NovelToon NovelToon
LunArbi ( Jodoh Dari Kembaran )

LunArbi ( Jodoh Dari Kembaran )

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / cintamanis / CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: GadisBodoh

Disclimer ⚠️ kalo misalnya ada yang ga sesuai kenyataan mohon untuk di mengerti. ini cerita hanya mengalir sesuai fantasi di otak saya jadi kalo banyak kejadian aneh bin ga masuk akal mohon dimaafkan. sekali lagi ini hanya Fiksi. Terima kasih. 🙏🙏

but , happy Reading guys

Arbian , pemuda tampan dan juga mapan yang dulu hidup dengan rasa nyaman kini berubah setelah kepergian sosok yang berarti baginya.

Dia terpaksa harus menjaga seorang gadis karena permintaan konyol adiknya saat akan menghembuskan napas terakhirnya. Di satu sisi , Arbian sudah memiliki seorang gadis yang ia sukai.

Lantas bagaimana kelanjutan kisah Arbian ? terus ikuti kekanjutan dari cerita ini yaa ..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GadisBodoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 25

Happy Reading.

..

...

Sudah lebih dari dua pekan setelah kejadian di pantai tempo lalu. Kini Luna sudah mulai melupakan kejadian itu yah walaupun rasa kesal dan benci pada Arbian tetap masih tersisa. Bagaimana tidak , Arbian dengan paksa mencuri ciuman pertama nya padahal selama ini dia selalu menjaga itu.

Saat ini gadis itu tengah duduk menunggu seorang dosennya disebuah ruangan untuk kembali mendiskusikan perihal tempat megangnya.

" sudah menunggu lama , Luna ?"

" ah tidak baru saja pak" jawab Luna sopan.

" bagaimana dengan tawaran yang kemarin Lun ? Jarang loh ada perusahaan besar yang langsung menunjuk calon karyawan magangnya sendiri."

" tapi pak , bukan kah itu aneh ? Boleh kalo Luna menolak ?"

" kenapa?" Tanya Dosen itu terkejut.

"Luna ingin mencari tempat magang sendiri pak" alibinya.

" kenapa Lun ? Dari banyaknya orang uang ingin kerja dan magang di Arkatama Group. Kenapa kamu justru ingin menolaknya saat mereka sendiri yang meminta kamu untuk magang disana."

Luna kebingungan sendiri untuk menjawabnya. Ia benar benar dibuat bungkam oleh dosennya itu. Benar , Arkatama group merupakan perusahaan besar yang begitu selektif dalam merektrut karyawan baik magang atau karyawan non magang.

Kali ini , secara tiba tiba perusahaan itu justru memberi peluang khusus bagi Luna. Semudah itu? Pikir Luna. Yaa , awalnya Luna akan mengambil kesempatan itu namun setelah kejadian dua minggu yang lalu rasanya cukup enggan untuk Luna kembali berhadapan dengan sosok Arbian yang tak lain CEO perusahaan Arkatama group setelah beberapa tahun ini menggantikan posisi ayahnya.

" Luna , bapak mohon terima ya. Kalo kamu menolak takutnya nanti tahun kedepan tidak ada kesempatan lagi untuk adik adik tingkat kamu." Bujuk dosen.

Walau masih terus mengganjal dan merasa ada yang aneh. Namun, Luna akhirnya memilih untuk menerima tawaran magang tersebut. Benar kata dosennya jika ia menolak takutnya tidak ada kesempatan bagus lagi untuk mahasiswa yang akan magang di perusahaan itu nantinya.

" baiklah pak, Luna ambil tawarannya."

*

*

*

" sayang , kamu yakin ga mau pesen apa apa selain kopi ?"

" iya . Aku ga laper , kamu makan aja aku temenin"

" hmm iya udah deh."

Di sebuah restoran jepang , Arbian dan Sisil tengah menikmati makan siang. Lebih tepatnya menemani Sisil untuk makan siang karena Arbian sendiri hanya memesan kopi untuk dirinya.

" sayang cobain deh satu suap aja ." Sisil menyodorkan sendok berisi makanan di bibir Arbian.

Arbian menggeleng, " kamu aja ya." Tolaknya halus.

Gadis itu menunduk , sendok yang tadi iya angkat kembali iya turunkan. Wajahnya di tekuk sedih sehingga membuat Arbian merasa bersalah.

" heii , kok makannya berhenti ? Yaudah mana aku mau coba satu suap ." Ucap Arbian lembut.

