NovelToon NovelToon
Rahim Perjanjian

Rahim Perjanjian

Status: tamat
Genre:Tamat / Ibu Pengganti / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Keluarga
Popularitas:103.6k
Nilai: 5
Nama Author: LapCuk

"May, kalau nanti kita dewasa, terus aku gak bisa menjadi wanita sempurna. Apa yang bakal kamu lakukan?"

"Hila, dali masih dalam pelut Bunda, kita sudah saling belbagi makanan dan kasih sayang. Jadi ketika nanti kita udah besal, gak ada alasan untuk gak saling belbagi. Aku akan menjadi pelengkap kekulanganmu, Mahila," dengan aksen yang masih cadel, Maysarah menjawab pertanyaan yang diajukan Mahira. Matanya memandang penuh kasih adik kembarnya itu.

Percakapan dua anak kembar yang masih berumur 7 tahun itu benar-benar menjadi kenyataan sekaligus ujian bagi ikatan persaudaraan mereka.

Cobaan kehidupan datang menghampiri salah satu dari mereka, menjadikan dirinya egois layaknya pemeran Antagonis. Lantaran perlakuan manis orang-orang di sekitarnya.

Demi menutupi Luka hatinya yang kian menganga. Maysarah melakukan pengorbanan besar, ia bertekad untuk menepati serta melunasi janji masa kecilnya.

Ayo, ikuti kisahnya...💚

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LapCuk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

RP bab 10

Selamat datang♥️

Selamat membaca 💜

...----------------...

"Kalian yakin... mau masuk diskotik? aku kok jadi takut ya, gimana kalau nanti kita bertiga digerayangi tangan-tangan nakal?" Mahira mengutarakan kekhawatirannya.

"Ya elah...belum juga masuk, dirimu udah negatif thinking duluan. Ayolah Hira, ini kesempatan langka, kapan lagi kita bisa memenuhi rasa penasaran yang selama ini hanya bisa kita lihat lewat ponsel doang, jadi kudu sampai tuntas." Rengek Imelda sambil mengguncang lengan Hira.

"Bener itu, Hira, kesempatan gak akan datang dua kali. Jadi jangan sampai disia-siakan," Nesya ikut menimpali sekaligus mengompori.

Dengan penuh pertimbangan Hira menyetujui keinginan kedua sahabatnya, dirinya juga sangat penasaran bagaimana suasana di dalam klub malam. Seumur-umur belum pernah Mahira memasuki tempat yang kata orang-orang surga dunia bagi mereka menghilangkan penat.

Ketika hari sudah mulai menggelap, mereka bertiga saling bergantian mematut diri di depan cermin setinggi badan. Imelda dan Nesya memilih gaun ketat selutut dengan belahan dada sedikit rendah.

Mahira memilih tampil sedikit lebih berani malam ini, ia yang biasanya selalu memakai pakaian sopan dan longgar, tak jarang juga berhijab. Khusus malam ini, Hira mengenakan gaun berlengan pendek pas body yang panjangnya sebetis dengan belahan mencapai setengah pahanya. Rambut hitam sebahunya ia biarkan tergerai indah.

'Seksi banget gak sih? gimana kalau sampai Muntaz atau Ayah lihat, pasti habis diriku diceramahi tujuh hari tujuh malam.' batinnya dalam hati sambil menarik-narik lengan bajunya kebawah, agar bahu indahnya terlihat sedikit terbuka.

"Siap berangkat!" Teriak mereka bersamaan, lalu ketiga wanita yang sudah tidak lagi remaja itu, bahkan dua di antara mereka sudah bersuami. Keluar dari kamar hotel menuju sebuah tempat hiburan malam yang ada di daerah Wan Cai negara Hongkong. Sepulangnya dari Jepang sebulan yang lalu. Mereka pergi plesiran lagi, dan kini tengah menikmati hari terakhir.

"Hira, seandainya ni... seandainya loh ya, kamu disuruh milih suami apa melebarkan sayap menjadi model, kamu milih yang mana, Hir?" tanya Nesya dengan hati-hati, saat ini mereka tengah berada didalam taxi.

