hubungan Selama tiga tahun tak bisa bertahan karena orang ketiga, sahabat baik suamiku datang dengan dalih pertemanan, awalnya aku menanggapi biasa saja hingga suatu hari aku tak sengaja ingin memberikan kejutan malah aku yang di berikan kejutan oleh suamiku,, perih dan pedih rasanya hingga aku tak mampu bertahan, Bahkan kaki seakan lemas tak bertulang... menyaksikan suamiku membawa sahabatnya dan memperkenalkan sebagai adik maduku.aku yang tak rela di madu memilih mundur..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon salsabilaimuet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
surat sidang kedua
Setelah makan siang Rendra pun pergi ke tempat semula, mengerjakan pekerjaan yang menumpuk itu.
2 minggu sudah, Rendra seperti biasa, ia berangkat kerja, karena hari ini sangat banyak pekerjaan yang harus ia kerjakan karena pasalnya ini sudah memasuki bulan ramadhan.
"Mas berangkat dulu ya yank, nanti kalo ada apa-apa hubungi mas saja," Rendra mengecup pucuk kepala Vanesa.
"Iya mas hati-hati.. maaf gak bisa nganterin kamu sampai luar bapak aku rasanya lemes banget." adunya..
"Ya mas ngerti kok, kamu di rumah sendiri, apa mau aku panggilkan ibu," tanya Rendra yang sedikit kawatir, pasalnya ia sudah mengontrak rumah, untuk Vanesa,
Rendra juga gak menepatkan vanesa di rumah yang dulu ia dan Ayu tinggali, biarlah rumah itu terbengkalai karena Rendra tak mau mengusik isi dalam rumah itu, banyak kenangan dengan Ayu,dan juga rumah itu mereka beli bersama, sampai sekarang tak ada konfirmasi apa-apa dari Ayu tetang rumah itu.
"Tidak usah mas, aku baik-baik saja kok.." Vanesa malas jika harus ada ibu Rendra di rumahnya.
"Baiklah kalo begitu mas berangkat dulu ya, assalamualaikum.." Rendra pamit pergi bekerja.
Sedangkan Vanesa merasa girang, bagaimana tidak ia bisa leluasa ada di rumah ini, tampa gangguan, ia juga bisa melakukan apa yang ia mau, bagaimana pun ia sekarang bebas..
"Ahirnya aku keluar juga dari rumah yang sangat tak nyaman itu, tinggal dengan mertua sama saja dengan tinggal bersama harimau, banyak aturannya, kalo begini kan enak, dan aku juga berhasil menyakinkan mas Rendra lembur untuk membelikan aku rumah, walaupun masih mencicil tapi gak papa sih, " guman vanesa yang langsung bangkit dana masuk kedalam kamar mandi.
Vanesa selesai dari dalam kamar mandi, ia juga memakai baju komono, dan langsung bermain ponsel, ada pesan dari rian Vanesa langsung membukanya.
"Hallo honey, kamu dimana ketemuan yuk, kangen.." pesan Rian yang baru saja ia buka.
"Apa-apaan sih dia, gak tau apa bulan puasa, udah gak puasa, mau lakuin dosa juga, apa sudah gila dia.." guman Vanesa.
"Maaf aku gak bisa, lagian ini bulan puasa, dan aku capek, kita putus saja, karena aku udah benar-benar ingin serius dengan rumah tangga aku." balasan Vanesa.
Vanesa sebenarnya juga malas terus bermain dengan Rian, baginya hanya selingan saja, tapi ia benar-benar ingin mengakhiri hubungan dengan rian, bagaimanapun jika turus bersama Rian ia takut ketahuan.
"Jangan harap kamu putuskan aku, apa mau aku berkata sama rendra jika anak yang kamu kandung anak aku, apa kamu sudah siap menanggung resikonya. " ancam Rian
Vanesa yang melihat balasan itu seketika meradang, ia juga tak mau sampai, ia di campakkan oleh Rendra yang jelas-jelas akan memberikan kasih sayang kepada anak ini.
"Sial,, awas saja kamu Rian, sekarang aku memang lemas tapi lihat saja nanti kita akan sama-sama hancur.." umpat Vanesa,
Setelah melihat ancaman itu Vanesa membalas pesan Rian, dan juga mengajaknya ketemuan dia sebuah kafe, karena ia juga akan bernegosiasi denganya.
"Baiklah tunggu saja di kafe biasa tapi tak ada pembahasan ranjang,"
Klik
Balasan Vanesa ia pun bersiap untuk pergi..
Di kampung ayu mendapatkan kabar bahwa sidang kedua besok, ia di telfon oleh Naina..
"Ya nai ada apa.."