Mendengar itu Sisil langsung mengangkat kepalanya antusias. Lalu mengambil sesendok makanan untuk ia berikan pada Arbian yang langsung diterima lelaki itu.

Nyaamm !!

" hmm ,, enak ya ternyata"

" iya kan ? Kamu mau lagi ?" Tawar Sisil.

" enggak , buat kamu aja ya . Habisin oke ." Tolak Arbian seraya mengelus rambut Sisil dengan sayang yang membuat Sisil mengangguk dan melanjutkan makannya.

Perlakuan mesra itu rupanya ditonton oleh sepasang mata elang yang menatap dengan tajam.

" apa apaan ini ?" Ucapnya mengeram marah melihat tontonan di depan matanya.

Kedua tangannya terkepal erat di atas meja. Ia yang sedang makan siang bersama rekan bisnisnya dibuat kaget saat melihat sosok yang cukup dia kenal sedang bersama wanita lain bahkan terlihat sangat mesra.

" baiklah Tuan , sesuai kesepakatan tadi perusahaan kita akan mulai bekerja sama. Terima kasih atas kepercayaannya. "

Kalimat yang keluar dari mulut orang di depannya itu berhasil mengalihkan perhatiannya dari dua orang disudut sana.

" ah , iya tentu Tuan Nizar tentu . Saya pun ikut berterima kasih karena telah memilih perusahaan saya sebagai partner anda."

" sama sama kalau begitu saya permisi."

" iya silahkan tuan Nizar"

Setelah kepergian rekan kerjanya , lelaki itu kembali menatap kearah meja yang terdapat dua orang tadi namun keduanya sudah tak berada disana lagi.

" loh kemana mereka berdua ?" Ucapnya heran.

Dengan langkah lebar iya keluar dari restoran untuk mencari keberadaan dua orang tadi yang kemungkinan masih berada di area parkir.

" gue harus temui dia , dia harus jelasin ke gue maksud dari ini semua."

Di area parkir ia memang sempat melihat kedua sosok itu sedang masuk ke dalam mobil. Namun terlambat , saat hendak mendekat mobil itu justru sudah berjalan meninggalkan tempat.

" Arbiaaan " panggilnya seraya berlari.

" shitt.. sial siapa sih cewek itu kenapa mereka akrab sekali?" Kesalnya.

Setelah itu ia berjalan menuju mobilnya dan ikut meninggalkan tempat itu melajukan mobilnya ke arah kantornya karena tak mungkin mengikuti mobil Arbian yang sudah terlampau jauh.

Disatu sisi , Arbian terus melihat kearah belakang melalui spion tengahnya. Entahlah perasaannya sejak tadi ada yang terus memanggil manggil namanya.

" kamu kenapa sih dari tadi liatin arah belakang terus ?"

" eh ? Enggak kok "

kenapa perasaan gue kayak ada yang manggil manggil gue ya, ucapnya dalam hati.

" kamu serius ?"

" iya aku serius kok. Sekarang mau dianterin kemana ?" Tanya Arbian.

" aku sih pengennya ke kantor kamu , tapi kata kamu, kamu lagi banyak kerjaan jadi anterin ke apart aja ya."

" oke siaap. Maaf ya ga bisa main ke kantor dulu."

" iya gapapa aku ngerti kok."

Setelah mengantarkan Sisil ke apartemennya . Arbian langsung tancap gas untuk kembali ke kantornya. Sesampainya di basement kantor ponselnya bergetar karena ada telpon masuk dari Nino.

" ya hallo kenapa Nin ?"

📞 " kenapa kenapa dimana lo sekarang" sentak Nino .

" kenapa sih marah marah "

📞 " lo gak lupakan ada meeting abis makan siang, gue gorok lo kalo sampe lupa."

" astaga . Kejem amat lo jadi asisten no "

📞 " bodo amat , sekarang buruan lo balik."

" iya ini gue udah di lift kok , heran gue marah marah mulu."

📞 " bacot ! Yaudah gue tutup"

Tutt...

" astaga , bisa bisanya bos dimarahi sama asisten sendiri"

*

*

" hihiiii "

" kenapa kamu ketawa ?"

" lagian pak Nino kejam amat sama bos Arbian. Baru kali ini loh saya lihat asisten ngomelin bos nya sendiri."

" biarin , biar gak macem macem. Lagian betah amat sama tuh nenek lampir."

