RAHASIA ISTRI KU

Umi Zamani masih heran dengan Bella kenapa ia bisa sedekat itu dengan mama Hanna dan Haidar. Mama Hanna tadi memperkenalkan Bella adalah model dan influence sekaligus sebagai brand Desainer Bunda Hanum. Umi zamani mengenal bunda hanum tapi tak mengenal Bella

Sampai sekitar pukul 11 malam susana masih ramai anak anak sedang bercanda dan berkumpul bersama. Sedangkan Bella masih setia menunggui Haidar dan dia juga sedang melakukan siaran langsung. Walaupun sudah malam siaran live Bella masih banyak yang menyimak apalagi yang di shoot adalah Haidar. Tentu saja para kaum hawa masih semangat walaupun hari sudah malam.

Banyak yang mendoakan Bella dan Haidar tapi ada juga yang iri dengan kedekatan mereka.

"Bib Idar ganteng banget masyaallah kalau pake kaos item gitu keliatan semakin muda.."

"Kak Bella beruntung banget bisa sedekat itu dengan Bin Idar..."

"Walaupun kak Bella bukan syarifah tapi cocok banget sama bib Idar, cantik dan ganteng semoga jodoh.."

" rasanya hati aku kepotek potek bib.."

"Bib idar kayaknya lagi gak enak badan ya. Atau kurang tidur. Wajahnya kek capek banget"

" Ya maklum kak kan Beliau jadwalnya padet, trus acaranya malam malam terus.. Semangat bib.."

Beberapa percakapan yang ada di live..

Sedangkan Haidar hanya say hai dan melambaikan tangan saja ketika ponsel Bella diarahkan ke dirinya.

Bella menyudahi live dan sudah sangat mengantuk,

"Bib Bella mau pamit istirahat ya, sudah mengantuk sekali..." Kata Bella dan Haidar hanya mengangguk saja

"Bib Idar jangan malem malem tidurnya, besok kan masih ada acara.." Bella dengan perhatiannya dan Haidar hanya tersenyum. Ia merasa sangat diperhatikan oleh Bella. Perlakuan Bella yang lebih perhatian dan manja membuat dirinya membandingkan dengan Milla. Milla yang terkesan lebih diam, dia hanya mengambilkan makan menyiapkan kebutuhannya tanpa ada kata manis yang keluar dari bibirnya.

" mah, Bella pamit untuk tidur dulu ya, sudah jam setengah 12...." Kata Bella menghampiri Mama Hanna

"oh iya, kamu berani ndak jalan ke paviliun, Kalau ndak berani biar diantar Haidar..." Kata Mama Hanna. Bella memang menginap sampai besok untuk mengikuti acara Sholawat. Sedangkan untuk tidur di ndalem sudah tidak ada kamar lagi. Jadi para tamu seperti Bunda Hanum dan suaminya juga menempati paviliun yang berada di sebelah ndalem

"Tidak usah mah, itu biar Bang Mustofa Bella ajak istirahat sekalian. Oh iya mah itu mbk Milla memang tidur di ndalem ya..?" Tanya Bella penasaran, ia pikir enak banget bisa tidur dalam satu rumah dengan Bib Idar.

"Ehm iya memang Milla tidurnya di ndalem Bell, nanti kalau misal ada yang butuh sesuatu dia bisa langsung bantu. Lagi pula besok kan hari H nya. Jadi banyak yang harus di urus sama mbk mbk ndalem..." Jelas mamah Hanna. Lagi pula tidak ada adik iparnya jadi ia berani mengatakan itu. Jika ada Umi Zamani pasti Umi Zamani yang menjelaskan kenapa Milla tidur di ndalem

" oh begitu... Enak banget ya ma, bisa satu rumah dengan keluarganya mamah" Kata Bella. Mamah Hanna tak sedikitpun menyinggung tentang status Milla sebagai istri Haidar.

"Ya sudah kalau begitu Bella pamit ya mah.." Kata Bella mencium tangan Mamah Hanna

" Iya tidur yang nyenyak ya Bell, nanti kalau ada yang di butuhkan bisa telepon mama Hanna.." kata Mamah Hanna.

