NovelToon NovelToon
Aku Tidak Mandul, Bu!

Aku Tidak Mandul, Bu!

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Poligami / Lari Saat Hamil / Berbaikan
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: prettyaze

Aisyah, seorang istri yang selalu hidup dalam tekanan dari mertuanya, kini menghadapi tuduhan lebih menyakitkan—ia disebut mandul dan dianggap tak bisa memiliki keturunan.

mampukah aisyah menghadapi ini semua..?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon prettyaze, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Derita

Wajah aisyah pucat seperti bulan yang tertutup kabut, matanya redup seolah menyimpan cerita yang tak terucapkan. Jemarinya yang kurus selalu menggenggam ujung kerudungnya, seakan mencari perlindungan dari dunia yang terus menekannya. Lagi-lagi ia mendapatkan tekanan dari ibu mertuanya yang menuntut untuk, memiliki anak.

"kamu ini gak becus jadi istri, 5 tahun pernikahan kalian hanya akan sia-sia!" teriak sang ibu mertua dihadapannya.

Saat mertuanya mulai berbicara keras, aisyah menundukkan kepala, meremas ujung bajunya. Napasnya pendek, seperti menahan sesuatu yang ingin meledak dari dadanya. ini sangat sakit rasanya seperti jantung nya ditusuk ribuan pisau.

aisyah hanya bisa menggigit bibirnya, menahan air mata yang sudah menggantung di sudut matanya. Ia ingin menjawab, ingin berteriak bahwa ini bukan salahnya ini semua bukan salahnya. Tapi suaranya seperti terkunci di tenggorokan.

Mertuanya mendengus menatap aisyah sinis, melipat tangan di dada. "Perempuan macam apa kamu ini? atau benar tebakan ku, Jangan-jangan kau memang mandul!! tidak bisa punya anak! kasian sekali farhan anakku.."

Ucapan itu menusuk lebih tajam dari sembilu. Dadanya sesak, hatinya terhimpit antara rasa bersalah dan ketidakberdayaan.sekarang Ia ingin lari, ingin mengakhiri ini semua. tapi ia tak berdaya, hanya suaminya satu-satunya tempat yang ia miliki. Namun, suaminya pun jarang berpihak kepadanya.

"Aku minta maaf, Bu," ujar Aisyah dengan suara pelan, nyaris berbisik. Namun, getarannya tak bisa disembunyikan.

"sudahlah aku menyesal, menerima mu! " mertuanya pergi dengan perasaan dongkol, sembari menabrakkan bahunya kasar.

Dengan air mata yang berlinang deras, dan tubuh yang bergetar hebat aisyah jatuh diatas lantai.

"Mengapa selalu aku yang disalahkan atas semua ini? takdir ini bukan keputusanku? Tuhan... apa aku benar-benar tidak pantas menjadi seorang ibu? ini terasa menyesakan..."

***

Malam ini aisyah tengah berada dirumah mertuanya, duduk di sofa ruang tamu dengan kepala tertunduk, jari-jarinya saling menggenggam erat. Jantungnya berdebar kencang, bukan hanya gugup, tapi ia juga takut. Dari kursi kayu di sudut ruangan, suara mertuanya melesat tajam menatap dirinya sinis, menampar keberadaannya tanpa ampun.

"lihat farhan!.. Apa gunanya perempuan ini, kalau tak bisa memberi ibu keturunan!?"

Suara itu dingin, penuh kemarahan yang tak disembunyikan. Aisyah menggigit bibirnya, mencoba menahan air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya. ia mencoba untuk bertahan, aisyah berharap kali ini suaminya akan membela dirinya.

"Dengar!! Sudah lima tahun kalian menikah, tapi aku masih belum juga mendengar kau hamil aisyah!!... Apa kau mau anakku menunggu sampai tua?"

lagi-lagi perkataan itu, membuat dada aisyah sesak.ia Ingin menjawab, ingin membela diri, tapi suaranya tercekat. Apa yang harus ia katakan?

Aisyah pun ingin menjadi seorang ibu? setiap malam ia berdoa hingga matanya bengkak, meminta Tuhan memberinya keajaiban? Tapi bagi mertuanya, semua itu tak ada artinya. hanya ia yang di pandang bersalah atas semua ini.

"Bu, kita juga sedang berusaha.. " mendengar ucapan dari suaminya, aisyah mengangkat kepala melihat kedepan. suaminya menatap aisyah dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

"Dengar farhan! kamu jangan selalu membelanya. dia akan semakin bertindak seenaknya!..Kalau aisyah memang tak bisa memberimu keturunan, lebih baik kamu tinggalkan. Jangan buat ibu menanggung malu atas semua ini!"

Sebuah hembusan napas kasar terdengar. Mertuanya berdiri, menatapnya dengan sorot mata penuh kebencian.

Kata-kata itu bukan hanya sekadar bentakan, tapi juga seperti hukuman. Ia berdiri di ambang kehancuran, sementara rumah yang seharusnya menjadi tempat berlindung kini terasa seperti kurungan tanpa pintu keluar. Tuhan boleh kah ia menyerah.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!