Arga, menyandang gelar casanova dingin yang tidak suka terikat hubungan, apalagi pernikahan. Maka diusianya yang sudah matang belum juga menikah.
Namun, kematian Sakti membuat dia harus menikahi Marsha. Wanita yang sedang mengandung benih milik sang adik.
Menikahi wanita yang tidak dia cintai, tidak mengubah kelakuan Arga yang seorang casanova suka bersenang-senang dengan para wanita.
Kebaikan, perhatian, dan keceriaan Marsha mengubah Arga secara perlahan sampai dia merasa tidak tertarik dengan para wanita diluar sana.
Namun, semua berakhir saat Valerie bangun dari koma panjang. Arga lebih mementingkan sang kekasih dari pada Marsha yang sedang hamil besar.
Arga merasakan penyesalan saat Marsha mengalami koma setelah melahirkan. Ketika sadar sang istri pun berubah menjadi sosok yang lain. Tanpa Arga duga Marsha kabur membawa Alva, bayi yang selama ini dia besarkan.
Akankah Arga bisa mendapatkan Marsha dan Alva kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25. Kepergok Mertua
Bab 25
Kedua orang itu saling menatap dalam diam. Mereka berpikir masa depan apa yang akan mereka jalani nantinya.
"Oke, tidak masalah bagiku untuk menjadi istri kedua dan harus mengurus anak kamu itu selama wanita itu di rumah sakit. Kecuali, kalau dia sudah sadar lagi aku tidak mau, karena aku juga ingin mengurus anak aku sendiri," ucap Valerie dengan tersenyum manis.
Arga terkejut mendengar ucapan Valerie, karena ini di luar perkiraan. Dia menyangka kalau wanita itu mana mau di madu, karena tahu seperti apa karakternya. Namun, sekarang dia rela menjadi istri kedua demi bersama dengan dirinya.
"Kamu beneran yakin mau menjadi istri kedua aku? Karena aku tidak akan pernah menceraikan Marsha," tanya Arga lagi untuk lebih meyakinkan.
Wanita itu pun mengangguk beberapa kali. Kalau dirinya tidak masalah dengan itu semua. Asal bisa terus bersama dengan Arga.
"Karena aku mencintaimu, meski menjadi yang kedua pun aku rela," kata Valerie.
Arga sekarang menjadi tambah pusing dan bingung harus bagaimana. Lagi-lagi dia salah ambil tindakan. Padahal dia yakin kalau Valerie tidak akan mau di madu. Dia takutnya setelah sah mereka menikah, wanita itu akan berulah.
"Apa kamu akan menikah lagi, Arga?"
Tiba-tiba terdengar suara dari arah belakang Arga. Saat dia membalikkan kepala terlihat ada ayah mertua yang baru tiba. Sekarang laki-laki setengah paruh baya itu akan datang setiap akhir pekan. Namun, minggu kemarin beliau tidak datang karena di kampung sedang ada gotong royong membuat parit agar aliran air lancar. Ternyata kedatangannya ke ibu kota diundurkan.
"A–Ayah?" Mata Arga membulat. Dia tidak menyangka kalau ayah mertua memergoki dirinya di saat seperti ini.
Valerie tidak begitu mengenal keluarga Arga, apalagi keluarga Marsha. Dia mengira kalau Bagas adalah ayah kandung Arga.
"Selamat siang, Om. Apa kabar?" tanya Valerie sambil mengulurkan tangan.
"Jawab pertanyaan aku, Arga!" bentak Bagas dan mengabaikan uluran tangan Valerie.
Wajah Arga mendadak pucat dan mengeluarkan keringat dingin. Dia tidak tahu kali ini ayah mertuanya akan melakukan apa lagi kepada dirinya. Dahulu, tahu putrinya diabaikan saja sudah murka, apalagi sekarang yang akan di madu.
"I–tu …."
Tenggorokan Arga mendadak terasa tercekat. Laki-laki itu tidak bisa melanjutkan ucapannya. Dia benar-benar dalam situasi bahaya saat ini.
Valerie sangat takut melihat wajah Bagas yang mengeras. Dia merasa tidak mau kalau nanti kehidupan rumah tangga mereka dibayang-bayangi oleh ketakutan pada mertuanya. Mereka pastinya akan ribut terus.
"Kalau kamu ingin menikahi wanita ini, maka ceraikan Marsha!" Bagas menunjuk muka Arga dan Valerie secara bergantian.
'Asyik! Kalau sampai Arga menceraikan wanita itu akan bagus. Jadi, tinggal aku sendiri yang akan menjadi istrinya. Kalau perlu tuh anaknya juga dikasih ke mertuanya sekalian,' batin Valerie senang.
'Asalkan tidak tinggal serumah dengan mertua, maka kehidupan rumah tangga kita pasti akan baik-baik saja,' lanjut Valerie.
Berbeda dengan perasaan Valerie saat ini, Arga justru merasa ketakutan. Entah kenapa dia merasa takut kalau sampai harus kehilangan Marsha. Dia tidak mau kalau sampai Marsha di ambil oleh mertuanya, alias dipaksa cerai.
"Aku tidak akan menceraikan Marsha, Ayah. Sampai kapan pun dia akan menjadi istriku, bukannya kalian semua yang meminta aku untuk menjadikan Marsha sebagai istri?" Arga menatap dengan sorot nanar.
***
Apakah Bagas akan menarik Marsha dan menyuruh Arga menceraikannya? Bagaimana tanggapan kedua orang tua Arga dengan masalah ini? Ikuti terus kisah mereka, ya!