NovelToon NovelToon
TA'ARUF KELUAR JALUR

TA'ARUF KELUAR JALUR

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Hamil di luar nikah / Selingkuh / Beda Usia / Keluarga / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: cerryblosoom

Keputusan untuk melanjutkan pendidikan atau menikah, menjadi beban sejak aku menerima surat kelulusan SMA. Ditengah kegundahan hati, kepercayaan keluargaku, membawa penerimaan hatiku akan kehadiranmu yang asing.

Meski perkenalan kita hanya singkat, janji yang kamu ucapkan kala itu begitu manis.

"Gpp, aku tungguin kamu sampai lulus kuliah kok. Kita tunangan saja dulu. Nanti aku juga akan membantu biayanya."

"Tapiiii-"

"Udahlah, nduk percaya sama, Rian. Niat nya kan baik mau mengikat kamu. Dari pada kalian pacaran-pacaran yang gak bener, loh."

"Tapi bu, aku masih ingin kuliah."

"Iya kan bener kalian tunangan dulu, kamu lanjut tuh kuliahnya. Itu nak Rian juga mau bantu biayai, benar kan, nak."

"Iya bener, Bude."

Masih kuingat pancaran mata berapi-api tanpa keraguan yang menatapku. Mata itu pula yang membuat aku jatuh hati. Karena seolah hanya aku di matanya. Saat itu aku hanya bisa menggangguk pasrah.

"Baiklah."

Tanpa kutahu badai yang menerpa akan begitu dasyatnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cerryblosoom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 32 TELEPON YANG HILANG

Malam harinya. Tepatnya pukul 08.30, Adrian baru saja kembali dari membeli makanan di luar. Memang waktu yang terlambat untuk makan malam. Tapi mengingat dia telah sakit sebelumnya. Dan hanya bisa memakan makanan ringan seperti bubur. Menebusnya saat sembuh salah satu hal yang bisa mengobati penderitaannya selama sakit.

Kondisi perutnya telah lama membaik. Entah memang karena efek obatnya yang cepat. Atau kedatangan Ameera yang ikut mempercepat kesehatannya. Adrian memang memiliki perut yang sensitif terhadap, zat yang terkandung pada makanan pedas. Entah bisa dikatakan ini penyakit keturunan atau tidak. Bisa dibilang ini juga salah satu kesamaan yang Adrian miliki bersama dengan ibunya. Tak akan masalah jika hanya makan sedikit. Tapi jika sudah berlebihan, dengan rasa pedas yang dahsyat, seperti seblak kemarin.

Adrian membiarkan pintu kost nya terbuka, lalu dia menaruh makanan yang dia beli di meja. Setelah menemukan piring beserta sendok nya, Adrian pun kembali ke tempat dia menaruh makanan, dan mulai makan.

Suapan demi suapan Adrian layangkan, sambil sesekali melihat pemandangan di luar pintu. Sampai tatapannya tanpa sengaja menangkap sebuah benda hitam di sudut kursi. Adrian pun bergerak mengambilnya.

Tangannya membolak-balik beda itu, dari bagian depan ke belakang, hingga beberapa kali, baru dia bisa mengenalinya, dengan heran dia berkata. "Loh, bukannya ini ponsel Amy. Kok bisa disini."

Adrian menggeleng, memikirkan tunangannya itu pastilah dengan ceroboh meninggalkan ponselnya. Adrian tak berniat untuk membukanya, dia hanya menaruh di atas meja, lalu melanjutkan makannya yang belum selesai.

...----------------...

Beberapa menit kemudian.

"Alhamdulillah," ucap syukur Adrian, setelah menyelesaikan acara makan malamnya.

Saat hendak bangkit untuk membereskan piring yang kosong. Ponsel Ameera tiba-tiba berbunyi. Sebuah telepon dari kontak bernama JANGAN DIANGKAT masuk. Saat membaca nama kontak itu, Adrian terkekeh kecil. Entah siapa pemilik kontak itu, sepertinya orang itu sangat menyebalkan, hingga membuat gadisnya menamainya begitu.

