NovelToon NovelToon
My Perfect Stranger

My Perfect Stranger

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Perasaan / Duda / Romansa Modern / Cinta setelah menikah / Tinggal bersama / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Pengantin Pengganti
Popularitas:5.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Nisaaayu

Berniat ingin menyelamatkan seorang pria dari pengkhianatan pernikahan justru membuatnya terlibat dan malah menjadi pengantin wanita pengganti. Friska Hallin Amanda, seorang gadis yang terpaksa berurusan dengan sang mempelai pria yang ternyata seorang CEO terkenal.

Dia tidak menyangka bahwa perbuatannya yang merusak pernikahan CEO tersebut justru mengantarkannya kepada pernikahan yang tak pernah Ia bayangkan. Friska terpaksa menggantikan mempelai wanita untuk menyelamatkan nama baik sang CEO.

"Saya tidak mau menikah dengan bapak!"

"Kamu harus mau! nama baik saya akan dipertaruhkan saat ini. Atau saya akan menghancurkan hidupmu beserta keluargamu!" begitulah ancaman Ardigo yang membuat pernikahan palsu itu akhirnya terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisaaayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kehangatan Keluarga

Suara tawa terdengar keras di ruang tengah rumah keluarga Fabiyan. Rini dan Dinda bahkan sampai meneteskan air matanya mendengar cerita Friska. Mereka tidak habis pikir dengan apa yang sudah dilakukan oleh Friska, dengan mengajak Digo untuk ikut serta di dalam acting nya.

"Aku tidak bisa membayangkan wajah kak Digo ketika ber acting di depan umum" Dinda masih setia menertawakan sang kakak

Namun di balik tawa mereka semua, ada seseorang yang masih setia menampilkan wajah kesalnya.

"Sudah selesai?" ketus Digo yang membuat mereka sedikit mengurangi tawanya

"Terimakasih ya, Friska. Kamu sudah memberikan pengalaman yang tak terlupakan untuk kak Digo" ucap Dinda yang masih diselingi dengan tawa

"Sayang!" Reyhan menegur istrinya pelan agar berhenti menertawakan sang kakak, karena dia bisa melihat aura yang menyeramkan dari Ardigo

Bagaikan sihir, Dinda langsung meredakan tawanya sambil melipat bibirnya berusaha menahan sisa tawanya

"Yasudah, ayo kita makan malam dulu. Mama sudah tidak sabar makan bebek goreng pesanan Mama." Rini mengajak mereka semua menuju ruang makan yang sudah dipenuhi dengan makanan

"Bu Asih, ini bebeknya tolong dibagikan kepada yang lain juga ya. Tadi Digo sengaja membeli banyakan" ujar Rini sambil menyerahkan satu kantong plastik box berisi bebek goreng

"Terimakasih, Nyonya"

Sepeninggal Bu Asih sang kepala pelayan, mereka semua makan dengan tertib. Friska sesekali membantu Vano menyelesaikan makannya dan mengambilkan air putih untuk sang anak. Dinda tersenyum melihat perlakuan Friska terhadap sang ponakan, gadis itu terlihat sangat menyayangi Vano.

Aku yakin pilihan kakak kali ini tidak salah. Semoga Friska bisa sabar mendampinginya. Batin Dinda penuh harap

Setelah selesai makan, mereka kembali berkumpul di ruang keluarga. Mereka sedang mencicipi brownies buatan Friska yang sudah dipotong dan dipindahkan ke piring

"Enak sekali, Ma. Besok besok tolong buatkan kue untuk Vano lagi ya, Ma?" Vano sangat antusias memakan potongan ketiga brownies itu

"Iya sayang, boleh" balas Friska

Rini dan Dinda tersenyum melihat interaksi antara Friska dan Vano. Mereka senang ketika mendengar panggilan yang diberikan Vano untuk Friska. Karena konon katanya sebuah panggilan bisa menunjukkan seberapa dekat hubungan atau ikatan. Panggilan 'Mama' yang tidak pernah diberikan Vano kepada siapapun, atau lebih tepatnya dia tidak punya seseorang yang bisa ia panggil dengan sebutan tersebut. Namun itu dulu, karena sekarang bocah itu sudah sangat lancar menggunakan panggilan itu untuk gadis cantik yang berada di sampingnya saat ini. Seakan dia sudah menggunakan panggilan itu sejak dia bisa berbicara

"Besok tolong ajari mama resep brownies mu ini ya, Fris? mama sangat menyukai rasa dan juga teksturnya."

