Dokter Cantik Tuan Psikopat

...༻⌘༺...

"Aku tidak menyangka Ares ternyata adalah Brandon," ungkap Athena berpura-pura.

"Benarkan? Itu sangat tak terduga," tanggap Cody. Sejak tadi sebenarnya dia merasa gugup. Dirinya memang selalu merasa begitu saat berhadapan dengan Athena.

"Apa itu saja yang ingin kau bicarakan?" tanya Athena.

"Mungkin..." lirih Cody. Dia sebetulnya ingin bersama Athena lebih lama. Namun Cody bukanlah lelaki yang pandai bicara dan memikat wanita.

"Ya sudah kalau begitu aku pulang sekarang," pamit Athena. Cody pun membiarkannya pergi begitu saja.

Saat keluar dari cafe, Athena segera berjalan menuju mobilnya. Dalam perjalanan ke sana, tiba-tiba seseorang berjalan di sebelahnya.

Pupil mata Athena membesar. Bagaimana tidak? Ternyata orang itu adalah Ares.

Ares menarik tangan Athena. Matanya melotot tajam. "Apa yang kau lakukan dengan lelaki itu?!" timpalnya.

"Maksudmu Cody?" Athena memastikan.

"Ya!" Cody tampak marah.

"Kami hanya sekedar bicara itu saja. Kenapa kau berlebihan sekali," ucap Athena.

"Aku benci melihat bagaimana caranya menatapmu! Dan juga, gara-gara dia aku di penjara!" ungkap Ares penuh kebencian.

"Ares... Kau berlebihan! Dia melakukan itu karena pekerjaannya." Athena memegangi pundak Ares. Berusaha menenangkan lelaki itu sebisa mungkin.

"Terserah! Tapi aku membencinya. Izinkan aku membunuhnya!" geram Ares.

"Ares! Sadarkan dirimu... Bukankah kau ingin sembuh? Kau tidak akan bisa sembuh jika tak bisa menahannya," tutur Athena.

"Ada orang-orang tertentu yang harus dimusnahkan di muka bumi ini," kata Ares dengan raut wajah bertekad.

"Ares!" seru Athena pelan. Dia segera menarik Ares ikut bersamanya menuju mobil.

"Aku juga akan menghancurkan keluarga Beneditch. Setelah itu, aku janji tak akan membunuh lagi," ucap Ares.

Athena tak menjawab. Dia terus membawa Ares sampai masuk ke mobilnya. Perempuan itu hanya ingin bicara di tempat aman.

"Ares, tak peduli seberapa besar kau membenci orang, aku mohon jangan sampai kau juga ingin menghabisi mereka. Jika mereka jahat, maka biarkan alam yang menghukumnya. Kau juga tak tahu bagaimana alam menghukummu nanti," tukas Athena panjang lebar.

"Aku? Tapi--"

"Ares! Katanya kau ingin berhenti membunuh demi diriku! Jika begitu, maka lakukanlah. Kau seharusnya mengkhawatirkan dirimu sendiri. Semua orang sekarang sedang gencar mencarimu. Aku rasa kau lebih baik pergi ke luar kota. Itu juga ide bagus untuk melupakan kebencianmu," potong Athena.

"Aku hanya akan pergi jika kau pergi," kata Ares. Nada suaranya melemah. Nampaknya perkataan Athena berhasil meredamkan keinginan membunuhnya.

"Aku? Tapi tak semudah itu bagiku pergi dari kota ini," ungkap Athena.

"Kenapa?" tanya Ares.

"Tentu saja ini berkaitan dengan pekerjaanku," jawab Athena. Perlahan dia menjalankan mobilnya.

Sesampainya di apartemen, Athena dan Ares melangkah masuk bersama. Saat itu Ares menarik tangan Athena. Hingga perempuan tersebut masuk ke dalam pelukannya.

"Maafkan aku... Aku hampir lupa diri," tutur Ares.

"Tak apa. Itu wajar menurutku. Apalagi kau masih pemula," sahut Athena.

Area tersenyum. Ia menutup pintu dan melepas topeng kulitnya begitu saja. Selanjutnya, dia raup bibir Athena dengan mulutnya. Kini ciuman panas terjadi.

Sambil terus berciuman, Athena berjalan semakin masuk ke apartemen.

"Athena!" panggil Bella. Sejak tadi dia dan Ben duduk di sofa.

Mendengar itu, Athena dan Ares sontak berhenti berciuman. Mata Athena terbelalak tak percaya. Berbeda dengan Ares yang tampak biasa saja.

"Oh, halo Tuan dan Nyonya Mayers. Kenalkan aku Brandon Hillton, pacarnya Athena," kata Ares dengan percaya diri. Dia tidak sadar kalau dirinya sudah melepas topeng kulitnya.