Cerita ini mengkisahkan tentang seorang wanita hebat bernama Qiaraa yang ingin menjalani kehidupan dengan lebih baik,dalam hidupnya ia selalu disalahkan sebagai penyebab ibu nya meninggal,suatu hari ia bertemu dengan seorang pria dingin yang tak di kenalnya,akan kah dia mendapatkan kehidupan yang ia ingin kan atau malah sebaliknya??,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neng Ikah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25.Sebuah Rasa
"Hai,"Marsel melambai lambaikan tangan nya di depan wajah Dinda yang tak berkedip menatap wajah nya
"Eh Iyah,maaf Dok,"Ucap Dinda saat tersadar
"Nona sedang apa disini??"Tanya Marsel
"Saya sedang bersantai saja di sini,dokter marsel sendiri sedang apa di sini??"Dinda balik bertanya
"Sama,saya juga sedang ingin mencari suasana baru, ngomong ngomong apa saya boleh bergabung bersama??"Ucap Marsel
"bo boleh Silahkan dok,"ucap Dinda gugup
Marsel duduk di sebelah Dinda dengan santai, sementara Dinda sangat gugup saat duduk berdekatan dengan nya, entahlah tapi Dinda merasa canggung saat ini.
"Eemm belum pesen makan??"Tanya Marsel ketika melihat meja di depannya masih kosong
"Sudah dok,tapi belum datang"Ucap Dinda
Tak beberapa lama, waiters datang membawa makanan yang tadi sudah Dinda pesan sebelumnya,Dinda memesan nasi goreng dan teh manis hangat karena ia hanya baru sarapan roti tadi pagi bersama Qiaraa di rumah nya.
"Silahkan kak !!"Ucap pelayan tersebut
"Terimakasih"Ucap Dinda sambil tersenyum
"Mbak,saya pesan makanan yang sama juga yah"Ucap Marsel melihat menu makanan yang terlihat enak menurut nya
"Baik, kalau begitu saya permisi"Ucap waiters tersebut yang kemudian langsung pergi
Melihat Dinda yang hanya melihat makanan nya tanpa menyentuh nya membuat Marsel heran.
"Kenapa tidak di makan??"tanya Marsel
"Nanti saja,saya menunggu makanan pak dokter datang,masa saya makan sendiri"Ucap Dinda
"Hehehe,kamu ini lucu sekali,eemm ngomong ngomong jangan panggil saya pak dokter, kayaknya saya tua banget,padahal kayaknya kita seumuran,panggil aja Marsel,biar lebih akrab,"Ucap Marsel tertawa kecil
"Baik dok,eh Marsel"Ucap Dinda pelan
"Nah gitu kan enak di dengar"Marsel tersenyum manis
("Ya ampun senyum nya manis banget,bisa bisa diabetes Ade bang, kalau dikasih senyum abang")"Batin Dinda
"Kamu kenapa??,"Marsel heran melihat Dinda yang tiba-tiba senyum senyum sendiri
"Eh,gak papa kok,"Ucap Dinda malu
("Lucu juga nih cewek)"batin Marsel
Tak beberapa lama, makanan yang dipesan Marsel pun datang, mereka makan dengan santai sambil sesekali curi pandang, setelah selesai makan, mereka mengobrol santai sembari menikmati pemandangan.
"Eh, ngomong ngomong ada yang marah gak nih kalau saya Deket Deket kamu??"Tanya Marsel
"Gak kok, santai aja,"Ucap Dinda
"Emang kamu belum punya pacar??"Ucap Marsel tiba tiba membuat Dinda berdebar
"Belum"Ucap Dinda malu malu
Entah kenapa ada sebuah ketertarikan dalam hati Marsel saat kenal dengan pasien nya ini, walaupun marsel tau persis siapa Dinda ini,namun itu tak menjadi alasan untuk nya tidak ingin mengenal lebih jauh tentang kehidupan Dinda.
Marsel merasa Dinda seorang wanita baik yang hanya terjebak oleh keadaan yang membuat dirinya terjun ke dunia malam.
Dinda pun sepertinya memiliki rasa ketertarikan walaupun,ia lebih tau diri siapa dirinya.
