NovelToon NovelToon
Bringing Back My Ex Wife

Bringing Back My Ex Wife

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berbaikan / Single Mom / Anak Genius
Popularitas:45.1k
Nilai: 5
Nama Author: moon

WARNING❗

CERITA INI BUAT YANG MAU-MAU SAJA.

TIDAK WAJIB BACA JUGA BILA TAK SUKA.

⚠️⚠️⚠️

Setelah hampir satu tahun menjalani pernikahan, Leon baru tahu jika selama ini sang istri tak pernah menginginkan hadirnya anak diantara mereka.

Pilihan Agnes untuk childfree membuat hubungannya dengan sang suami semakin renggang dari hari ke hari.

Kesempatan itu tak disia-siakan oleh Debby, sahabat Leon yang sekian lama menaruh rasa yang tak biasa pada Leon.

Badai perpisahan pun tak bisa mereka hindari.

Tapi, bagaimana jika beberapa tahun kemudian, semesta membuat mereka kembali berada di bawah langit yang sama?

Bagaimana reaksi Leon ketika tahu bahwa setelah berpisah dari istrinya, Leon tak hanya bergelar duda, tapi juga seorang ayah?

Sementara keadaan tak lagi sama seperti dulu.

"Tega kamu menyembunyikan keberadaan anakku, Nes." -Leonardo Alexander-

"Aku tak pernah bermaksud menyembunyikannya, tapi ... " -Leony Agnes-

"Mom, where's my dad?" -Alvaro Xzander-

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jika Nanti Daddy Datang

#15

“Maaf, saya tak sengaja,” ucap Agnes ketika berbalik badan, lalu ikut membantu wanita itu memungut benda-benda yang keluar dari tas mahalnya. 

“Kau—”

Agnes terkesiap, diam sejenak seolah bumi berhenti berputar. 

Orang yang ia tabrak pun tak bisa menahan rasa terkejutnya, bahwa tak pernah disangka ia akan bertemu Agnes di tempat ini. 

“B-Bunda—” ucap Agnes dengan bibir bergetar dan air mata yang tak mampu ia tahan. Agnes segera meraih tangan kanan Bunda Emira lalu mencium punggung tangan mantan ibu mertuanya tersebut. 

Bunda Emira segera memanfaatkan momen itu untuk memeluk Agnes erat-erat. “Maaf, Nak. Maafkan Bunda, ya?”

“Kenapa Bunda yang minta maaf, seharusnya aku yang minta maaf, karena selama menjadi menantu Bunda, aku belum cukup berbakti.” 

Bunda Emira menggeleng, ia sangat merindukan Agnes, namun, tak sanggup mengatakannya. “Tidak, Bunda tak menuntut apa-apa. Hanya saja Bunda sedih, mungkin karena Bunda belum memberi kalian contoh yang baik, hingga kalian memutuskan berpisah.” 

Agnes melepaskan diri dari pelukan Bunda Emira, “Bukan, Bund. Perpisahan kami tak ada sangkut pautnya dengan Bunda. Hanya saja kami masih terlalu egois, hingga tak mau menekan ego, dan malah pilih berpisah.” 

Tak banyak yang mereka bicarakan selain kata maaf untuk satu sama lain, karena setelah itu, Bunda Emira harus pergi ke suatu tempat. 

“Lain kali, Bunda ingin bicara banyak denganmu. Jangan menolak wanita tua ini, ya?” 

Agnes mengangguk haru, tak menyangka mantan ibu mertuanya masih se-sayang ini kepadanya. Tentu saja Agnes tak mungkin menolak, karena ia pun ingin mendekatkan Al dengan keluarga ayah kandungnya. 

“Iya, Bund, itu pasti. Bunda tinggal bilang, kapan dan dimana tempatnya, aku pasti menghampiri Bunda.” 

Bunda Emira pun pergi, setelah mereka saling bertukar nomor ponsel. Agnes menatap kepergian Bunda Emira dengan tatapan yang tak sanggup ia ungkapkan dengan kata-kata. 

Agnes mengakui bahwa selama masih menjadi istri Leonardo, Bunda Emira tak lelah memberinya perhatian serta kasih sayang melimpah. Dan kini setelah perpisahan terjadi, apa masih layak dirinya berhadapan dengan wanita itu. 

Sementara Bunda Emira, masih mau menyapa, bahkan memeluknya dengan penuh kasih. Seolah tak pernah terjadi apa-apa di masa lalu. Agnes meneteskan air mata seraya memukul pelan dadanya sendiri, masihkan dirinya layak untuk disayangi, sementara dirinya adalah penyebab perpisahan yang terjadi beberapa tahun silam. 

•••

Hari pembukaan toko pun tiba, toko cukup ramai didatangi pembeli, terutama yang lokasi tempat tinggalnya di sekitar toko. Selain itu di hari pertama pembukaan, Agnes memberikan diskon spesial hingga satu minggu kedepan. 