"Boleh, Ma"

"Bukankah rasanya sangat enak, Digo?" kini Reno yang sengaja menggoda putranya karena sejak tadi Digo hanya diam namun sudah menghabiskan 4 potong kue kalau Reno tidak salah hitung.

"Biasa saja. Seperti brownies pada umumnya" balas Ardigo cuek

Sepertinya dia diciptakan dari 10 persen tanah dan 90 persen gengsi. Cibir Friska dalam hati

"Benarkah? tapi sebelumnya Papa tidak pernah melihatmu makan kue lebih dari 2 potong"

"Itu karena mood ku saja yang ingin makan banyak sekarang, Pa" bukan Ardigo namanya jika tidak bisa mengelak dari situasi yang tidak menguntungkan baginya

Reno hanya mendengus ketika mendengar jawaban Ardigo yang tidak pernah ada habisnya

"Sudahlah kak, akui saja kalau masakan istrimu sangat enak. Tidak perlu malu seperti itu, mas Reyhan saja sering memuji masakanku"

Oh tidak, rasanya Digo ingin menyentil bibir sang adik dengan keras yang tengah tersenyum mengejeknya. Namun dia memilih tetap diam tidak berniat membalas ucapan Dinda

"Kamu harus buka toko kue, Fris! Aku yakin pasti akan laku keras" kini Dinda beralih ke Friska

"Hehe terimakasih, Mbak. Nanti kalau waktunya sudah tiba, aku pasti akan memulai usahaku sendiri" Friska berujar dengan kesungguhan di hatinya. Dia memang berniat jika nanti dia sudah terlepas dari pernikahannya dengan Ardigo, ia akan memulai hidupnya sendiri dan menatanya dengan perencanaan sematang mungkin.

"Tapi jangan terlalu sibuk ya, Fris. Kasihan kakakku nanti malah terabaikan" Dinda kembali tergelak melihat ekspresi sang kakak

"Sudah sudah. Jangan terlalu didengarkan omongan adik iparmu ini, Friska. Dia memang kadang suka berlebihan dalam mengatakan sesuatu." ujar Rini menengahi

Mereka larut dalam obrolan ringan yang tak jarang mengundang kekehan dan tawa riang semua orang. Hingga tak terasa malam semakin larut dan semua penghuni rumah memutuskan untuk beristirahat di kamar masing masing. Namun justru timbul satu masalah yang membuat Friska kebingungan, yaitu bagaimana dia tidur malam ini. Dia masih mondar mandir di dapur memikirkan dimana dia harus tidur. Tadi saat semua orang memutuskan masuk ke kamar, Digo langsung membawa Vano menuju sebuah kamar yang Friska perkirakan adalah kamarnya. Pria itu tidak mengajaknya dan langsung pergi begitu saja.

Tak ingin membuat semua orang bertanya tanya, Friska berdalih ke dapur terlebih dahulu karena ingin minum dan meletakkan piring kue yang sudah kosong. Dia sengaja berlama lama di dapur sambil berpikir keras tentang nasibnya malam ini

"Bagaimana ini? aku harus tidur dimana?" gumam Friska masih setia memperagakan gerakan setrika, alias mondar mandir. Bahkan saat ini ia sedang menggigit ujung jari tangannya

"Kenapa masih disini?" tiba tiba sebuah suara mengagetkannya. Di tengah keheningan malam tentu mendengar suara sedikit saja akan membuat keterkejutan yang lumayan parah

"Astaga! kamu mengagetkan ku, Mas!" Friska bahkan merasakan kedua lututnya lemas seketika karena terlalu terkejut dengan kedatangan Ardigo yang tiba tiba. Untung saja Ardigo dengan sigap menahan tubuhnya dengan memegangi kedua lengan Friska saat gadis itu limbung dan hampir terjatuh

"Kamu kenapa?" tanya Digo bingung

"Tentu saja karena kamu mengagetkanku!" ujar Friska kesal

"Saya hanya bertanya, kenapa kamu masih disini?" kembali Ardigo mengulang pertanyaannya

"Aku harus tidur dimana?" tanya Friska polos

"Tidurlah di kamar saya bersama Vano. Dia ingin tidur denganmu"

"Lalu kamu?"

