NovelToon NovelToon
A Dangerous Man ( Balas Dendam Sang Mafia )

A Dangerous Man ( Balas Dendam Sang Mafia )

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Kebangkitan pecundang / Dendam Kesumat
Popularitas:6.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: DF_14

Tidak ada yang menyangka bahwa dirinya masih hidup, semua orang menganggapnya sudah mati. Padahal dia telah tumbuh dewasa menjadi seorang pria yang berbahaya.

Adam Alvarez atau pria bernama asli Marvin Leonardo, pria berusia 28 tahun itu adalah seorang mafia berdarah dingin, karena kepiawaiannya dalam menaklukkan musuh membuat dia mendapatkan julukan A Dangerous Man. Namun, ada sebuah luka di masa lalu yang membuat dia bisa berbuat kejam seperti itu.

Saat dia masih kecil, dia dan ibunya diterlantarkan oleh sang ayah, hanya karena ayahnya sudah memiliki wanita lain, bahkan wanita itu membawa seorang anak perempuan dari hasil hubungan gelap mereka. Hingga berakhir dengan peristiwa pembunuhan sadis terhadap ibunya.

Karena itu Adam memanfaatkan Nadine Leonardo, putri tercinta ayahnya sebagai alat untuk membalaskan dendam terhadap ayahnya. Adam tidak akan memaafkan siapapun yang telah tega membunuh ibunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perasaan Aneh

Nadine reflek meloncat dan memeluk Marvin saat melihat ada kecoa di dekat kakinya, membuat Marvin kehilangan keseimbangan tubuhnya, hingga akhirnya dia terjatuh ke atas kasur, begitu juga Nadine, dia terjatuh menimpa tubuh Marvin.

"Mmpphh..."

Sungguh tak terduga, tiba-tiba saja bibir mereka menempel tanpa kesengajaan.

Membuat kedua mata mereka membulat, karena mungkin itu sama-sama first kiss untuk mereka, gara-gara kecoa membuat bibir mereka tidak suci lagi.

Deg...

Deg...

Deg...

Jantung mereka rasanya hampir saja mau copot, terus saja berdebar-debar tak karuan.

Begitu sangat terasa bagaimana lembutnya ketika bibir mereka menempel.

Nadine berusaha untuk bangkit dia melepaskan bibirnya yang dari tadi menempel dengan bibir Marvin, dia tidak terima bagaimana bisa ciuman pertamanya direbut oleh pria misterius seperti Marvin.

Namun dia kaget, tiba-tiba Marvin membalikkan posisi, kini Marvin yang berada diatasnya, hampir saja Nadine dibuat menjerit karena ulahnya, dia begitu tegang memandangi Marvin yang sedang menatap tajam kedua bola matanya.

Marvin tidak terima bagaimana bisa ciuman pertamanya di ambil oleh adiknya sendiri. Tidak, bukan adik, dia sama sekali tidak menganggap Nadine sebagai adiknya, lebih tepatnya gadis yang satu darah dengannya.

"Kau sengaja menggodaku?" tanya Marvin menatap gadis dibawah kungkungannya itu.

Nadine menggelengkan kepala, "Nggak, aku gak menggodamu. Kamu pikir aku mau ciuman sama pria seperti kamu?"

Marvin mendekatkan wajahnya pada Nadine, "Memangnya aku pria seperti apa?" Marvin merasa Nadine telah merendahkannya.

"Ka-kau pria yang berbahaya, mu-mungkin juga kamu pria yang jahat." Nadine merasa gugup begitu pria itu mendekatkan wajahnyanya, apalagi dia merasakan ada sesuatu yang begitu keras dibawah sana, membuat dia semakin tegang. Karena untuk pertama kalinya dia berada di posisi ini.

Marvin menyeringai, "Tentu saja aku pria seperti itu, karena itu jangan pernah memancing amarahku. Menurutlah selama aku bersikap baik padamu."

Marvin merasakan ada yang aneh pada dirinya, dia dulu merasa dirinya mungkin bukan pria normal, mungkin karena hatinya telah di kuasai rasa dendam yang begitu membara, sampai dia tidak berselera dan menghindari setiap wanita yang mau mendekatinya. Bahkan diantara mereka ada banyak wanita yang menawarkan tubuhnya secara sukarela.

Walaupun di Australia dia dekat dengan Hellen, karena sering bertemu dengannya setiap hari dalam urusan pekerjaan, namun dia sama sekali tidak merasakan apapun padanya, padahal Hellen begitu perhatian padanya.

Namun malam ini Marvin merasakan seperti ada yang bergejolak di dalam dirinya, membangunkan sesuatu dibawah sana, biasanya dia tidak pernah merasakan seperti itu.