“Baik, silahkan mengantri di sebelah sana,” ucap Agnes ketika ada pelanggan yang bertanya tentang prosedur pembayaran. 

“Oh, ada. Kalau mau menunggu sekitar 10 menit lagi, keluar dari oven.” 

“Banyak macam pastry-nya, Bu. Tapi sementara ini kami hanya menjual 4 jenis pastry. Tapi next time kami akan usahakan membuat juga varian lainnya.” 

Dengan ramah dan sabar Agnes menjelaskan setiap kali ada pelanggan yang bertanya. Wajahnya terlihat lelah, namun, amat sangat bahagia hatinya. Karena antusiasme pelanggan yang luar biasa. 

Toko baru tersebut bernama Macaroon Cake n’ Pastry, Agnes menggunakan nama macaroon karena makanan tersebut adalah pastry favorit sang putra tersayang. Seperti halnya namanya, toko tersebut membuat serta menjual aneka cake serta puff pastry yang menjadi andalan toko baru Agnes. 

Semuanya fresh dibuat di hari yang sama, agar kualitas serta rasanya tetap autentik, dan terjaga. 

Jika menjelang sore, masih banyak stok di display, maka Agnes kembali mengurangi harga atau membagikannya pada orang yang lebih membutuhkan, agar makanan tersebut tidak terbuang sia-sia. 

“Mom, I miss you.” 

Malam harinya ketika pulang ke rumah, rasa lelah itu terbayarkan dengan sambutan senyum ceria Al. 

“Mommy juga merindukanmu, Jagoan. Maaf, ya. Mungkin beberapa hari kedepan Mommy tak bisa memperhatikanmu secara maksimal.”

“It's okay, Mom. Kan Mommy kerja buat Al sekolah.” 

Agnes kembali mencium dan memeluk Al dengan perasaan haru, Al tumbuh besar dengan cepat, semakin sehat dan pintar setiap harinya. Apa lagi yang Agnes inginkan selain itu? 

“Bagaimana tokomu di hari pertama?” 

Mama Wina tak kalah antusias menyambut kedatangan Agnes.

“Alhamdulillah, Ma. Hari ini ramai. Dan stok yang dini hari tadi aku buat, habis terjual sebelum jam 3 sore.” 

Mama Wina tersenyum senang, turut merasakan kebahagiaan Agnes dan toko baru yang telah lama menjadi impiannya. 

“Alhamdulillah, Mama ikut senang, Nak. Kamu bukan hanya mewarisi bakat Mama. Tapi ternyata mampu melampauinya,” ucap Mama Wina bangga. 

“Aku hanya beruntung karena memiliki kesempatan belajar, juga ada Mama, Om Rifky, dan Mas Rama yang telah begitu banyak membantu. Sedangkan Mama, melakukan semuanya sendiri setelah Papa pergi meninggalkan kita,” sahut Agnes, senang sekaligus kembali merasakan pedih yang mungkin tak akan terobati. 

Pedih karena ditinggalkan seseorang yang paling di percayai. 

“Papa itu siapa, Mom?” cetus Al. 

Agnes sedikit gelagapan, “Mmm— Papanya Mommy, Sayang.”

“Oh, jadi Opanya Al?” 

Agnes mengangguk, namun, tak ada senyum di wajahnya setiap kali membicarakan pria itu, karena dia adalah penyebab lula terbesar dalam hidup Agnes, dan Mama Wina. 

“Lalu, dimana Opa sekarang?” cecar Al, seolah belum puas dengan jawaban Agnes. 

“Opa, dan Oma, masing-masing sudah memiliki kehidupan sendiri, Oma juga tak tahu dimana Opa sekarang. Iya, kan, Oma?” 

Mama Wina mengangguk. 

“Mom, apakah Daddy juga sudah memiliki kehidupannya sendiri? Hingga tak mau menemui kita lagi?”

Pertanyaan Al membuat Agnes cukup terkejut, ia juga bingung bagaimana menanggapi pertanyaan putranya. Sakit dan pedih ketika ditinggalkan papanya, rupanya tak sesakit ketika mendengar pertanyaan Al. 

Kedua mata Agnes kembali berkaca-kaca, ya mungkin saatnya ia bicara, tak mungkin lagi Agnes menghindar atau bersembunyi. 

“Mungkin Daddy memang memiliki kehidupannya sendiri, tapi Mommy yakin dia tak bermaksud untuk tidak menemui kita lagi,” tutur Agnes agar tak sampai mengesankan bahwa Leon meninggalkan mereka. 

“Lalu— kapan Daddy menemui kita?” 

Seperti ada batu besar yang tiba-tiba mengganjal di kerongkongan Agnes, karena ia terdiam tak mampu menjawab pertanyaan Al. Karena jika salah jawab, bocah itu mungkin akan membenci ayahnya sendiri, sama seperti dirinya. 

