YASMIN! I LOVE YOU

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 7 malam. Tetapi Yasmin belum juga beranjak dari kursinya, ia masih saja mengerjakan berkas yang di berikan oleh Gio pagi tadi. Yasmin tak menyadari kalau hari sudah gelap, tanpa ia tahu sahabatnya, Sarah sudah beberapa kali menghubunginya tapi tidak di angkat-angkat oleh Yasmin.

"mana berkas yang saya minta tadi..?!" tanya Gio yang sudah berdiri tepat di depan meja Yasmin. Membuat nya langsung berdiri Karena terkejut. Yasmin benar-benar tidak menyadari kalau Gio sudah berdiri di depannya.

"I-ini masih saya kerjakan tuan." jawab Yasmin jujur.

"kok lama kali sih kamu mengerjakan itu saja..!"ucapnya dengan datar

"ma-maaf tuan, soalnya ini pertama kalinya saya menjadi sekretaris dan saya tidak begitu terlalu paham detail pekerjaan nya, jadi saya harus benar-benar mempelajarinya dengan telitih agar tidak salah, baru saya salin ke komputer." jawab Yasmin sedikit kesal. Ia benar-benar sudah lelah, eh bosnya datang malah marah-marah.

"Seharusnya kalau ada yang tidak kamu mengerti itu di tanya...! jangan kamu diam saja seolah-olah kamu mengeti." ucap Gio dingin.

'Ya Allah ternyata sulit juga menjadi sekretaris, gak semudah yang ku bayangkan. Sabar Yasmin.. sabar.. ini awal kamu menuju sukses."batin Yasmin.

"Sudah kamu selesaikan saja besok pagi." tambah Gio lagi

"Apa?"

"Apa kamu tulih?! saya bilang.. selesaikan besok pagi. Ini sudah malam, apa kamu mau tidur di kantor ini?!" ucap Gio lantang, kemudian Gio berjalan meninggalkan Yasmin.

"Apa? sudah malam?" Yasmin langsung melihat jam di tangannya, Yasmin pun terkejut ternyata sudah jam 7.30 malam. karena saking seriusnya mengetik di komputer sampai ia tidak menyadari kalau hari sudah malam. Kemudian Yasmin menghela nafasnya pelan. "Perasaan saat dua kali bertemu dengannya, dia kelihatan baik dan bicaranya juga sedikit lembut deh! tapi kok.. tau ah! pusing lihatnya. Punya bos kok galak amat." monolog Yasmin sembari membereskan berkas-berkas yang berserakan di mejanya.

Karena sadar kalau ternyata hanya dirinya yang di lantai 25, Yasmin langsung bergegas mengambil tasnya lalu berjalan menuju lift.

Sedangkan Gio sendiri masih berada di depan lift, karena ada rasa tidak tega meninggalkan Yasmin sendiri di lantai 25, apalagi ini sudah malam. Jadi ia menunggu Yasmin di depan lift.

Saat marah-marah pada Yasmin tadi, sebenarnya Gio tidak tega pada Yasmin. Tapi ia melakukan itu karena menutupi detak jantungnya yang berdegup kencang kalau sudah berhadapan dengan Yasmin, apalagi kalau sudah melihat mata teduhnya.

"Kenapa sih kamu lari-lari kaya gitu?! ini bukan lapangan, ini kantor!" kesal Gio.

"Ma-maaf tuan, saya takut tinggal sendiri disini.. dan ini sudah malam. Saya paling takut sendirian apalagi kalau dalam keadaan gelap, dada saya bisa sesak kalau itu sampai terjadi." tutur Yasmin, yang berdiri di samping Gio. Membuat Gio langsung mengalihkan pandangannya dari Yasmin.

Tak berapa lama lift pun terbuka, Gio langsung masuk kedalam lift, di ikuti Yasmin dari belakang yang masuk ke lift yang sama dengan Gio. Di dalam lift mereka berdua hanya diam saja, tapi mata Gio terus saja menatap tubuh Yasmin dari belakang, karena posisinya Yasmin berdiri tepat depan pintu lift sedangkan Gio berdiri di belakangnya.

Sampai nya di lobi, Yasmin bergegas jalan menuju pintu, karena ia yakin Sarah dirumah sangat kuatir. Kemudian, ia ingat kalau belum ada melihat ponselnya. Sambil jalan Yasmin mengambil ponsel nya di dalam tas.

"Aw..!" seperti biasa Yasmin selalu menabrak sesuatu yang ada di depannya. Tapi kali ini yang di tabrak nya bukan benda hidup, meliankan pintu kaca. Membuat orang yang tepat jalan di belakangnya terkejut dan langsung mendekatinya.

"Kamu tuh ya apa tidak kelihatan pintu kaca sebesar itu!" Gio tiba-tiba mengelus serta meniup kening Yasmin yang memarah karena terbentur kaca. Membuat Yasmin membeku sembari matanya melihat Gio.

"apa hobi kamu selalu menabrak yang ada di depan kamu?" tanya Gio kesal yang masih mengelus kening Yasmin lembut.

"Maaf tuan." kemudian Gio sadar dengan apa yang dilakukan pada Yasmin, langsung menjauhkan diri nya dari Yasmin.

"Makanya kalau jalan itu lihat depan! dasar ceroboh!" Ucap Gio, setalah itu Gio langsung berjalan keluar menuju mobilnya dan meninggalkan Yasmin yang masih di dalam.

"Ya ampun Yasmin... Lo emang kebiasaan! bikin malu aja." monolog nya sembari berjalan keluar.

Sampai di depan pos satpam, taksi yang sudah dipesan Yasmin datang, kemudian ia berjalan kedepan lalu masuk kedalam taksi.

Lima belas menit Yasmin baru sampai rumah Dina, karena dirinya bersama Sarah memang tinggal di rumah sepupu Sarah itu. Ternyata tanpa Yasmin sadari saat di perjalanan pulang ada mobil yang mengikutinya. Ya, siapa lagi kalau bukan Gio. Saat akan melajukan mobilnya Gio melihat Yasmin menaiki taksi, dan gak tahu kenapa Gio ingin tahu dimana Yasmin tinggal di Jakarta, karena saat melihat CV-nya alamat rumah Yasmin ada di Surabaya. Gio melajukan mobilnya mengikuti taksi yang di naiki Yasmin. Dan ternyata Yasmin tinggal di sebuah komplek perumahan yang letaknya tidak jauh dari apartemen nya.