
makasihhh 😊
Jasmin
lanjut Thor
Jasmin
aku suka, aku suka... gaya bahasa yg enak dan gak bisa di lewatkan per kata 🥰
Jasmin
mantap Thor
Jasmin
Arya 💥
Jasmin
keren Thor ..
Jasmin
keren
Fannya
Aku suka banget ceritanya, terus berinovasi ya thor!
Daina :)
Ditunggu cerita baru selanjutnya ya, thor ❤️
Kieran
Membuat mata berkaca-kaca. 🥺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!