"Eemm kalau boleh saya ingin minta nomor kamu,"Ucap Marsel tiba-tiba
"Hah, nomor handphone??"Ucap Dinda terkejut
"Iyah,tapi kalau gak boleh juga gak papa"Ucap Marsel
"Iyah boleh,"Dinda memberikan nomor handphone nya
"Sudah Saya chat yah,itu nomor saya"Ucap Marsel
"Iyah,"Ucap Dinda tersenyum manis
("Mimpi apa yah gue semalam,aduh ini jantung kenapa juga jadi jedag jedug gini sih)"Batin Dinda
"Eemm seperti nya saya harus pulang sekarang,"Ucap Dinda
"Loh kenapa, padahal kita belum lama mengobrol"Ucap Marsel heran
"Saya ada urusan,maaf"Ucap Dinda
"Kalau begitu saya antar yah??"Marsel menawarkan
"Ti tidak usah,saya bawa kendaraan kok"Ucap Dinda spontan lalu berdiri
"Baiklah kalau begitu, hati hati yah "Ucap Marsel sambil tersenyum
Dinda hanya membalas dengan senyuman, yang kemudian langsung pergi meninggalkan Marsel yang masih mematung memperhatikan nya sampai tak terlihat lagi dari pandangannya.
"Kenapa cewek itu bikin gue penasaran yah"Ucap Marsel sambil tersenyum kemudian mengacak rambutnya.
Dinda kini tengah duduk di dalam mobilnya,ia menyenderkan tubuhnya di kursi kemudi sambil memikirkan apa yang barusan terjadi.
Ada rasa bahagia dalam hatinya saat pertemuan tadi,namun ia tak cukup berani untuk mengatakan kalau itu rasa suka,Dinda sangat sadar siapa dirinya,ia tak pantas untuk seorang dokter muda yang tampan dan mapan tersebut,ia cukup tau diri untuk tidak lebih jauh mendalami perasaan nya itu.
"Loe harus tau diri Din,loe gak pantes punya perasaan sama dokter itu"Ucap Dinda sambil memukul-mukul setir mobil
Saat sudah mulai tenang Dinda melaju kan mobilnya,ia memutuskan untuk beristirahat di rumah,ia akan menyuruh Qiaraa ke rumah nya nanti,ia ingin menceritakan pada sahabat nya tersebut.
***
Sementara di tempat lain, seorang wanita sedang fokus mengerjakan tugas nya dengan serius, tiba-tiba ia dikagetkan dengan dering ponsel miliknya.
"Halo kak??"Suara di balik telpon
"Iyah dek, kenapa,tumben nelpon??"Ucap Qiaraa
"Papa lagi sakit kak,kakak bisa jenguk papa gak??"Ucap Tasya,adik Qiaraa
"Papa sekarang dimana dek??"Ucap Qiaraa khawatir
"Di rumah sakit kak,nanti Tasya share lokasi nya"Ucap Tasya
"Ya udah,kakak nanti kesana abis pulang kerja yah"Ucap Qiaraa
"Iyah kak, Tasya tunggu"Ucap Tasya yang kemudian mematikan sambungan telepon nya
Ternyata Angga memperhatikan Qiaraa dari tadi,ia melihat ada sebuah kekhawatiran di wajah Qiaraa,Angga pun langsung bertanya.
"Ada apa??"Tanya Angga
"Papa saya sedang sakit, barusan adik saya yang memberi kabar"Ucap Qiaraa
"Mau jenguk sekarang??"Tanya Angga
"Tapi kerjaan saya masih belum selesai"Ucap Qiaraa
"Kamu bisa kerjain itu nanti,kalau dipaksakan dan gak fokus nanti malah berantakan,kita ke rumah sakit dulu aja sekarang??Ucap Angga
"Kita??"Ucap Qiaraa memastikan
"Iyah kita,saya gak mau di anggap pria yang tidak baik oleh keluarga kamu, walau bagaimanapun keluarga mu sudah tau kalau kita akan segera menikah,"Ucap Angga
Benar juga apa yang Angga ucap kan, Qiaraa tidak mau kalau sampai ibu tiri nya beranggapan kalau Angga kurang tanggung jawab, akhirnya mereka pergi bersama ke rumah sakit.
Saat di perjalanan Angga menghentikan mobilnya,ia menepikan mobilnya di sisi jalan.
"Turun!!"Ucap Angga tiba-tiba
"Hah, kenapa??"Qiaraa heran, kenapa ia disuruh turun sekarang padahal belum sampai rumah sakit
"Di depan ada toko kue,sama buah buahan,tolong kamu turun dan belikan dulu untuk papa mu"ucap Angga
"Oh,baik lah"Ucap Qiaraa
("Ternyata dia perhatian juga")Batin Qiaraa
"Ini uang nya"Angga mengeluarkan sepuluh lembar uang kertas berwarna merah dan memberikan nya pada Qiaraa
"Ini terlalu banyak"Ucap Qiaraa
"Simpan saja sisanya"Ucap Angga tak mau ambil pusing