"Entahlah... Jujur aku menginginkan keduanya, tetapi kalian tahu sendiri kan? Muntaz gak ngizinin buat diriku benar-benar menggeluti dunia modeling, hanya boleh foto-foto alakadarnya. Itupun kudu mengenakan pakaian yang sopan." jawab Hira sambil menghela nafas. Wanita itu memang mencintai Muntaz, akan tetapi dia tidak suka dengan sifat mengekang sang suami. Makanya diam-diam Hira sering melakukan kenakalan layaknya gadis remaja yang jiwanya masih penuh dengan petualangan.

"Emkoi say." Mahira mengucapkan terimakasih dengan menggunakan bahasa kantonis, setelahnya mereka keluar dari dalam taxi.

"Emsay hak he," terimakasih kembali balas sang supir.

"Pantes aja ya... Hongkong dijuluki negeri beton. Sejauh mata memandang, bangunan tinggi pencakar langit semua." Imelda begitu takjub melihat bangunan mewah yang kini mengelilingi dirinya.

"Yupz... betul banget, apalagi gemerlap lampu-lampunya sangat cantik," timpal Nesya.

Jelas mereka begitu kagum, ini pertama kalinya bagi Imelda dan Nesya menginjakkan kaki di negara dengan bandara tersibuk di dunia. Lain halnya dengan Mahira yang sebelumnya sudah pernah berlibur bersama keluarganya, terkecuali Maysarah yang lebih memilih tinggal bersama para pelayan di rumah.

'mengingat Maysarah membuat moodku jadi berantakan. Semua ini salahmu May, kalau aja dirimu gak memilih menjauh. Sudah pasti aku gak akan menjadi seliar ini.' sungut Mahira dalam hati.

Berubahnya Maysarah sangat mempengaruhi kehidupan Mahira, wanita yang dulu begitu mencintai duit biru itu, begitu kesepian saat May lebih memilih menyibukkan diri dengan aktifitasnya bersama beberapa aktivis peduli anak jalanan. Awal mula Mahira ikut berpartisipasi dalam kegiatan itu, dirinya juga selalu menyisihkan sebagian uangnya untuk menjadi donatur tetap, agar anak-anak kurang beruntung itu dapat bersekolah lagi.

Namun, kulitnya yang sensitif menjadi rusak saat dirinya ikut turun kelapangan, mencari anak-anak pengamen yang putus sekolah terkendala biaya. Dari situ Hira memilih berhenti tidak mau lagi panas-panasan, dirinya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah kawasan danau buatan yang di bangun oleh ayahnya khusus untuk keluarga Rahardian saja.

Kesepian menghampiri Mahira, tatkala yang biasanya dia selalu bersama kembarannya, kini sendirian hanya berteman-kan para pelayan. Ayahnya sibuk dengan dunia pekerjaan, dan ibunya diwajibkan selalu mendampingi sang suami jika melakukan perjalanan bisnis. Dari sanalah Hira menjadi pemberontak, ia yang memang memiliki jiwa petualang, tentu saja tak bisa hanya berdiam diri menerima nasib.

Tidak lama Dewi keberuntungan menghampiri dirinya, pertemuannya dengan Muntaz membuka jalannya untuk hidup lebih bebas.

Terbukti setelah menikah dan hidup terpisah dari orang tuanya, Mahira lebih menikmati hari-harinya. Apalagi tidak lama kemudian dia bertemu dengan Imelda dan Nesya yang sama-sama memiliki jiwa bebas, Mahira menjadi semakin tak terarah dengan pergaulan masa kini. Membuat dirinya melupakan kodratnya sebagai seorang wanita dan seorang istri. Di tambah memiliki suami super sabar dan sayang seperti Muntaz, membuat Hira semakin lupa diri.

"Wow... ternyata betul-betul jedag-jedug musiknya, bikin gendang telingaku mau pecah!" Oceh Mahira yang belum terbiasa dengan suasana di dalam diskotik.

"Ayo kita kesana aja." Imelda menarik tangan kedua sahabatnya. "Inget ya... hanya boleh nyobain satu gelas kecil minuman rendah alkohol. Jangan sampai nanti kita teler!" peringat-nya terlebih dahulu.

