NovelToon NovelToon
TA'ARUF KELUAR JALUR

TA'ARUF KELUAR JALUR

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Hamil di luar nikah / Selingkuh / Beda Usia / Keluarga / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: cerryblosoom

Keputusan untuk melanjutkan pendidikan atau menikah, menjadi beban sejak aku menerima surat kelulusan SMA. Ditengah kegundahan hati, kepercayaan keluargaku, membawa penerimaan hatiku akan kehadiranmu yang asing.

Meski perkenalan kita hanya singkat, janji yang kamu ucapkan kala itu begitu manis.

"Gpp, aku tungguin kamu sampai lulus kuliah kok. Kita tunangan saja dulu. Nanti aku juga akan membantu biayanya."

"Tapiiii-"

"Udahlah, nduk percaya sama, Rian. Niat nya kan baik mau mengikat kamu. Dari pada kalian pacaran-pacaran yang gak bener, loh."

"Tapi bu, aku masih ingin kuliah."

"Iya kan bener kalian tunangan dulu, kamu lanjut tuh kuliahnya. Itu nak Rian juga mau bantu biayai, benar kan, nak."

"Iya bener, Bude."

Masih kuingat pancaran mata berapi-api tanpa keraguan yang menatapku. Mata itu pula yang membuat aku jatuh hati. Karena seolah hanya aku di matanya. Saat itu aku hanya bisa menggangguk pasrah.

"Baiklah."

Tanpa kutahu badai yang menerpa akan begitu dasyatnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cerryblosoom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 33 BENIH KECURIGAAN

Setelah mematikan sambungan telepon Adrian tak langsung menaruh ponsel milik Ameera. Rasa penasaran menggelitik hatinya, mengenai siapa nama kontak miliknya, di ponsel sang pujaan hati. Karena memang ponsel Ameera tak dikunci. Adrian dengan mudah bisa menelusuri nya.

Pertama kali Adrian langsung membuka aplikasi chat. Saat hendak mencari kontaknya, tanpa sengaja jarinya mengetuk room chat, milik kontak tak dikenal. Awalnya Adrian berniat langsung keluar, tapi matanya menangkap sekilas sebuah pesan.

[Katakan padaku jika dia menyakitimu. Aku akan datang. Tapi semoga itu tak pernah terjadi. Karena aku harap kamu selalu bahagia.]

"Dia,, siapa? Memang siapa yang akan menyakiti Amy?"

Dibuat penasaran, tangannya menggulir dari pesan paling awal, dan mulai membacanya satu persatu. Bodohnya Ameera tak menghapus semua pesannya. Sehingga semua pembicaraannya dengan Bumi saat itu terpampang jelas.

Semakin lama membaca, semakin jengkel hati Adrian. Bukan pada Ameera, tapi pada Bumi.

"Gak tau malu," hina Adrian setelah selesai membaca semua pesan. Tanpa basa-basi tangannya lantas mengetik sebuah kata, lalu mengirimkannya. Masih di room chat antara Bumi dan Ameera, bedanya pihak Ameera kini berganti  Adrian.

...----------------...

...Room Chat...

^^^Ameera^^^

^^^[Berhenti mengganggu tunangan ku!]^^^

Bumi

[??]

[Apa maksud kamu, Ra? Sejak kapan aku mengganggu tunangan mu.]

[Kenal saja tidak kok.]

^^^Ameera^^^

^^^[Ini bukan Ameera, tapi tunangannya.]^^^

^^^[Apa kau tak punya harga diri, sampai mengganggu tunangan orang lain.]^^^

^^^[Gadis lain masih banyak. Jangan jadi orang tak tahu malu, tingkahmu itu sungguh menjijikan.]^^^

Bumi

[Hey-hey jaga bahasa anda ya.]

[Siapa yang tak tahu malu, tolong yang sopan, kita bahkan tak saling kenal.]