Sesuai dengan namanya JANGAN DIANGKAT. Adrian dengan sengaja tidak mengangkatnya. Hingga ketiga kalinya kontak itu kembali menelpon. Barulah tangan Adrian menggeser tombol hijau.

"Assalamualaikum, ini Cherry ya?"

Sebuah suara yang sangat Adrian kenal dengan baik terdengar. Membuat sudut bibir Adrian berkedut saat mengingat nama kontaknya.

"Waalaikumsalam. Bukan," jawab Adrian menggunakan suara yang dibuat-buat.

"Loh, terus ini siapa!?"

"Kan anda yang menelpon. Gimana sih"

"Eh ya sih, saya kakak pemilik nomor ini. Mas siapa? Kok ponsel adik saya ada sama Mas?"

"Loh, saya gak tau. Tadi nemu di kursi kost, ya saya ambil," kata Adrian dengan santai.

Tiba-tiba hening sejenak.

"Hah!??"

Suara seruan terkejut oleg dua suara timpang tindih. Pelakunya tidak lain adalah Ameera dan Reizal.

Diikuti oleh seruan itu sambungan telepon langsung mati. Adrian bisa membayangkan keributan apa yang terjadi.

"E-eh, kalau Amy malah dimarahin gimana," Adrian menjadi sedikit khawatir. Niatnya hanya untuk iseng. Malah tak memikirkan konsekuensinya. "Haduhh, kok bisa aku gak kepikiran."

Cepat-cepat Adrian berniat untuk menelpon balik. Tapi panggilan masuk datang lebih cepat. Berbeda dengan panggilan sebelumnya. Panggilan kali ini berganti dengan panggilan video, masih di nomor yang sama.

Tangannya menggeser tombol hijau. Setelah tersambung  terpampang wajah calon kakak iparnya, bersama dengan tunangannya.

...----------------...

"Beneran Rian! huft..." Reizal meredakan ekspresi emosinya. Dia lalu menoleh ke sampingnya, dimana adiknya duduk, lalu sedikit menegur. "Kamu ini gimana sih, Mi. Bisa-bisanya lupa ponselnya ketinggalan di tempat Rian." Setelah sedikit memarahi adiknya, kembali dia menoleh ke layar ponsel, untuk kembali bertatapan dengan Adrian. "-Aku udah mikir yang enggak-enggak pas kamu bilang kost tadi."

Mendengar itu Adrian menjadi merasa tak enak. "Maaf karena keisenganku tadi-"

"Ah, enggak-enggak. Bukan salahmu sebenarnya," potong Reizal cepat. "Emang, yang aneh adikku, Rian. Kok ada orang lupa seharian kemana aja.... Mana kekeh banget cuma bilang ke rumah sahabatnya Cherry. Gak ada bilang ke tempatmu, loh. Gimana orang gak mikir yang aneh-aneh. Apalagu teleponnya diangkat sama cowok. Heran aku."

"Hehehe, ya kan aku lupa mas," sahut Ameera. Sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan. Terlihat jelas gadis itu sangat malu.

Adrian mengerjap, sedetik kemudian dia tertawa. "Hahaha, jadi Amy gak bilang kalau menjengukku?"

"Nggak, Yan. Nggak ngaku dia ke tempatmu," jawab Reizal. Setelah mengatakan itu, terpikir olehnya, jika Adrian bisa saja salah paham, keluarga membatasi Ameera. "-Padahal kan keluarga gak akan ngelarang. Orang kalian udah tunangan. Asalkan tahu batasan, ya gak masalah."

"Emm, mungkin Amy nya beneran lupa," bela Adrian.

Mendengar itu, Reizal langsung menatap remeh pada Ameera yang telah menampakkan lagi wajahnya.

"Iya, kali," sahut Reizal pura-pura percaya.

Ameera tahu kebohongannya sepenuhnya terungkap. Dia sampai mencoba menghindari kamera, agar wajahnya tak dilihat oleh Sang tunangan. Tapi karena ponsel dipegang kakaknya. Kakaknya itu tak akan membiarkannya semudah itu.