                          ***

"Assalamualaikum... Anak Um...," may menjeda kalimatnya ketika terngiang-ngiang perkataan sang Ayah.

Walaupun kalian bersaudara serta pernah satu rahim dalam kandungan Bunda kalian. Tetap saja anak yang kamu lahirkan nanti, sepenuhnya akan menjadi milik Mahira. Rahimmu hanyalah wadah tempat berkembangnya sang janin.

Lantas Maysarah mengusap lembut perutnya yang kini sudah terlihat sedikit membuncit. Kehamilannya sudah memasuki minggu ke sembilan. "Assalamualaikum, keponakan Aunty... sedang apa didalam sini Dek?" diketuk-ketuk nya perutnya sendiri dengan jari telunjuk. Mengajak si Janin berbicara sesuai saran dari dokter Daniah.

"Adek... Ayo kita berteman, mari kita saling bekerjasama. Kamu baik-baik ya didalam perut Aunty, harus tumbuh sehat, oke?" Baru pertama kali ini May mengajak berbicara calon anak Hira itu, sebelumnya dia selalu merasa ragu. Takut jika dirinya jatuh hati pada sesuatu yang bukan miliknya.

Do ; May, jangan lupa besok kita pergi bertamasya...🤗

Sebuah notifikasi pesan chat dari Dodi, mampu menerbitkan senyum simpul pada bibir May. "Haruskah aku mencoba membuka hati untukmu... Do?"

~ Bersambung ~

Semoga suka ya dengan bab ini♥️

Jangan sungkan-sungkan untuk berkomentar.

Tolong juga, jangan lupa untuk meng-klik permintaan update 💜

1
Nabila Al Adibah
Luar biasa
Rusmanah Rusmanah
bagus bngt aku suka
LapCuk: Terimakasih banyak Kak 🙏♥️
total 1 replies
Umi Tama
Luar biasa
LapCuk: Terimakasih banyak Kak 🙏♥️
total 1 replies
Elizabeth Yanolivia
taz kamu langsung jawab aja, “hai saphira cebongnya angga yang udah netas duluan” 😂😂😂😂
Elizabeth Yanolivia
Kak Lapcuk terima kasih atas karya luar biasa ini, kalau boleh meminta tolong dilanjutkan sampai may melahirkan bayi kembar mereka 😍😍😍
Bucinnya Baekhyun🐶: Ku juga nunggu nih ka semoga di up lagi
LapCuk: Saya ucapkan banyak terima kasih juga ya Kak 🙏. Sudah bersedia mendukung dari awal hingga akhir 🙏💜.
Kalau sekarang belum bisa dilanjutkan Kak, masih sibuk banget di dunia nyata 😊.
Nanti kalau sudah ada waktu santai, Insya Allah saya lanjutkan 💜
total 2 replies
Elizabeth Yanolivia
angga dan dania masuk jebakan muntaz, ceritanya gimana?
Elizabeth Yanolivia
sagara patut di apresiasi perubahan dan ketulusannya 😀
Elizabeth Yanolivia
dia tidak ada mengatakan apa-apa = dia sama sekali tidak mengatakan apa-apa
Elizabeth Yanolivia
memainkan kartu bersama angga - bermain kartu bersama angga
Elizabeth Yanolivia
akhir yang sangat dramatis 😅
Elizabeth Yanolivia
menyebrang = menyeberang
Elizabeth Yanolivia
nasi yang sudah jadi bubur masih bisa diolah dengan diberi topping yang menggugah selera ❤️❤️❤️
Elizabeth Yanolivia
menyalahkan mesin = menyalakan mesin
Elizabeth Yanolivia
twin baby ❤️❤️❤️
Elizabeth Yanolivia
ia bawah = ia bawa
Elizabeth Yanolivia
nafas = napas
Elizabeth Yanolivia
siahkan = silakan
Elizabeth Yanolivia
perlakuan = perlakukan
Elizabeth Yanolivia
tapi kalau sagara yang nampar maysarah gak masalah gitu 😡😡😡😡

ketika seorang ayah yang menampar anak gadis luka hatinya lebih mendalam, itu yang dialami maysarah 😢
Elizabeth Yanolivia
nafasnya = napasnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!