NovelToon NovelToon
Pemilik Hati Eliza

Pemilik Hati Eliza

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: erulia

Eliza yang belum move on dari mantan tunangannya-Aizel- menikah karena dijebak oleh Raiyan yang merupakan ipar tiri Aizel , sedangkan Raiyan yang awalnya memiliki kesepakatan dengan adik tirinya yaitu Ardini, sengaja melanggar kesepakatan itu demi membalas dendam pada Ardini.

"Kesepakatan Kita hanya sebatas kau membuat nya jatuh cinta, lalu meninggalkannya setelah Aku dan Aizel menikah, Kau melanggar kesepakatan Kita Raiyan. " ~Ardini

"Tapi di surat perjanjian itu juga tidak ada larangan kalau Aku mau menikahinya."
~ Raiyan

akankah kisahnya berakhir indah? akankah Eliza kembali pada Aizel setelah mengetahui semua fakta yang selama ini Raiyan sembunyikan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon erulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26 Bolehkah Aku Meminjam Ponselmu?

Raiyan yang paham situasi itu segera mengajak Eliza pergi dari rumah sakit, saat berpapasan di pintu,ketiga orang itu menatap pada Eliza dengan tatapan yang berbeda-beda, mama Rania menatap tak suka, Ardini menatap dengan tatapan mengejek sedangkan Aizel menatap dengan perasaan bersalah.

Namun tak ada sapaan atau obrolan di antara mereka, Eliza menggamit tangan Raiyan setelah Ardini dengan begitu jelas menempelkan badannya pada Aizel, seolah ingin memamerkan pada Eliza dirinya sudah berhasil menaklukkan Aizel, padahal Eliza sama sekali tak terpengaruh.

"Kenapa di lepas?" tanya Raiyan setelah mereka jauh dari lorong rumah sakit, sekarang mereka menuju lift.

"Sudah tak ada yang melihat, sepertinya Aku harus sering-sering berkating di depan mereka agar mereka tak lagi mengaitkan Aku dan Aizel." Raiyan hanya mendengus pelan atas jawaban itu, menampilkan raut tak senang, entah kenapa terkadang dirinya ingin di anggap sebagai suami sungguhan oleh Eliza, padahal Raiyan yakin dia sudah cukup profesional dengan tidak melibatkan perasaan pada Eliza.

Sampai di dalam mobil dan saat Raiyan melajukan mobilnya tak ada percakapan yang terjadi, Eliza menopang kepalanya dengan tangan bersandar di jendela, menatap lurus ke depan seolah sedang mencerna sesuatu, alisnya berkerut dan bibir nya sedikit mengerucut.

Sebenarnya Eliza sedang berperang dengan pikirannya sendiri.

'Aku tak ingin Kau menjadi istri Raiyan yang sesungguhnya, cintanya tak setulus cintaku, El.'

'Dia bukan lelaki yang baik untukmu, El.'

'Aku akan mencari bukti tentang kelicikannya,sembari menunggu Aku menemukan bukti, tolong jangan menjauh dariku.'

'perasaan ku padamu tak pernah berubah dari dulu.'

Ucapan-ucapan Aizel terulang lagi dalam ingatannya.

'Cih! Lalu Kau pikir lelaki yang terbaik untukku itu adalah dirimu? Yang dengan buas melampiaskan hasrat pada orang yang hampir membunuhku? Lihat saja setelah ini kalau Kau masih punya muka menatapku'

Omel Eliza pada Aizel dalam benaknya sendiri, namun ekspresi itu membuat Raiyan menyadarinya.

"Kau kenapa?" tanya Raiyan melihat tatapan tajam dan bibir Eliza yang mengerucut dari tadi.

"Tidak apa-apa!" jawabnya singkat dan tegas.

'Sayangnya itu video sekali kirim, jadi Aku tak bisa menyimpan untuk menunjukkan padanya bagaimana gilanya dia meniduri Ardini,dengan begitu dia tak akan berani lagi mengucapkan kata-kata manis padaku.' batin Eliza dengan bibir yang tetap mengerucut.

