Nayla adalah seorang mahasiswa semester akhir. Dia termasuk dalam kategori gadis tengil dan selalu bertengkar dengan sang kakak.
Sedangkan Jonathan adalah seorang CEO dingin yang masih melajang diusia yang sudah dikatakan tidak mudah lagi karena belum siap untuk membuka hati. Hal itu di karenakan dia pernah di khianati sebelumnya.
Suatu hari, Nayla di jodohkan oleh papanya dengan anak teman sang papa. Dan ternyata calon suami Nayla adalah Jonathan, pria yang secara tidak sengaja pernah menyerempet dirinya.
Bagaimana kisah Nayla dan Jonathan yang mempunyai kepribadian yang berlawanan? Apalagi dengan sifat Nayla yang suka blak - blakan dan melawan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
"Kalian boleh membuat Baby, tapi kalian harus menikah terlebih dahulu," ucap Gina dengan cepat seraya menggelengkan kepalanya. "Mama tidak mau cucu Mama dibuat tanpa ada ikatan pernikahan."
"Baik, Tante," jawab Catherine tanpa berani menatap kearah Gina.
Melihat tingkah Catherine, Gina dan Dika hanya bisa menggelengkan kepala mereka. Sementara itu, Nayla malah terkekeh karena Catherine yang absurd itu mendapatkan omelan dari sang Mama.
"Memangnya enak di marahi Mama," ucap Nayla senang di dalam hati.
Tidak terasa, hari telah berganti. Hari ini Jonathan dan Nayla akan berangkat ke Maldives untuk honeymoon mereka sekaligus pembuatan Jonathan junior.
Sejak pagi, Nayla sudah disibukkan dengan urusan packing. Wanita itu terlihat bingung dengan apa yang harus dia bawa. Belum lagi dia harus packing pakaian dan barang-barang Jonathan sesuai dengan saran dan perintah dari sang Mama kemarin.
"Apa kamu masih belum selesai?" tanya Jonathan yang sudah entah ke berapa kalinya pagi ini.
"Belum, Kak," jawab Nayla tanpa menatap Jonathan.
"Kakak makan saja dulu. Aku akan menyusul setelah aku selesai packing."
"Sebenarnya, apa yang kamu lakukan sejak tadi?" tanya Jonathan lagi yang kali ini masuk ke walk in closet untuk mendekati Nayla. "Kenapa kamu tidak selesai-selesai packing dari tadi? Memangnya apa yang ingin kamu bawa?"
"Justru Nayla tidak tahu apa yang harus Nayla bawa, Kak," jawab Nayla. "Nayla bingung harus bawa apa saja."
"Bawa saja beberapa pakaian dan peralatan make up mu," ucap Jonathan seraya menggelengkan kepalanya. "Jika ada kebutuhan lainnya, kita tinggal beli di sana saja."
"Aku lupa kalau aku akan pergi bersama dengan orang kaya," ucap Nayla pelan dan langsung mendapatkan tatapan dari Jonathan.
"Lalu, apa yang ingin Kak Jo bawa?" tanya Nayla dengan cepat untuk mengalihkan perhatian Jonathan.
"Bawa beberapa pakaian saja," jawab Jonathan.
"Aku tunggu 15 menit lagi. Jika kamu masih belum selesai, kita akan pergi tanpa membawa koper. Kita beli kebutuhan kita di sana saja."
Jonathan langsung melangkah keluar dari walk in closed. Pria itu akan menunggu Nayla dengan duduk di sofa yang ada dikamar mereka.
Dengan cepat, Nayla memasukan pakaian dan perlengkapan mereka ke dalam koper. Tentu saja dengan mulutnya yang terus mengomel tanpa henti.
"Apa dia kira packing itu mudah? Seharusnya, dia saja yang packing agar tahu bagaimana pusingnya packing itu."
"Dia hanya bisa memerintah saja. Memerintah memang lebih mudah daripada melakukan."
Setelah beberapa saat kemudian, Jonathan memasukan dompet dan ponselnya ke saku celana dan kembali melangkahkan kakinya menuju ke walk in closed. "Apa masih belum selesai?"
"Sudah, Kak," jawab Nayla yang sedang menarik resleting koper. Setelah itu, dia juga menambahkan gembok kecil di koper mereka.
"Selesai."
"Kita sarapan sekarang. Setelah itu, kita langsung pergi ke bandara." Jonathan mengambil kedua koper mereka dan membawa koper itu turun.
"Masukan koper ini ke mobil!" Perintah Jonathan kepada sopir yang akan mengantarkan mereka ke bandara sementara dia dan Nayla melangkah menuju ke ruang makan.
Ditempat lain, Cris, Helen, Kakek serta Nenek Jonathan juga sedang menikmati sarapan mereka. Dengan raut wajah bahagia, keempat orang itu menghabiskan sarapan mereka.
"Akhirnya, sebentar lagi mansion ini akan ramai dengan suara tangis anak kecil," ucap Kakek Jonathan.
"Mansion kami, Pa. Nanti, Papa dan Mama tinggal di mansion kami saja," ucap Cris meralat ucapan Papanya.
"Siapa bilang seperti itu?" tanya Kakek Jonathan tidak setuju. "Jonathan dan Nayla serta anak mereka akan tinggal disini. Jika mau, kamu dan Helen juga bisa tinggal disini."
"Pa," panggil Cris tidak setuju.
"Ingat, kalian harusnya berterima kasih kepadaku. Karena usahaku, Jonathan dan Nayla mau membuatkan cucu untuk kalian," ucap Kakek Jonathan sedangkan Nenek Jonathan dan Helen hanya berniat menjadi pendengar saja.
"Karena itu usahaku, mereka harus tinggal disini. Jika kamu tidak mau tinggal disini terserah. Aku tidak akan memaksa."
"Tapi aku juga membantu Papa menjalankan rencana Papa," ucap Cris berusaha bernegosiasi dengan Papanya.
"Tapi, bagaimana kalau Jonathan dan Nayla tahu apa yang sudah kalian lakukan kepada mereka?" tanya Nenek Jonathan membuat kedua pria beda generasi itu terdiam karena memikirkan kemungkinan apa yang akan terjadi.
"Cris, kamu harus memikirkan caranya. Pokoknya, jika semua ini terbongkar, aku akan menarik kamu kedalamnya," ucap Kakek Jonathan.
"Astaga," ucap Cris didalam hati. "Padahal siapa juga yang punya ide seperti itu?"
Lah ini, baru mau 1 aja masih nego, smentara waktu kontrak kakek di dunia dah brkurang 😂😂😂
chaktrin² 🤣🤣🤣