" tapi pak Nino , kayak nya bos Arbian beneran cinta mati ya sama si nenek lampir ?"

" tau deh. Tapi yang saya heran , setiap Luna di deketin cowok lain dia pasti ngereog." Jawab Nino.

" apa jangan jangan pak Arbian itu sebenernya cinta sama Luna tapi denial aja " tebak Laura.

" kayaknya sih gitu."

" semoga aja lah pak , saya sih jujur lebih suka lihat pak Arbian sama Luna dari pada nenek lampir."

" saya juga. Eh , saya baru sadar kamu juga manggil dia nenek lampir."

" aduh pak Nino , jelas lah orang kelakuan dia kek gitu. Dia itu sok lemah lembut kalo di depan bos tapi kayak nenek lampir kalo di depan para karyawan." Ceplosnya.

" kamu tenang aja, sebentar lagi kita buat Arbian sadar sama cintanya ke Luna." Ucap Nino dengan senyuman miring.

" tapi pak , saya pernah lihat Luna sedang dekat dengan sahabat bapak yang dokter itu." Heran Laras.

" hm , itu yang sedang gue pikirin. Disatu sisi gue pengen Luna sama Arbian balikan. Tapi , gue juga seneng kalo Luna sama Dean."

" ia pak , mereka berdua sama sama cocok ya pak." Nino mengangguk.

" Siapa yang cocok ?"

Sedang asik asiknya bergosip tiba tiba suara milik Arbian menyapa gendang telinga mereka berdua. Bosnya itu berjalan dengan wajah datar namun ada raut penasaran.

" eh pak Arbian. Selamat siang pak." Kikuk Laras. Arbian hanya mengangguk.

" jadi siapa yang sedang kalian bicarakan ?"

" yang jelas bukan lo lah " ketus Nino. " kita itu lagi bahas Luna sama Dean , yang semakin hari semakin cocok jika di sandingkan." Lanjutnya yang membuat hati Arbian panas.

" enggak cocok" sangkal Arbian.

" tapi beneran cocok loh pak ." Sahut Laras.

Wajah Arbian semakin keruh mendengar ucapan Laras . Rasanya tak suka adanya mencocok cocokan Luna dengan Dean.

" cocokan juga sama saya." Gumamnya.

" apa pak/Ar ?" Tanya Nino barengan dengan Laras.

" eh , enggak saya ga ngomong apa apa kok."

Laras hanya mengangguk , sedangkan Nino lelaki itu terus menatap penuh intimidasi pada sahabatnya itu. Ia memang tak mendengar jelas ucapan dari sahabatnya tapi jelas bukan itu yang tadi dia sebutkan pikir Nino.

" ngapain lo liatin gue ? Naksir lo?"

Nino menggeleng seraya bergidik , " sialan amit amit , gue masih normal ya ."

" kapan mulai meeting ?"

" lima belas menit lagi "

" yaudah siapin ruang meetingnya , saya mau pelajari sebentar dokumennya diruangan. Sepuluh menit lagi kita ke ruang meeting. " Ucap Arbian menatap Laras.

" siap pak."

Laras langsung menyiapkan ruangan untuk meeting nanti sedangkan Nino kini mengintil di belakang Arbian dan masuk keruangan sahabatnya itu.

" Lo yakin sama Sisil ?"

" maksud Lo?" Arbian menaikkan alisnya.

" gapapa , gue cuma ga mau kejadian masa lalu terulang."

" ga bakal kok , dia udah berubah. Katanya dulu terpaksa lakuin hal itu sama Riko karena di paksa dan di ancam sama Riko. Terus , soal dia cinta sama Dean dia memang jujur pernah cinta sama Dean tapi setelah kita pisah dia baru sadar kalo yang di cinta itu gue ." Jawab Arbian dengan tersenyum.

"terus , lo percaya gitu aja ?" Nino mengerutkan alisnya.

" iyalah ."

" oke , terserah lo." Ucap Nino setelah itu meninggalkan ruangan.

Melihat punggung Nino yang sudah menghilang di balik pintu. Arbian langsung menghela napas kasar. Ia menatap nanar pada arah menghilang sahabatnya itu.

" Lo masih ga mau terima Sisil , Nin ? Apa harus gue lepasin dia ? Gue cinta Sisil tapi gue juga ga mau kehilangan lo , lo bukan cuma sahabat bagi gue , lo juga udah gue anggap sebagai abang gue ."

...****************...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!