NovelToon NovelToon
WARS OF SYSTEMS

WARS OF SYSTEMS

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Epik Petualangan
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: 05 BAGAS LINTANG NUGRAHA

Ketika kampus memasang sistem di tubuh setiap mahasiswanya untuk mengontrol fokus mereka dalam berkuliah dan mencegah adanya gagal lulus. Mahasiswa yang berhasil luput dari pemasangan sistem itu, berjuang untuk melawan sistem yang telah memperbudak dan membunuh perasaan para mahasiswa yang kini bagaikan robot akademik. Apakah para mahasiswa itu berhasil mengalahkan kampus dan sistemnya ? Atau justru kampus akan semakin berkuasa untuk mengontrol para mahasiswa nya ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 05 BAGAS LINTANG NUGRAHA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MAAF DAN TERIMAKASIH

Jam sembilan pagi, Ray dan Svetlana sudah ada di kantin fakultas kehutanan. Itu sesuai dengan rencana mereka yang ingin bertemu dengan mahasiswa yang menyelamatkan mereka. Sambil menunggu mahasiswa itu menunjukkan batang hidungnya, mereka pun memesan minuman agar tidak dianggap menjadi beban kantin.

Ray, dengan ketertarikannya terhadap minuman dingin, memutuskan untuk memesan es teh. Sementara Svetlana, ia sangat tahu betul bahwa minuman hangat adalah yang terbaik untuk pagi hari. Maka dari itu, ia pun memesan teh panas.

“ Tumben kau tidak terlambat ? “ tanya Svetlana sambil mencicipi tehnya. Masih panas ternyata. Ia memilih untuk mendiamkannya lagi lebih lama.

“ Aish, telat salah. Datang tepat waktu pun salah. Kau maunya apa, sih ? “ Ray menggeleng-gelengkan kepala. Ia bingung dengan Svetlana, yang seolah dimatanya ia selalu salah.

“ Ya.. bukan salah. Cuma heran aja, “ kata Svetlana sambil memandang sekeliling. Ia seperti tengah mencari sesuatu, tapi Ray menduganya bukan sang mahasiswa yang ingin mereka temui. Justru orang lain.

Ray pun segera menegurnya tanpa basa-basi.

“ Kau masih mencari kakakmu ? “ Svetlana yang sedang mengamati jelas kaget mendengar pertanyaan itu. Ia langsung gugup, dan cepat-cepat membantahnya. “ Enggak, kok. Aku.. lagi mencari mahasiswa itu. Dimana dia ? “

“ Heem.. “ Ray diam saja. Ia sekarang tengah asyik mengunyah sesuatu. Itu adalah es batu. Yaps, satu lagi kegilaannya. Dan ia sama sekali tak merasa kedinginan dan ngilu di sekitar giginya. Benar-benar kuat.

“ Eh, Ray.. kau pernah melihat mahasiswa itu, kah ? “ tanya Svetlana yang memberi topik baru. “ Aku sempat lihat sih pas itu, tapi tak begitu jelas. Yang ku tahu, dia tinggi besar, rambutnya rapi disisir ke kiri, dengan hidung besar dan alis tebal. “

Ray mengerutkan kening. “ Aku sepertinya tahu. Bahkan sekarang aku melihatnya. Dia kemari, Svetlana ! “ Teriakannya itu terlambat karena yang dimaksud benar-benar menghampiri mereka. Mahasiswa itu jelas terkejut karena tak menyangka akan bertemu mereka lagi.

“ Kalian kenapa ke sini ? “ tanya mahasiswa itu dengan berkacak pinggang. Ray dan Svetlana tak menjawab, malah saling bertatapan bingung satu sama lain. Tapi kemudian, Ray menjawab, “ Lebih baik kita bicarakan sambil duduk. “ Lalu, Ray pun bergeser dan memberi tempat di sebelahnya bagi mahasiswa itu untuk duduk.