^^^Ameera^^^

^^^[Apa namanya kalau bukan orang tak tahu malu. Tak tau diri atau tak punya otak.]^^^

^^^[Jelas kau ini hanya MANTAN PACAR.]^^^

^^^[Hubungan kami bukan urusanmu.]^^^

^^^[Jangan sok peduli, hanya karena gak bisa move on.]^^^

^^^[Stop mengganggu Amy, atau aku tak akan tinggal diam.]^^^

Bumi

[Sia***! Kau hanya orang baru di hidup Ameera.]

^^^Ameera^^^

^^^[Bukan hanya orang baru, tapi orang yang pada akhirnya akan memilikinya.]^^^

^^^[Ohh, bukan hanya akan tapi memang memilikinya.]^^^

Bumi

[Lalu? Kenyataannya pengalaman pertama Ameera adalah denganku.]

^^^Anda memblokir kontak ini^^^

Bumi

[Pacar pertama, sekaligus cinta pertamanya adalah aku. Akulah yang memiliki hatinya lebih dulu. Dan itu kenyataan yang tak bisa dirubah.]

[Anda memang saat ini memilikinya. Tapi tak ada yang tau, masa depan masih panjang.]

...----------------...

Bumi mengernyitkan dahi, saat menatap dua pesannya yang terakhir, yang hanya memiliki satu centang abu. Rasa curiga, menggerakkan jarinya untuk mengecek profil kontak Ameera. Benar saja, tak ada foto, waktu online ataupun info bio. Yang mengartikan dirinya telah di blokir.

"Ck! Jika bukan karena memikirkan Ameera. Gue samperin langsung nih orang. Adu jotos gue jabanin dah," Bumi melempar ponselnya sembarang tempat.

Memikirkan sosok Ameera, membuat Bumi mengacak-acak rambut dengan tak sabar. Tapi Bumi memang tampan, walau hanya memakai kaos oblongnya yang kebesaran, meski dia membuat rambutnya acak-acak, dan hanya mandi di pagi hari. Tak membuatnya seperti gembel. Bandingkan jika wajahnya jelek. Maka sudah pasti akan dikira pengemis.

"Kenapa, Mas Bro?" tanya Tio yang baru saja tiba. Tapi sudah disuguhi pemandangan muka kusut Bumi.

Tio datang diikuti dengan teman-teman yang lain. Semuanya langsung duduk mengelilingi meja. Dengan diawali oleh pertanyaan Tio, semuanya memandang ke arah Bumi, menunggu jawaban Sang empunya.

"Ada orang resek," jawab Bumi sambil mendengus kesal. "Udahlah, mending kalian beli cemilan apa sana. Udah dari tadi Gue disini gak pesen apa-apa, gara-gara nungguin kalian yang lama."

Saat ini Bumi memang tengah berada di luar. Rencananya malam ini adalah nongkrong bersama teman tongkrongan di masa SMP. Bukan acara reuni sebenarnya, hanya kumpul-kumpul biasa. Karena memang sama-sama tak ada kesibukan. Langsung saja berkumpul tanpa ada masalah.

Memang kaum adam berbeda jauh dengan para kaum hawa. Jika memang niat ingin bertemu, tanpa memikirkan apa-apa, kaum adam langsung saja gas berkumpul dimanapun tanpa alasan ini-itu. Sedangkan kaum hawa, masih akan memikirkan uang, tempat berkumpul, bahkan kadang outfi bisa diributkan.

"Kenapa gak langsung pesen aja toh," timpal Danang.

"Entar protes, kik pisin ini sih," sindir Bumi melirik sinis.

Danang cengengesan, memang tabiatnya yang akan selalu protes, pada apapun yang dilakukan orang lain. Meski sudah disindir, tak ada rasa malu, dan malah kembali bertanya.

"Tapi dibayarin kan ini? Kita lagi bokek loh ini. Ya kan," Danang menoleh ke arah teman lain, mencari persetujuan.