Setalah Bella pergi Haidar memutuskan untuk istirahat juga..

******

Haidar Pov..

Aku masuk ke dalam kamar dan melihat Mila tidur membelakangi pintu. Jujur aku merasa bersalah sudah membuat nya menangis. Walaupun tadi ketika kita berbicara ia tak menangis, tapi ketika Milla keluar menemui Umi Zamani dan Bib Sihap dengan mata merah dan sembab. Aku yakin jika ia habis menangis dan ini adalah pertama kalinya dia menangis gara gara aku...

 Tapi itu semua juga karena ucapannya sendiri. Aku sebagai anak laki laki jika diminta untuk memilih pasti aku akan lebih memilih mamaku. Dengan tak sukanya Milla mengatakan jika aku lebih membela mamah dibandingkan dirinya.

Dia juga mengatakan jika aku tidak bisa menjadi penengah antara mama dan Milla. Bukan kah selama ini aku sudah menjadi penengah antara Mereka berdua. Lalu, jika mamah masih belum bisa menerima Milla apakah itu salahku..? Selama ini jika mamah mengadukan hal yang tak ia sukai dari Milla. Haidar selalu mengatakannya kepada Milla supaya dia bisa memperbaikinya.

 Seharunya Milla lebih berusaha ekstra untuk mendapatkan perhatian dari mama. Selama ini yang aku lihat Milla selalu saja menghindar tak mau berbaur dengan keluargaku. Sampai dia mengatakan jika suatu saat nanti Mamah memintaku untuk menikah lagi pasti aku akan menuruti..? Dan aku mengiyakan pertanyaannya itu. Padahal sebenarnya aku tak memliki niatan seperti itu. Walaupun tadi Syena membahas tentang menikah lagi. Mencari yang sesuai dengan hati dan bisa menerima diriku dan keluargaku. Dan melepaskan yang tidak bisa aku terima.. Dan aku mulai memikirkannya...

Aku duduk di sebelah sisi kamar dan menghela nafas. Kenapa rasanya sangat sulit menjalani rumah tangga ini. Dulu aku membayangkan setelah menikah akan mendapatkan pendamping yang lemah lembut dan bisa bertutur kata manis. Bisa menyenangkan suaminya dengan perhatiannya. Tapi memang Milla adalah tipe gadis yang pendiam jadi tak perlu banyak berkata lagi dia akan langsung menyediakan jika aku butuh sesuatu.

Aku melihat dia tidur di pinggir sekali, dia tidur dengan meringkuk. Aku juga ikut merebahkan badanku di sampingnya. Aku terkejut ketika dia mengganti posisi tidur dengan terlentang...

Aku yang tak kunjung bisa tidur mendekat kearah Milla dan melihat wajahnya. Walaupun Hanya cahaya temaram dari lampu tidur yang menyinari wajahnya aku masih bisa dengan jelas melihat wajahnya. Wajahnya tampak lelah dan masih sembab. Benar kata orang jika ingin menangis maka menangislah dengan puas supaya tak meninggalkan sembab.

Aku mencoba untuk menyentuh wajahnya tapi aku urungkan takut ia akan bangun. Aku menghela nafas panjang dan memutuskan untuk mencoba tidur. Tetap saja bayang bayang antara Shella, Milla dan Bella. Antara Orang yang masih ada dalam hatiku, Istriku dan Gadis perhatian itu. Andai dulu ia berhasil menikahi Shella mungkin kehidupan rumah tanggaku tak seperti ini.

"Ternyata benar kehidupan yang sempurna itu tidak ada, ada kalanya ketika kita dikelilingi keluarga yang baik teman yang baik. Tapi untuk masalah pendamping, kita tidak cocok. Ada kalanya sebaliknya juga. Memang benar jika di dunia ini adalah tempanya ujian. Yang perlu kita lakukan adalah selalu mengingat bahwa ketika rencana tak sesuai dengan harapan kita, yakinlah bahwa Kecintaan-Nya lebih besar dari yang kita harapkan."

...****************...