"Kenapa bibirmu begitu? Ingin berciuman?" gurau Raiyan yang gemas dari tadi Eliza terus menunjukkan ekspresi itu.

Eliza sontak mengerutkan kening dan menatap tajam pada Raiyan.

"Aku sedang banyak pikiran, jangan mengajakku bicara dulu." balasnya sewot.

Raiyan hanya bisa menebak satu hal, pasti Eliza sebenarnya ingin menolak permintaan oma tadi namun dia sungkan mengatakannya .

"Baiklah, Aku akan diam saja." Raiyan menarik tangan di depan bibirnya menggunakan gerakan menarik resleting.

Mereka langsung ke perusahaan untuk membuat kontrak kerja sama Eliza sebagai bintang iklan utamanya.

Setelah selesai Eliza diminta langsung syuting untuk pertama kalinya. Produk pertama yang harus di promosikan adalah detergent.

Perlu di ulang sampai beberapa kali karena Eliza bukan seorang aktris, dirinya sampai harus mengatur ekspresi wajah dan gesture tubuh di sebuah cermin tinggi.

Dengan dibantu rekannya yaitu Alif, mereka berperan sebagai suami istri, Alif memperagakan gerakan memegang pundak Eliza dari belakang saat gadis itu sedang mengucek pakaian di dalam baskom.

Raiyan memperhatikan keduanya dari jauh, setelah beberapa kali gagal Eliza dan Alif berhasil menyelesaikan pekerjaan pertamanya dengan cukup baik, ekspresi wajah Eliza begitu alami layaknya seorang istri yang gembira bisa menyiapkan pakaian suami dengan bersih sempurna.

Namun bagi Raiyan ekspresi itu terlalu berlebihan karena saat bersama suami sungguhan Eliza tak pernah menampilkan senyum lepas yang demikian.

Setelah selesai Raiyan langsung menarik Eliza ke ruangannya.

"Coba Kau tersenyum lagi seperti tadi." perintah Raiyan dengan wajah datar, dengan polos Eliza menampilkan deretan gigi putih disertai mata yang menyipit, namun di mata Raiyan senyum itu nampak seperti dipaksakan.

"Aku ingin senyum yang tadi, bukan senyum terpaksa begini." ujarnya dengan nada kecewa.

"Sudahlah jangan menyuruhku tersenyum lebar lagi, tadi itu untungnya Aku bisa menyelesaikan syuting dengan baik, kalau tidak,mungkin seharian Aku akan berada di sini." Raiyan mengedikkan bahu lalu mengeluarkan sebungkus rokok dari sakunya.

Melihat hal itu Eliza memutar bola mata, ia langsung merebut kotak rokok dari Raiyan dan menyembunyikan tangannya ke belakang.

"Apa-apaan Kamu ini, kembalikan rokok itu." Raiyan mengulurkan tangan nya tapi Eliza dengan cepat menjauh dari nya.

"Ruangan mu ini ber-AC, lagipula Aku sudah membantumu jadi Kau tak punya alasan untuk setres dengan pekerjaan mu lagi, dan ingat satu hal, bukankah Kau tak ingin Aku menjanda di usia muda?" jelas Eliza panjang lebar, Raiyan hanya pasrah dan duduk kembali di kursi kerjanya, sementara Eliza menunggu di sofa.

Eliza mengeluarkan ponselnya dan membuka kunci layar, matanya membulat sempurna saat video yang Ardini kirim tadi masih belum di kembalikan, alhasil video itu masih bisa diputarnya.

"Raiy, boleh kah Aku meminjam ponselmu? Hanya lima menit." ucap Eliza dengan wajah manis, berharap Raiyan langsung memberikan tanpa banyak bertanya.

Namun ekspektasi Eliza terlalu tinggi, benda se-privasi itu tak mungkin bisa dengan mudah di pinjamnya.

"Untuk apa?" tanya Raiyan.