"Sidang kedua besok ya, mungkin rendra sekarang sudah mendapatkan surat itu, apa kamu akan hadir besok.." tanya Naina.
"Hadir dong, lagian kan sayang juga, gak hadir, biar cepat selesai juga,"
"Iya dong, oh ya kamu berangkat kesini kapan." tanya Naina.
"Insyaallah nanti malam mungkin, oh ya kamu jemput aku ya, berangkat sendiri,"
"Bapak kamu gak anterin Ayu.."
"Kayaknya gak deh, karena bapak lagi gak enak badan, aku gak tega juga repotin bapak terus-terusan.."
"Baiklah, ok kalo gitu aku tutup dulu ya, nanti sambung lagi.." ucap Naina.
Setelah sambungan telfon terputus, Ayu kekamar bapaknya, untuk memberikan makan karena sejak pagi bapak nya istirahat dan mengeluh pusing.
"Pak.. Ayu masuk ya pak.." Ayu yang berbicara di depan kamar bapaknya.
"Masuk saja nak, " ucap pak Mardi dari dalam.
Kriek
Ayu masuk dan membawa makanan dan juga air putih berserta obat,
"Pak makan dulu ya, dari tadi bapak belum makan." Ayu duduk di samping pak mardi.
"Iya nak," ahirnya oak Mardi mengikuti apa yang di ucapkan oleh anaknya ia juga tak mau Ayu sampai cemas dengan keadaanya..
Setelah memberikan makan bapaknya Ayu ingin menyampaikan keinginan untuk menghadiri sidang kedua besok.
"Pak besok Ayu ada sidang ke dua, jadi Ayu izin untuk ke kota lagi.." ucap Ayu hati-hati.
"Apa nak besok." pak Mardi kaget pasalnya ia tidak bisa mengantar anaknya.
"Ya pak, nanti sore Ayu akan pergi ke kota. "
"Sama siapa kamu nak.."
"Sendiri saja pak, aku juga gak tega ajak bapak kenapa, karena bapak lagi gak enak badan jadi Ayu sendiri aja gak papa kan pak.." Ayu juga gak ingin merepotkan bapaknya.
"Tapi bapak gak tega nak, kalo kamu pergi sendiri, apa kamu minta tetangga disini untuk antar kamu ke kota nak." ucap pak Mardi yang takut jika Ayu pergi sendiri.
"Pak insyaallah ayu akan baik-baik saja pak, jangan kawatir, buktinya aku sendiri pulang kesini juga berani, jangan takut pak ayu akan jaga diri Ayu." Ayu mencoba menyakinkan bapaknya itu.
"Benarkan nak, tapi bapak kawatir sekali.."
"Ayu mohon pak, setelah selesai ayu juga akan segera pulang kok," Ayu menyakinkan bapaknya.
"Baiklah nak, jika kamu memaksa.." ahirnya pak Mardi pasrah saja, sebenarnya dalam hati pak mardi gak sedikit kawatir, pasalnya Ayu ke kota sendiri tak ada yang menemani.
Setelah mendapatkan izin Ayu mulai bersiap, hanya membawa tas ransel dan juga semua barang yang ia butuhkan di kota nanti,
"Nak apa kamu sudah mau berangkat.." tanya pak Mardi yang sudah melihat putrinya bersiap untuk berangkat.
"Iya. pak, doain ya semoga perjalanan Ayu lancar dan selamat sampai tujuan." Ayu masih memasukan barang ke dalam tas kecil.
"Bapak selalu mendoakan yang terbaik buat kamu nak, janji ya sama bapak jika sudah selesai sidang kamu langsung pulang, dan maafkan bapak yang tidak bisa mengantar kamu." ucap pak Mardi lirih.
"Iya pak, Mardi ayu akan selalu ingat apa yang bapak ucapkan, "
"Nanti kalo sudah sampai kabari bapak ya nak.."
"Iya pak, Ayu ayu berangkat dulu ya pak," Ayu mencium punggung tangan bapaknya itu,
"Iya kak hati-hati.."
"Assalamualaikum.." Ayu melangkah keluar rumah
"Walaikum salam nak," pak Mardi melepas kepergian putrinya.
"Semoga kamu selalu di lindungi dimana kamu berada ya nak, hanya doa yang bisa bapak panjatkan untuk keselamatan kamu, karena bapak gak bisa mengantarkan langsung kamu kekota." batin pak Mardi
lagian s rendra kenapa juga msh ngurus anak orang , liat aja msh kecil udh cemburu sama abang al , gimana gedenya
bener² piara penyakit s rendra mah
Ditunggu lanjutannya author🙏🏻🙏🏻
kena terima apa pun koneksinya xperlu play victim🤭🤭