Agnes tersenyum, namun, Oma Wina yang menjawab. “Belum saatnya, Sayang. Daddy-nya Al masih sibuk bekerja. Kalau sudah tidak sibuk, Oma yakin, ia akan datang menemui Al.” 

Bukan Al namanya, jika menelan bulat-bulat jawaban tersebut. “Al juga akan sibuk, jika nanti Daddy datang dan ingin bertemu.” 

Al melepaskan diri dari pelukan Agnes, lalu berjalan ke kamarnya, ucapannya barusan mengisyaratkan kekecewaan, sekaligus rindu yang tak dapat ia katakan. 

•••

“Mom, I'm ready!” 

“Verry good. Let's go, Mommy juga harus kembali ke toko untuk memanggang cake dan pastry.” 

Setelah berpamitan dengan Oma Wina, Al pun pergi ke sekolah diantar Agnes. Beberapa hari telah berlalu, sejak Al mengatakan akan sibuk, bila Daddynya datang. 

Dua hari berlalu sejak malam itu, Al terlihat tertawa seperti biasa, namun, Agnes tetap merasa was-was dengan kondisi psikis Al. 

Mobil Agnes berhenti di trotoar depan sekolah, membuat seseorang yang sejak pagi menunggu kedatangannya, kini keluar dari persembunyian. 

Agnes membisu, kelu, begitu pula orang itu. Ia bingung, sekaligus tak bisa percaya dengan apa yang sedang dilihatnya saat ini. 

Tatapannya tertuju pada Agnes dan Al secara bergantian, tanpa tahu harus berkata apa dan mulai darimana. 

###

Hayooo kali ini siapa lagi?? 👻👻

1
Cindy
lanjut kak
kalea rizuky
Agnes yg bkin semua ribet da Leon yg merasakan sakiit sendiri hm. gk adil bgt meski. ini andil si debrot perusuh
Bunda Aish
ayolah Leon semangat 💪 belajar sama bunda Emira gih gimana caranya 😁
Uba Muhammad Al-varo
begitulah cinta butuh pengorbanan dan kesetiaan dan jangan meureum melulu tuh mata dan hatimu kini waktunya melek, cobalah selidiki/telusuri apa yang sebenarnya terjadi pada waktu Agnes minta cerai Leon, gregetan jadinya....
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
😭😭😭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
yes 🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
bisa
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Apa Al mendengarnya 🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
🤣🤣🤣
Sh
suka sekaliiii.... love...like..pakai banget....siksa terus.....aku kasih jatah 2 vote dan kopi😍😍😍
Sh
Makanya..Agnes kalau ngomong tuh harus pakai bahasa asing ..jadi kalau didengarin..ga ada yang ngerti...#$**@@..ngomong bahasa Indonesia ..pergi bertiga ama Daddy-nya Al....ya ketahuan lha...
moon: ntar gak segera di bongkar, netijen ribut lagi.🥺
total 1 replies
Sh
kalau di sana Leony agak terpaksa dengan Rama... kalau di sini aku ga ngerti...Agnes ada cinta ga Ama Rama
Sh: oh ..ok...ditungguin....lanjut.. goyang Mangggg
total 2 replies
Fa Yun
Leon kasihan ♥️
kymlove...
tetap aja Rama pemenangnya kalau leon aja tetap bodoh dengan tidak mencari kebenarannya di masa lalu... udah di kasih tau sejelas itu sama Agnes tapi otaknya tetap aja lelet gk konek dengan semua hal di masa lalu nya...
Ais
makanya jng egois satu sama lain smu pny andil salah kamu jg leon msh aja ngk ngeh akan clue yg agnes kasih dimasa lalu cb cek kontak kamu apakah ad nomer yg tiba"kamu blok coba pulihkan smua data dimasa lalu smua akan terjawab dr situ kamu bs mencari celah buat mengambil lagi apa yg mmg jd milik kamu😤😤😤
Bunda Idza
ya kalian berdua sama2 mengambil kesimpulan tanpa penelitian detail

ikutan perih ei.....
Marsiyah Minardi
Apa Leon ga punya jiwa petarung ya ,kok menye menye gitu ,hadehhhhh
Apa Leon baru tersadar jika Agnes duduk di pelaminan sama Rama
moon: udah do tabok anaknya nih, kak.

habis ini pasti gerak.

👻👻👻
total 1 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭

kasihan kali kau leon, gak tahu apa-apa tapi seolah semua kesalahan tertimpa padamu... kamu yg ditinggalkan, ditolak, dan harus menanggung rasa sakit sendirian... huhuhu, sakit sakit sakitnya tuh di sini... kezaaaammm kezaaaammm, othor tega bikin ibu menangisss😭
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: tak like lah/Smug//Smug//Smug//Smug//Smug/
total 2 replies
Lydia
Yang salah Agnes & Leon klo soal Al. Lanjut Author. Terima Kasih.
Esther Lestari
semangat Leon untuk berjuang merebut hati Al dan mommy nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!