Nadira, gadis yang harus menerima perjodohan dari kedua orang tuanya. Ia harus menerima perjodohan ini, karena perjanjian kedua orang tuanya dulu sewaktu mereka masih sama sama duduk di bangku kuliah. Bagaimna nasib pernikahan tanpa cinta yang akan di jalani Nadira?? Apakah akan ada benih cinta hadir? Atau Nadira memilih mundur dari pernikahan karena perjodohan ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonny Afriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 16
Pagi hari Alby terbangun dengan kepala yang sangat berat. Dan segera ke kamar mandi. Lalu kembali merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Pikirannya masih terbayang atas penolakan yang di lakukan Syifa kepadanya. Alby meraup wajahnya secara kasar. Pintu kamar terketuk, membuat Alby mengalihkan pandangan matanya. Ternyata Nadira yang masuk.
" Kamu sudah bangun, Mas. Aku sudah buatkan susu dan roti untuk sarapan. "
Nadira berkata sambil meletakkan nampan yang berisi roti dan susu di atas nakas. Alby hanya melihat. Tanpa berkata apa-apa. Setelah meletakkan itu, Nadira pun berlalu. Nadira masuk ke kamarnya. Untuk bersiap-siap ke ruko yang menjadi tempat Ol shop nya berdiri.
Satu jam kemudian, Nadira kembali keluar dengan balutan gamis berwarna hitam dan jilbab bercorak. Nadira kelihatan manis dengan busana itu. Walau di matanya masih terlihat duka karena kepergian orang tuanya.
Saat menuju ke meja makan, Nadira tertegun, dirinya melihat Alby sudah duduk di sana. Nadira mengira Alby akan makan di kamar. Nadira pun berjalan mendekat. Alby yang menyadari kehadiran seseorang menoleh untuk melihat.
" Mau kemana Kamu? "
Akhirnya Alby bertanya.
" Aku akan ke ruko. "
Nadira menjawab, sambil mengoleskan selainke atas roti untuk sarapannya. Lalu Nadira pun sarapan, bersama dengan Alby. Walau tak ada percakapan diantara mereka. Sepuluh menit kemudian, Nadira pun selesai dengan sarapannnya. Dirinya berjalan ke arah tempat penyimpanan kunci motor.
" Sebaiknya biar aku yang menghantarkan kamu ke ruko."
Alby bangkit dari duduknya, dan ingin segera mengambil kunci mobil. Namun Nadira menahannya.
" Aku bisa bawa motor sendiri, Mas. Sebaiknya Mas istirahat. Tadi sekertaris Mas juga menelpon, bahwa dia akan datang."
Nadira berkata lalu berpamitan kepada Alby. Alby pun hanya mengangguk. Alby menatap kepergian Nadira dengan perasaan yang sulit di jelaskan.
Maaf Dira, semua ini aku lakukan hanya untuk menepati janjiku pada almarhum Ayahmu. Aku tahu, ini akan sulit bagi kita. Tapi aku tak mungkin melanggar janjiku pada Ayahmu. Bathin Alby.
Tiga puluh menit kemudian, Nadira tiba di rukonya. Dia di sambut oleh Dea, sahabat sekaligus orang kepercayaannya. Mereka saling berpelukan dan menangis. Karyawan Nadira yang lain pun memberikan ucapan duka cita. Mereka tahu, bahwa kedua orang tua Nadira adalah orang yang sangat baik.
" Maaf ya Dir, Aku gak bisa datang ke Bandung. Aku harus mengontrol semua barang dari suplier kita."
Dea berkata saat berdua telah berada di ruangan Nadira.
" Gak apa - apa, De. Kamu mau bantu aku, mengurus ol shop ini aja, aku sudah sangat tertolong. Sekarang aku benar-benar sendiri, De. "
Nadira berkata sambil menyeka air mata yang terus jatuh di pipinya.
" Jangan gitu dong, Dir. Kamu masih punya kita. Kita semua sayang sama kamu. Ibu panti juga menitipkan salam untukmu. "
Nadira hanya tersenyum tipis. Dea adalah sahabat nya dari sekolah. Dea di besarkan di panti asuhan. Nadira sangat rajin mengunjungi panti tempat Dea di besarkan. Dia juga menyayangi adik-adik yang ada di sana. Saat ini Nadira merasa, dirinya kini sama nasibnya seperti anak panti ini.
" Dir, kamu baik-baik aja kan? "
Dea membuyarkan lamunan Nadira. Nadira hanya mengangguk, Dea menyodorkan secangkir teh hangat kepada Nadira. Dea terus saja memberikan semangat kepada Nadira. Karena dia tahu, saat ini Nadira sangat terpuruk.
salam kenal yah 🙏 🌹