Marvin segera berdiri, dia merasakan rahangnya mengeras, dan dibawah sana juga sepertinya ikut mengeras, dia harap Nadine tidak merasakannya, Nadine tidak boleh tau kalau gadis itu telah merangsangnya.

"Malam ini, aku memaafkan kamu, namun lain kali jangan pernah menggodaku lagi. Aku tidak akan mengampunimu!" Marvin mencoba memperingatkan Nadine.

Marvin baru ingat sepertinya Nadine belum makan dari pagi, karena dia mengecek seluruh CCTV di semua ruangan yang ada di mansionnya. Nadine tidak boleh mati dulu sebelum rencananya selesai. "Jika kamu lapar, masak saja sendiri. Disini tidak ada ART." Marvin memang tidak merasa nyaman tinggal dengan orang asing. Dia tinggal sendirian di mansionnya yang begitu megah. Sementara para pengawalnya hanya berjaga diluar.

Setelah berkata begitu, Marvin pun keluar dari kamar Nadine.

Nadine segera bangkit, dia duduk dipinggiran ranjang. Kemudian dia memegang bibirnya, masih terasa bagaimana lembutnya bibir Marvin. "Ah sial, bibirku tidak perawan lagi." keluhnya. Namun dia menelan saliva begitu teringat saat dia merasakan ada yang keras dibawah sana saat Marvin menindih tubuhnya, membuat dia bergidik ngeri.

"Mengapa bisa keras begitu?"

...****************...

"Tiga puluh."

"Tiga puluh satu."

"Tiga puluh dua."

Malam ini Marvin sedang push up di kamarnya, untuk bisa meredakan sesuatu yang membuat tubuhnya merasakan hal aneh yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya, begitu membuatnya gelisah, dia tidak tau harus menghilangkan dengan cara apa.

Apa mungkin ini yang dinamakan sebuah hasrat? Namun kenapa diantara semua wanita, harus adiknya yang membuat hasratnya terbangun. Apa gara-gara Nadine menindih tubuhnya, dan bibir mereka menempel, bukan hanya itu dia merasakan ada sesuatu yang kenyal menempel pada dadanya.

Marvin jadi membayangkan bagaimana tadi Nadine berada dibawah kungkungannya.

Marvin menghalau semua pikirannya, dia harus fokus berpush up kembali.

"Tiga puluh tiga."

"Tiga puluh empat."

"Tiga puluh lima."

Marvin berhenti berpush up setelah merasakan banyak keringat bercucuran membahasi tubuhnya, kebetulan dia tidak memakai baju, hanya memakai celana panjang saja. Siapapun wanita yang melihat tubuhnya, pasti akan membuatnya terfana, tubuhnya yang indah dan sempurna, tatto yang melekat di dada dan lengannya, membuat dia terlihat begitu gagah dan mempesona.

Marvin mengusap keringatnya dengan handuk kecil, kemudian dia membuka laptop, dia penasaran Nadine sedang apa sekarang, dia memang harus terus mengawasinya, bagaimana kalau gadis itu berbuat macam-macam tanpa sepengetahuannya.

Marvin berdecak, begitu melihat Nadine sedang makan di dapur, Nadine makan begitu lahap, mungkin karena belum makan dari pagi.

"Dasar rubah licik."

Nadine enak-enakan makan tanpa merasa berdosa setelah apa yang telah dia lakukan pada Marvin, membuat malam ini Marvin begitu gelisah.

"Apa aku kurang kejam padanya? Mengapa dia seperti tidak terlihat takut padaku?"

1
Meta Nokia Sahra
hay
maria handayani
/Shy/
BePe Cerita
cerita dengan bahasa yg enak dan mudah serta mampu menggambarkan situasi dg baik
Rizkaa
Luar biasa
Rizkaa
Lumayan
gempi
ba
maria handayani
/Silent/
Novie Arizzta
Luar biasa
Ndari Misidah
bikin deg2an campur aduk perasaan sedih, senang, geram tegang dll mengikuti alur ceritanya...pokoknya ceritanya bagus mengesankan
Anik Ekawati
bonus dong thor marvin junior dan dewangga junior trus anak mereka pacaran
Iwayan Merto
Kecewa
Hari Yanti
Luar biasa
Hari Yanti
Lumayan
Kuma Bear
Luar biasa
Ridwani
👍👍👍👍👍
Haryati Atik Atik
Jgn dibunuh om itu anak mu
Ceriwis (Kurogane Haruka)
mampir kak ...
Haryati Atik Atik
Marvin klo kamu tahu dia anak om Theo pasti lama" bucin
Afisza Ghassani
aku ga terima klo Sonya mati ditangan orang, harusnya disiksa fan mati ditangan mavin
Tia Restiana Utami
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!