Setelah mahasiswa itu duduk, kini giliran Svetlana yang bicara. “ Nah, kedatangan kami itu sebenarnya ingin berterimakasih padamu. Karena kau, kami bisa selamat. Jadi, terimakasih banget. “ Ia mengatupkan tangan, namun mahasiswa itu tak terkesan. Bahkan tampak biasa saja.

“ Aku tak merasa itu adalah hal yang perlu dibalas dengan terimakasih. Ada pengacau di fakultas ini, aku merasa harus menolong kalian. Apalagi kalian kelihatannya tak tahu apa-apa dengan kegilaan di kampus ini. “ Kata-kata mahasiswa itu begitu pedas, tapi justru membuat Ray dan Svetlana tertarik untuk mendengarkan mahasiswa tersebut.

“ Sepertinya kau tahu banyak soal kegilaan di kampus ini. Bisa kau katakan pada kami tentang kegilaan apa saja itu ? “ tanya Svetlana, yang kemudian dijawab dengan uluran tangan oleh mahasiswa itu.

“ Mari berkenalan. Aku tak mau bila informasi ini bocor, aku tak dapat informasi apa apa dari kalian. “ Svetlana mulanya terkejut, kemudian paham dengan maksud mahasiswa itu. Segera Svetlana menyebutkan nama dan asal jurusannya, begitu juga dengan Ray yang bahkan memberi tahu asramanya dimana. “ Aku tinggal di belakang Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Tak begitu jauh dari sini. “

Mahasiswa itu mengangguk. “ Kalau aku, tinggal di depan Fakultas Ilmu Budaya. Dekat dengan Lapangan Suryakencana, “ jelas mahasiswa itu yang lanjut untuk memperkenalkan diri. “ Namaku Randi. Randi Sagara. “

“ Ah, Randi. “ Svetlana mengangkat gelasnya, mencicipi kembali tehnya yang kini tak terasa begitu panas. Lebih ke hangat, dan ini sesuai dengan seleranya. “ Apa kau mahasiswa baru ? Atau semester berapa ? “

“ Sama seperti kalian. Aku mahasiswa yang baru masuk. “ Randi bangkit berdiri. Svetlana dan Ray sempat terkejut, tapi ternyata Randi ingin memesan minuman juga. Sepertinya ia pun merasa haus setelah melihat mereka minum dengan sangat nikmat.

Minuman yang dipesan Randi adalah susu protein yang tak disangka-sangka ada di kantin. Benar-benar ajaib kantin kehutanan ini. “ Selain berterimakasih, kalian jelas punya alasan lain, kan ? “ tanyanya tanpa basa-basi.

“ Dan meminta maaf tentunya. Kami.. “ Kata-kata Ray itu segera dipotong oleh Randi.

“ Ya, itu benar. “ Randi meregangkan tangannya. “ Tulang-tulang ku remuk. Teman atau musuh kalian itu benar-benar kuat. Padahal dia itu lebih kecil dariku, lho. “

Svetlana memutar bola matanya. “ Kakakku itu anak taekwondo. Mapala juga. Kecil-kecil begitu cabai rawit. Jadi, tak heran kalau kau pun kalah darinya. “ Kata-katanya itu terdengar seperti meremehkan yang justru membuat Randi agak tersinggung. Randi pun mencoba membela diri.

“ Aku juga sama, ya. Basket, voli, dan balap motor. Cuma ya karena kakakmu sudah jadi robot, ya kekuatannya adalah kekuataan robot. “ Setelah mendengar ini, justru Svetlana yang merasa panas. Bukan apa-apa, tapi ia tak terima bahwa kakaknya dibilang sebagai robot, meski memang tindakannya saat itu seperti tak punya hati. Atau sebenarnya justru adalah kenyataan ?