"Temanku mengirimkan video Whattsap yang hanya bisa di lihat sekali, namun Aku rasa video itu bagus untuk di simpan, jadi Aku ingin merekamnya dengan ponselmu agar nanti Aku bisa melihatnya kembali." jelas Eliza panjang lebar.

"Oh ya? Memangnya video apa?" Tanya Raiyan dengan tatapannya yang tak beralih dari laptop di depannya.

"Hanya sebuah resep masakan, Aku perlu mempelajari tekniknya, boleh kan, Aku pinjam ponselmu?" sekarang Eliza sudah menangkupkan tangannya di depan wajah. Raiyan langsung memberikan ponselnya namun sebelum itu ia sudah membuka sandi kuncinya.

Eliza tertegun dengan wallpaper ponsel Raiyan, ia tak menyangka Raiyan akan memakai foto itu sebagai wallpaper nya.

Ada wajah Eliza di sana yang sedang memegang buku nikah dengan jari manis yang memperlihatkan cincin pernikahan dan senyum lebar menawan, di foto itu Raiyan memeluk pinggang Eliza mesra dan menempelkan bibirnya di pipi Eliza dengan mata terpejam.

Eliza ingat kala itu Bibi Ema yang memberi ide untuk mereka berpose demikian, walaupun Eliza menolak tapi Paman Udi berhasil memaksa Eliza.

Eliza kembali ke sofa, lalu membuka kamera ponsel Raiyan dan melirik Raiyan yang masih berkutat dengan laptopnya.

Eliza menekan tombol rekam di ponsel Raiyan lalu menekan tombol putar di ponselnya sendiri.

Suara ponsel Eliza yang lupa di silent berhasil menarik perhatian Raiyan setelah mendengar suara desahan dan lenguhan panjang dari ponsel wanita itu.

Eliza memaki dirinya sendiri atas kecerobohannya itu, cepat-cepat ia menurunkan volume namun Raiyan sudah berjalan mendekat.

"Video apa yang Kau putar barusan?" tanya Raiyan penasaran.

"Bu-bukan apa-apa." jawab Eliza dengan tangan gemetar dan segera menekan tombol kembali di ponsel Raiyan.

Tapi Raiyan tak bodoh, ia merebut ponsel Eliza walaupun Eliza bersikeras mempertahankan ponselnya, Raiyan sengaja mengangkat ponsel itu tinggi-tinggi agar Eliza tak bisa mencapainya.

Eliza sampai harus berjinjit dan meloncat beberapa kali namun tangan panjang Raiyan tetap tak bisa di raihnya.

"Aaa!!!" Pekik Raiyan saat Eliza menggigit dadanya yang hanya di lapisi singlet dan kemeja.

"Hentikan Eliza! Apa yang Kau lakukan!" Demi mengamankan Eliza, Raiyan memeluk tubuh Eliza dari belakang dengan sebelah tangannya, sedangkan sebelahnya lagi ia gunakan untuk menekan tombol putar di ponsel Eliza.

"Astaga!" Kini mata Raiyan membulat sempurna, adegan di ponsel itu sungguh diluar dugaan, lebih tak menyangka lagi siapa yang ada di video itu.

Raiyan yang masih perjaka tak munafik, ada hasrat yang muncul setelah melihat video tak senonoh Aizel dan Ardini, apalgi ada Eliza yang meronta minta dilepaskan dari pelukannya.

"Jadi teknik seperti ini yang Kau maksud menarik untuk dipelajari?" seringai Raiyan setelah melepaskan Eliza namun tatapannya seakan siap menerkam Eliza saat ini juga, membuat Eliza mundur seketika.

1
Wayan Sucani
Gebrakan yg mantap
Mưa buồn
Masukin ke list favorite aku deh, seru banget pokoknya.
erulia: terimakasih sudah membaca novel ini,tunggu kelanjutannya ya kak
total 1 replies
Its_PurpleColor
Endingnya puas. 🎉
erulia: halo kak,masih banyak konflik yang seru di novel ini,tunggu kelanjutannya ya kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!