"Ihh, Mas Ical," keluh Ameera.

"Apa Sih, aku loh gak ngapa-ngapain," bantah Reizal sok polos.

Adrian sebagai pengamat, hanya bisa menggeleng tak berdaya, menunggu kedua kakak adik menyelesaikan keributannya.

"Yasudah, abis ini aku anterin ponselnya ke rumah," kata Adrian.

Reizal seketika menghentikan aksinya, dan berkata, "Udah malem gini loh, Yan."

"Gak apa-apa, baru jam segini kok," Sambil berkata begitu Adrian melirik jam di ponselnya. Jam menunjukkan hampir pukul 9, hanya tinggal beberapa menit saja. "Masih jam sembilan, ini."

Reizal mengangguk, "Oh, yasudah. Hati-hati ya."

Belum sempat Adrian menjawabnya, suara lain lebih dulu menyela.

"Gausah deh," cicit Ameera terdengar jelas.

"Kenapa, Mi?" tanya Adrian dan Reizal berbarengan.

Ameera berdehem kecil, mencoba menstabilkan suaranya. "Em, jangan diantar sekarang. Mas Rian kan lagi sakit."

"Ohh, gak apa-apa. Aku udah sembuh kok," Senyum tipis terbit di bibir Adrian.

Lewat layar ponsel keduanya saling bertatapan. Saling meyakinkan satu sama lain.

"Ehem-ehem," batuk Reizal dibuat-buat. "Nih, kalian ngobrol berdua deh. Bawa aja ponselnya Mas ikhlas kok," kata Reizal menggoda.

"Apasih Mas...." Ameera jadi salah tingkah. "Mas Rian anter besok aja deh ya. Amy gak butuh-butuh banget kok."

"Ohhh gak bu-tuh," Masih hangat, teringat oleh Reizal bagaimana keributan adiknya saat sadar ponselnya menghilang. "Ambil kamu aja Rian ponselnya. Gak butuh kata nya," Reizal kembali menggoda.

"Bukan gitu, ish," bantah Ameera dengan muka mulai memerah. Entah karena merasa malu atau marah.

Reizal yang melihatnya dibuat tertawa terbahak. Senang sekali rasanya menggoda adiknya.

Dan Ameera yang mendengar tawanya pun hanya bisa memelototi kakaknya itu.

Adrian disisi lain tak banyak berekspresi."Yasudah kalau begitu besok aku anter nya."

"Iya," jawab Ameera pelan.

Masih di sela-sela tawanya, Reizal berkata. "Kalau begitu sudah clear kan ini. Mau tak matikan teleponnya? Atau kalian masih mau bicara berdua? Kupinjemin nih...." Reizal mengarahkan ponselnya pada Ameera

"Enggak," tolak Ameera menghidar.

"Beneran nih?" tanya Reizal lagi. "Yaudah kalau gitu kusudahi dulu ya, Rian."

"Iya mas," Adrian mengangguk menyetujui.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

1
cerry
Tanpa sadar seminggu gak up/Grievance//Hammer//Smug/
cerry: Hehehe/Blush/
Ig : moon.moon9921: emang kok, othornya sungguh annu /Grievance/
total 2 replies
cerry
Detail yg hampir terlupa/Toasted/. Adrian sdh pernah melihat Amy tanpa kerudung/Facepalm//Pray/
🍟Xiao Hanꪶꫝ୧⍤⃝🍌❤️⃟Wᵃf
tolong /Facepalm/... minum air putih dulu
🍟Xiao Hanꪶꫝ୧⍤⃝🍌❤️⃟Wᵃf: lagi cari hiburan /Facepalm/
cerry: Han kok ad disini 👀👀
total 2 replies
NurAzizah504
Hai, Kak. Ceritanya keren. Mau saling dukung ga, Kak?
cerry: Semangat berkaryanya/Determined/
NurAzizah504: Oalah, baiklah, Kak /Joyful//Good/
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!