Dear My Ex Husband..
Terimakasih untuk cinta dan luka yang kau beri..
Mario menemukan sepucuk surat dari mantan istrinya sebelum pergi, dua baris kata yang entah mengapa seperti mengandung misteri untuknya..
Mereka berpisah baik- baik bahkan sampai mantan istrinya akan pergi mantan istrinya masih mengungkapkan bahwa dia mencintai Mario..
...
Kebodohan yang Namira lakukan adalah menikmati malam bersama mantan suaminya, hingga Namira menyadari apa yang dia lakukan menyakiti dirinya sendiri.
Apalagi saat mendengar kata- kata dari mantan suaminya..
"Aku harap dia tumbuh, untuk menjadi bukti cinta.." katanya sambil mengelus perut Namira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Surat Namira
Mario menegakkan tubuhnya lalu menghela nafasnya menatap bantalan yang menahan tubuhnya, beruntung kepalanya tertahan oleh airbag hingga tak membentur setir, dan jangan lupakan sabuk pengaman yang menahan tubuhnya
Mario berhasil membanting setir saat truk melaju kencang dari arah berlawanan hingga akhirnya dia menabrak sebuah pohon.
Kap mobilnya terbuka dan mengepulkan asap akibat benturan yang cukup keras.
Mario menendang pintu mobil dengan kesal hingga dia keluar dari dalam, meski tak mengalami luka serius tapi Mario memiliki goresan di beberapa titik, tapi tak ada raut kesakitan sama sekali di wajahnya.
Ponsel Mario kembali berdering dan Mario berjongkok segera mengambilnya yang ternyata ponselnya sudah terjatuh "Aku tidak bisa datang, aku mengalami kecelakaan.." Mario mematikan ponselnya tanpa mendengar jawaban dari seberang.
Mario menyandarkan tubuhnya di sisi mobil dan memejamkan mata, saat bersamaan orang-orang mulai berlarian ke arahnya dengan beberapa seruan untuk memanggil ambulans.
...
Mario memasuki rumah yang sudah dia tempati sejak pindah ke Bali, terasa sepi dan hening karena hanya dirinya sendiri yang tinggal disana, melempar ponselnya dan memasuki kamar mandi, menguyur tubuhnya dengan air dingin.
Tak berapa lama Mario keluar dengan menggunakan handuk yang membalut pinggang hingga ke lutut, menghiraukan tubuhnya yang masih basah Mario mendudukan dirinya di tepi ranjang dimana nakas berada, mengambil selembar kertas yang dia simpan di laci nakas, dan membacanya.
Mario mengedip, beberapa kali dia membaca kata- kata yang tertulis di surat yang Namira tinggalkan empat tahun lalu, namun entah mengapa Mario merasa tidak mengerti Namira bilang dia akan menjaga cintanya selamanya, tapi buktinya Namira sudah menikah dan memiliki putra, bahkan sekarang dia akan kembali menikah dengan pria lain.
Bagian mana yang katanya menjaga cintanya selamanya.
Mario menghela nafasnya lalu menekan ponselnya "Bisakah kita bertemu?"
Mario berjalan ke arah lemari dan memakai pakaiannya, meraih satu kunci yang tergantung di dinding lalu keluar dari rumah besar itu, memasuki garasi dan menaiki sebuah mobil Mario memacunya dan lagi- lagi dengan kecepatan tinggi.
Tiga puluh menit kemudian Mario memarkirkan mobilnya di sebuah rumah besar dengan pagar tinggi melindunginya, perjalanan yang harusnya Mario tempuh dalam waktu satu jam bisa dia tempuh dalam waktu setengah nya saja, bayangkan seperti apa dia mengemudikan mobilnya.
"Kau menghubungi saat sudah dekat?"
"Tidak aku dari rumah.." Dimas menaikan alisnya, Anggi istri Dimas membawa beberapa minuman kaleng dan juga cemilan untuk Mario dan Dimas.
"Biar ku tebak kau sedang dalam masalah?" Mario menghela nafasnya, lalu menyodorkan sepucuk surat dari Namira ke hadapan Dimas dan Anggi.
"Apa yang salah dengan itu?" Dimas membacanya, lalu di ikuti Anggi.
"Tidak ada yang salah hanya sepucuk surat yang mengungkapkan perasaannya.. dan perpisahan tentunya"
"Itulah, jika perasaan yang di maksud bukankah dia berkata akan setia dengan cintanya selamanya."
"Tapi kenapa dia menikah lagi dan memiliki anak, dan sekarang dia akan menikah kembali, setelah suaminya meninggal.."
"Dan kau berharap dia menunggumu, sedangkan kau punya anak dan istri.." Dimas berdecak "Tidak ada yang aneh dengan ini, kau pikir dia akan menjomblo seumur hidup untukmu, sedangkan kau hidup nyaman dengan anak dan istrimu, ya.. meskipun tidak ada cinta." perkataan Dimas sukses membungkam Mario, ya itu cukup masuk akal, dan mungkin saja itu hanya ungkapan Namira semata tentang perasaannya kala itu, tapi mengetahui Namira menikah lagi secepat itu Mario tidak rela.
Mario mengusap wajahnya kasar, apa kabar dengannya yang menikah lagi setelah tiga bulan berpisah dari Namira.
"Dia berterimakasih untuk cinta dan luka yang kau beri.. lalu berkata akan menjaga cintamu selamanya, mungkin dia membawa sesuatu yang berharga saat pergi.. bukan cinta seperti yang aku kira sebuah kesetiaan mungkin sesuatu yang berbentuk yang akan dia jaga selamanya.." Mario mendongak melihat Anggi yang masih memperhatikan surat dari Namira.
"Dia membawa hartamu?" Dimas mengusap dagunya.
Mario menggeleng..
"Mungkin sesuatu yang tak terlihat dengan kasat mata, seperti bayi..?" Mario menegang.
Dimas menatap Anggi, sedangkan Anggi mengedikkan bahu "Aku hanya pernah membaca di beberapa novel, seorang wanita yang sengaja menyembunyikan kehamilannya dan memilih pergi."
Mario dan Dimas berdiri dari duduknya "Kalian tidak berpikir Namira melakukan itu bukan..?"
..
Like..
Komen..
Vote..
sungguh km mmbagongkn...
g masuk akal bgt km mario....
bakal nyesel km mario... klo tau setelah namira km ceraikan.... trnyata dia mngandung ankmu....