Dikhianati, dibohongi, dan diperalat oleh kekasih, saudara dan juga keluarga. Membuat Celina sadar bahwa kebaikan nya tidak lah berguna.
Menjadi jahat dan kejam rasanya itu lebih baik. Supaya mereka para parasit sadar, bahwa kesabaran seseorang ada batasnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon L-viie Ann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SEBUAH RENCANA
" Hallo baby.. " Sapa Donna mesra meskipun itu hanya akting belaka.
" Kenapa nomor mu tidak bisa dihubungi ? Aku dengar kau sedang hamil ?"
" Baby,,, itu fitnah.. Aku tidak hamil " Jawab Donna, ia melirik kedua sahabat nya yang tengah menyimak.
" Come on baby, jangan bohongi aku... Jika benar kau hamil, aku akan bertanggung jawab " Pinta Edo penuh harap.
" No, itu semua bohong.. Ada yang ingin menghancurkan karir ku disini " Donna tidak kehilangan ide untuk membohongi Edo.
" Lalu kenapa kau pulang secara tiba-tiba?, tanpa mengabari aku. Disini aku mencari mu sayang, Aku rindu. Aku akan datang ke tempat mu"
Donna membeliak panik.
" Baby, aku akan kembali. Kenapa kau repot-repot datang ?"
" Really???"
" Of course!! Aku akan datang sayang, secepatnya ! Sebaiknya kau simpan saja uang mu untuk biaya pernikahan kita disana" Donna sangat meyakinkan sekali.
" Baiklah !Aku tunggu kamu sayang, I Love you"
" I love you too "
Sambungan pun terputus, Barulah Donna bisa menghela nafas lega.
" Kau jahat Don" Nada berkomentar.
" Setelah ini pasti akan banyak kebohonganmu yang lain" Tambah Lea.
" Aku hanya berbohong sedikit, nanti kalau sudah saatnya aku akan kembali padanya" Jawab Donna tanpa sedikitpun merasa bersalah.
" Kau yakin ?"
Donna mengangguk menanggapi ketidak yakinan Lea. Ia menyender sambil membuang nafas panjang.
" Aku tidak akan bisa menggenggam Andara selamanya. Dia sudah tidak mencintai ku lagi seperti dulu"
Di bibir Donna tersungging senyuman getir, terlihat miris.
" Kalau kau tahu seperti itu, kenapa melakukan semua ini ? Ini hanya akan memperburuk keadaan" Lea kembali menyahut.
" Sudah aku bilang, aku tidak mau jatuh sendirian. Apalagi melihat Andara lebih bahagia bersama perempuan itu dibanding dengan aku. Setidaknya aku membuka kesempatan untuk membalas rasa sakit ini " Alasan Donna dipenuhi oleh dendam.
Lea dan Nada hanya bisa menggeleng pelan, sebagai sahabat mereka tidak mungkin meninggalkan Donna.
>>>
" Apakah pria yang bernama Edo itu akan datang ?" Tanya Celina kepada Azka Boe melalui telepon.
" Sepertinya tidak, Donna terlalu licik sehingga mampu membuat pria itu sangat percaya "
Celina diam mendengar jawaban Azka Boe, dia sangat ingin Edo datang hingga pernikahan ini gagal. Tapi ternyata Donna lebih cerdik mengantisipasi pria itu.
Kalau Edo tidak datang, berarti pernikahan ini akan berlanjut. Dan dia positif dimadu.
" Kau baik-baik saja ?"
Pertanyaan Azka Boe membuyarkan lamunan Celina .
" Ah iya, aku baik-baik saja. Ya sudah, nanti sore aku akan datang menjenguk Oma"
" Baiklah, aku tunggu !"
Perbincangan via telepon pun terputus, kepala Celina berdenyut sakit. Rencananya sedikit terhambat. Apakah harus menunggu sampai bayi itu lahir untuk menyelesaikan drama ini?
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Donna berniat datang ke rumah sakit, dia akan menyerang Ambarita. Bagaimana pun bagi Donna dialah dalang dari kehancuran hubungan nya dengan Andara.
Maka wanita tua itu akan lebih banyak menderita karena pernikahan ini.