"Saya juga disana. Nanti saya bisa tidur di sofa"

"Baiklah" ujar Friska lalu dia mengikuti langkah Ardigo memasuki sebuah kamar

"Mamaa ayo sini tidur dengan Vano. Daritadi Vano menunggu Mama" ujar Vano dari atas ranjang, dia sudah siap dengan pakaian tidurnya

"Iya sayang, mama ganti baju dulu"

Setelah berganti baju dengan piama lengan panjang, Friska kemudian mencuci muka dan kembali ke ranjang. Dia melihat Ardigo sedang duduk di sofa memainkan ponselnya. Tanpa berpikir panjang Friska langsung mendekati Vano dan duduk di tepi ranjang

"Tolong bacakan dongeng untuk Vano ya, ma? Papa tidak pandai membacakan dongeng, suaranya terdengar sangat aneh dan membuat Vano tidak bisa tidur" adu Vano yang langsung membuat Ardigo menatap ke arahnya.

Bagus sekali! kini anaknya sudah punya tempat mengadu untuk menceritakan semua kekurangannya. Sepertinya mulai saat ini aibnya akan dibongkar satu persatu oleh sang anak. Ardigo mengakui bahwa membacakan dongeng bukanlah keahliannya. Alhasil, selama ini dia membacakan cerita yang harusnya terdengar menarik dan menyenangkan menjadi menegangkan dan tidak menarik sama sekali karena cara pembacaannya yang sangat datar

Tawa yang cukup keras mengalir dari bibir Friska. Gadis itu tidak merasa takut sama sekali bahkan saat Ardigo dengan terang terangan menatap tajam dirinya

"Boleh sayang. Akan mama usahakan membaca dongeng dengan baik agar tidak terdengar aneh seperti yang dilakukan papa" ujar Friska dengan menampilkan senyum malaikatnya, namun terlihat menyebalkan oleh Ardigo

Haha rasakan itu. Aku juga bisa membuatmu kesal. sorak Friska dalam hati

Friska membantu memperbaiki posisi tidur Vano, lalu ia pun naik ke atas ranjang dengan posisi setengah berbaring dan bersandar ke headboard, dia memiringkan tubuhnya menghadap Vano sambil memeluk tubuh kecil itu. Sesekali dia membelai dan menyisir rambut Vano dengan jari jarinya.

1
olif
seru banget kak, ceritanya bagus juga ngga terlalu berat jadi suka bacanya..
semangat terus ya kak..
Lucia
Ada apa kagi nih... jgn" kejutan bt friska bangun rumah idaman friska ut kado melahirkan nnt😂
Lucia
Ceritanya menghibur thor👏👏👏
Lucia
Baru tau sekarang ya kalo friska manis & mempesona😁
Lucia
So sweet Ardigo.. mulai bucinnnn🤭
Lucia
Puji Tuhan akhirnya jantung Friska berdetak lagi. Aku dh mo marah sm outhor. Kasihan lho vano 2x ditinggal mmh( seorang ibu). Maaf ya thor.. anda baik sekali sm Friska👍👍🫰🫰
Lucia
Sabar Friska. Dlm RT emg byak masalah & penyesuaian. Semoga bahagia kel kecilmu.ardigo mulai menyadari perasaannya Cinta & tak mau kehilangan👍
Lucia
Cinta dong😁
Lucia
Cinta da cemburu tipis bedanya... ardigo gengsi level dewa😃
Lucia
Tandanya perhatian ardiago😃
Lucia
Mantappp wonder woman👏👏👏 friska
Nuryati Yati
Rivan ma Tasya aja thor
Rahmi Ami
Luar biasa
Christina Hartini
Digo menyiapkan surprise untuk Friska ( rumah idaman Friska ) mungkin ya
Christina Hartini
setuju 👍
Nuryati Yati
semangat thor
Nuryati Yati
😭😭😭
Nuryati Yati
rasakno Vania makanya punya mulut tu di jaga jangan seenaknya asal jeplak
Nuryati Yati
👍👍👍
Nuryati Yati
sombong amat Digo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!