“ Apa maksudmu mengatakan itu ? Kakakku bukan robot ! Dia adalah manusia, sepenuhnya manusia ! “ Suara Svetlana meninggi, urat-urat di lehernya mulai kelihatan menunjukkan betapa marahnya dia saat ini. “ Jangan kau coba-coba mengatakan hal buruk tentangnya kalau kau tak tahu hal sebenarnya ! “

Randi menyeringai. “ Justru karena aku tahu, aku bisa mengatakan hal itu. “ Ia meminum susunya lebih dulu, berusaha rileks di tengah suasana tegang. “ Seperti yang aku bilang, kalian tak tahu apa-apa tentang kegilaan di kampus ini. “

“ Jadi apa yang kau ketahui ? “ Ray ikut-ikutan tak suka dengan keangkuhan yang dimiliki oleh Randi. Rasanya, kok menyebalkan sekali dia jadi orang. “ Aku melihat temanku berubah, hanya dalam semalam. Aku tak bisa mengenalinya hingga saat ini, dan itu semua terjadi setelah tes kesehatan sialan yang diadakan kampus ini. Jadi, aku tahu semua kegilaan ini ada sangkut pautnya dengan tes kesehatan. “

Randi tiba-tiba bertepuk tangan. Ia tersenyum mendengar penjelasan Ray, namun tidak dengan Ray yang justru malah semakin panas. “ Kenapa kau ? Apa kau mengalami hal yang lebih gila ? “

Randi menggeleng. “ Tidak. Tapi, aku tahu sebuah rahasia besar dari kampus ini. Ini juga yang membuatku akan melakukan rencana terlarang untuk bisa lari dari kegilaan ini. “ Meski tadi sempat dibuat emosi, kini Ray dan Svetlana malah merasa penasaran mengenai rahasia yang dikatakan oleh Randi. Apakah ini ada hubungannya dengan keadaan mereka saat ini ?

“ Rahasia apa ? Dan rencana terlarang apa yang kau lakukan ? “ Svetlana seperti seorang pemburu yang mengejar buruannya. Begitu pula ia memburu Randi dengan berondongan peluru pertanyaaan.

Namun, Randi tetap tenang. Tak terpancing sedikit pun. Ia tampak sudah mengendalikan situasi. “ Kampus ini menggunakan sistem untuk mengendalikan otak para mahasiswanya. Dan setiap mahasiswa yang gagal dipasangi sistem adalah produk gagal. Mereka akan dibuang, cepat atau lambat. “

Svetlana terbelalak mendengarnya. Apalagi Ray yang kertak giginya sampai kedengaran. Keduanya tak bisa membuka mulut saking ketakutannya mendengar penjelasan Randi itu.

“ Kau… serius.. ? “ tanya Ray masih dengan gigi yang gemertak. Bibirnya bahkan tak bisa berhenti untuk bergetar.

“ Ya, maka dari itu aku memutuskan untuk kabur dari kampus ini. “ Randi mengatakan hal itu dengan nada yang biasa saja, tapi terdengar sebagai sesuatu yang luar biasa mengejutkan oleh Ray dan Svetlana. Setelah mengatakan demikian, bagaimana bisa Randi tetap tenang ?

“ Kabur ?! “Suara Ray terdengar melengking, bahkan sampai diperhatikan oleh para penjaga stan kantin dengan tatapan amarah. Mereka tak suka keributan apalagi kehebohan hiperbola yang ditunjukkan Ray.

Randi menyadari itu dan menurunkan suaranya. “ Iya.. tapi kau .. shutt.. saja “ Ia memberi isyarat diam kepada Ray yang menurutinya. Tapi, Svetlana melihat ini sebagai sesuatu yang tak masuk akal, dan kemudian bertanya pada Randi.

“ Bagaimana bisa ? Kampus ini begitu ketat. Tak ada yang bisa kabur. “ Svetlana memberikan argumennya. “ Sekeliling kampus ini dijaga oleh banyak petugas. Tak mungkin ada peluang untuk seseorang kabur. “

Randi menarik nafas panjang. “ Hadeuh, sudah ku bilang kalian itu tak tahu apa-apa. Biar aku katakan sesuatu pada kalian. “ Ia kemudian menunjuk meja dengan telunjuknya, mulai menjelaskan bagaimana rencananya. “ Rumah sakit. Ini adalah satu-satunya celah. Aku sudah mempelajarinya selama disana. Dan kenapa aku mau membantu kalian adalah karena itu peluang terbaik aku bisa masuk ke sana. Jadi berhentilah berterimakasih. “

Kini, Ray dan Svetlana merasa bingung. Tak hanya itu, mereka pun merasa bodoh. Sepertinya tak ada mahasiswa yang lebih bodoh lagi dari mereka. Dengan kejujuran Randi, mereka jadi tahu kalau sebenarnya orang baik yang menolong itu tak ada. Semua punya timbal-balik. Orang menolong pasti punya alasan dibalik tindakannya.