Tapi mendadak langkah kaki nya tertahan saat dirinya melihat Celina yang tengah bercengkrama bersama Azka Boe.
Mereka nampak dekat, dan beberapa kali Azka Boe tersenyum dengan pandangan yang sangat dalam.
Donna tidak mau melepaskan momen ini, dia merekam semua nya. Siapa tahu berguna satu saat nanti.
Selain harus menghancurkan ARTHAMA, Donna akan menghancurkan Celina . Perempuan itu termasuk salah satu pondasi terkuat saat ini.
" Sebaiknya aku pergi saja, atau aku balik arah ke tempat Andara "
Senyuman licik tersungging.
" Sedetik pun tak akan ku biarkan kalian menghela nafas lega "
Donna berbalik pergi, untuk hari ini dia tidak akan mengunjungi Ambarita . Justru dia akan mendatangi Andara, Pria itu akan selalu berada dalam genggamannya.
***
Andara Pala naik pitam begitu mendapatkan telfon dari asisten rumah tangga, jika di rumah ada Donna.
Perempuan itu bertingkah seperti seorang majikan, menyuruh ini dan itu kepada asisten rumah tangga nya. Sampai diam-diam si ART menelpon memberitahu Andara Pala .
Detik itu juga Andara Pala pulang ke rumah, membiarkan pekerjaan nya yang menumpuk. Dia akan membuat Donna pergi dari rumah saat itu juga.
Baru saja tiba, Andara Pala disajikan pemandangan yang membuat nya semakin jengah. Donna tengah duduk santai menonton kartun sambil memeluk camilan.
" Ngapain kamu di rumah ku?!"
Suara Andara berhasil membuat Donna menoleh.
" Eh sayang.. Udah pulang ?" Tanpa ada rasa bersalah, Donna mematikan TV kemudian beranjak menyambut kedatangan Andara Pala .
Ia ingin meraih tas kerja pria itu, Namun Andara Pala mengelak.
" Keluar kau dari rumah ku sekarang !!" Bentak Andara Pala tegas, kelembutan nya sudah terkikis oleh rasa kecewa dengan sikap Donna.
Tapi perempuan itu seolah tidak perduli, ia tersenyum lebar.
" Jangan kasar gitu dong sayang, kasian baby kita. Dia pasti sangat terkejut "
Donna mengelus perutnya yang masih rata.
" Cepat pergi sekarang !!!"
Andara Pala kembali menegaskan ucapan nya dengan penuh penekanan.
" Kalau aku nggak mau ? Kenapa ?" Donna semakin menantang, Andara Pala tidak mampu lagi menahan emosi. Ia menarik kasar lengan Donna kemudian menyeretnya keluar.
Para ART di rumah itu menyaksikan dari balik dinding, mereka sama-sama bersyukur atas ketegasan sang majikan.
" Lepasin !!!"
Donna meronta-ronta, dia berpikir keras jika pasti dirinya akan kalah telak. Secara tenaga Andara Pala begitu kuat. Akhirnya Donna mengambil cara licik, dia berpura-pura sakit perut.
" AAAHHHH sakit "
Kelicikan nya didukung penuh oleh ekspresi wajah yang memang terlihat natural. Tangan nya memegang perut sembari meringis.
Secara naluriah Andara Pala melepaskan cekalan tangannya. Ia cengo melihat Donna yang terjelopoh di lantai sambil memegang perut nya.
" To-long... " Rintih Donna parau, hati Andara Pala tergugah. Perlahan dia berjongkok di samping Donna.
" Kau kenapa ?"
" Sakit... Tolong " Rintihnya pilu, Andara Pala merangkul bahu Donna kemudian ia mengangkat tubuh Donna dan dibawanya ke atas kursi panjang.
Hal tersebut tanpa sengaja dilihat oleh Celina yang baru saja datang. Tubuh Celina membeku, kedua tangannya mengepal.
Sekuat tenaga Celina melangkah masuk ke dalam rumah, hatinya semakin teriris menyaksikan bagaimana Andara Pala memperhatikan Donna. Membantu perempuan itu minum sembari mengusap pucuk kepala nya.
Apakah masih ada rasa dihati Andara Pala ??
"""????""""