Yang lain mengangguk sebagai tanggapan. Hanya Tio yang tersenyum sambil menggeleng ringan. Terlalu malu pada tingkah teman-temannya. Meski sudah bukan hal baru, dia tetap tak terbiasa.

"Hmm," sahut Bumi ogah-ogahan. Tangannya lantas merogoh dompet di sakunya. Lalu menyerahkan beberapa lembar uang merah pada Danang. "Jangan lupa balikin kembaliannya."

Danang mengambilnya, "Segini mah ga ada kembaliannya. Apaan cuma gope."

Sambil berkata begitu, Danang dengan tergesa berlari menuju ke tempat penjual makanan. Yang lainnya tentu langsung mengikuti, terlalu takut terkena omelan Bumi.

Kini tinggal Tio dan Bumi yang masih ditempat.

"Contoh temen lucnut ya begini."

"Kayak baru tahu aja, lo."

"Bunuh temen begini boleh gak sih."

"...."

...----------------...

Di sisi lainnya, setelah Adrian memblokir nomor Bumi, dia lalu menghapus pesan antara dirinya dan Bumi. Adrian sengaja tidak menghapus semua, karena tak ingin Ameera mengetahuinya.

Minat nya untuk mengecek nama kontaknya di ponsel Ameera pun telah hilang sirna. Moodnya yang semula sangat bagus, berubah menjadi sangat buruk. Tapi karena tak ingin terlalu terlalu larut dengan emosinya. Adrian memutuskan untuk tidur.

Setelah berbaring di kasur, bukannya langsung tertidur seperti biasanya, matanya malah tak ingin tertutup, tak ada rasa kantuk sedikitpun. Tubuhnya sampai dia bolak-balik untuk mencari posisi ternyaman.

"Huhh, tidur Rian besok kamu mesti bekerja."

Adrian kembali memaksa dirinya untuk tertidur. Tapi entah kenapa malah semakin kesal. Setiap kali mengingat pesan-pesan Bumi. Rasa cemburu dihatinya malah semakin kuat saja.

Tiba-tiba sebuah kesadaran menghantam otak Adrian. "Hahh, tunggu sebentar, apa maksudnya? Pengalaman pertama apa." Adrian buru-buru bangkit menuju tempat dia meninggalkan ponsel Ameera.

Sayangnya dia lupa telah menghapus pesan-pesannya dengan Bumi. Mengingat kebodohannya Adrian menepuk dahinya sendiri.

"Bisa-bisanya aku lupa sudah menghapusnya," Adrian menggertakkan giginya. Dia lalu memilih terduduk di kursi. Adrian merebahkan punggungnya di sandaran kursi, dan mendongakkan kepalanya untuk melihat langit-langit kosan. "Aku salah ingat kan. Gak mungkin Amy seperti itu. Yahh, aku harus percaya. Aku harus buang jauh-jauh pikiran itu."

Dengan lelah Adrian menutup matanya, terus menggumam, hingga akhirnya tertidur kemudian.

1
cerry
Yang penting up/Shhh/
cerry
Tanpa sadar seminggu gak up/Grievance//Hammer//Smug/
cerry: Hehehe/Blush/
Ig : moon.moon9921: emang kok, othornya sungguh annu /Grievance/
total 2 replies
cerry
Detail yg hampir terlupa/Toasted/. Adrian sdh pernah melihat Amy tanpa kerudung/Facepalm//Pray/
🍟Xiao Hanꪶꫝ୧⍤⃝🍌❤️⃟Wᵃf
tolong /Facepalm/... minum air putih dulu
🍟Xiao Hanꪶꫝ୧⍤⃝🍌❤️⃟Wᵃf: lagi cari hiburan /Facepalm/
cerry: Han kok ad disini 👀👀
total 2 replies
NurAzizah504
Hai, Kak. Ceritanya keren. Mau saling dukung ga, Kak?
cerry: Semangat berkaryanya/Determined/
NurAzizah504: Oalah, baiklah, Kak /Joyful//Good/
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!