“ Jadi, kau memanfaatkan kami ? “ tanya Svetlana yang memandang Randi dengan tatapan jijik. “ Kenapa tak kau biarkan kami mati saja ? Cepat atau lambat kami akan dibuang, karena kami adalah produk gagal. Hah ? Kenapa kau menolong kami ?! “ Kini ia ada di puncaknya. Emosinya berkobar-kobar, apalagi dengan teriakan tadi yang luar biasa soprannya.

“ Oke, sekarang aku yang minta maaf pada kalian. “ Meski Randi mengatupkan tangan, ia tak tampak bersungguh-sungguh meminta maaf. Svetlana yang tahu tipu dayanya itu, langsung saja menamparnya.

PLAK !

Tapi, Randi masih bertahan. Tak sekalipun ia memegangi pipi kanannya yang ditampar oleh Svetlana. Ia kemudian mengalihkan pandangannya pada Ray. “ Hey, bro.. apa kau tertarik dengan rencanaku ? “

Nafas Svetlana bergerak tak karuan. Ia cepat-cepat menarik tangan Ray, mengajaknya pergi dari kantin itu. Tapi, Ray kemudian melepas genggaman Svetlana. “ Aku akan ikut dengan Randi. “

Svetlana seperti tertusuk tombak tajam. Ia merasakan sakit yang teramat perih dalam dada. “ Ray, kau tak serius, kan ? “

Ray hanya diam. Ia kemudian berbalik, menghampiri Randi yang tersenyum melihatnya. Svetlana untuk sekali lagi berteriak, “ Kau akan dimanfaatkan oleh dia, Ray ! Pergi dan berbalik lah kemari ! “

“ Aku takkan menghabiskan waktuku di neraka ini. “ Itulah kata-kata yang diucapkan Ray sebelum akhirnya Randi mengajaknya untuk pergi meninggalkan kantin itu dan Svetlana yang kini dirundung kesedihan.

1
wiz khalifa
lanjut thor, nungguin nih
piyo lika pelicia
semangat ☺️
piyo lika pelicia
semangat dek ☺️
piyo lika pelicia
semangat ☺️
Acelinz: semangat juga kak
total 1 replies
piyo lika pelicia
hhhh 😂
piyo lika pelicia
semangat dek ☺️
piyo lika pelicia
semangat ☺️
piyo lika pelicia
Weh jangan 😫
piyo lika pelicia
semangat ☺️
Acelinz
tapi dia pun tak bisa keluar begitu saja karena situasinya
Acelinz
Memang pada dasarnya itu adalah sifat aslinya
Acelinz
Seperti itulah manusia, mudah tergiur akan sesuatu yang menarik tapi sebenarnya tidak jelas.
piyo lika pelicia
semangat dek ☺️
piyo lika pelicia
hah tak guna egois 😒
piyo lika pelicia
sebenar nya guru ini manfaatin mereka gak sih kok di fikir fikir gitu 🤔
Acelinz: benar, meski sebenarnya ada simpati dan harapan dari dosen tersebut kepada para mahasiswa nya
total 1 replies
piyo lika pelicia
hhhh 😂
piyo lika pelicia
ya gak usah kuliah kalau mau bebas diam aja di hutan
piyo lika pelicia
murit yang nakal
piyo lika pelicia
semangat adik ☺️
piyo lika pelicia
bukan kekanakan marah lah di tinggal gitu aja bahkan apa yang dia bilang enggak di dengerin.😒
Acelinz: lebih kepada kecewa, hanya saja dia juga butuh
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!