Sebuah rasa cemburu, membuatku melakukan hal yang paling gila. Aku nekat meniduri seorang pria yang sedang koma.
Tahun berlalu dan kini, ada sosok kecil yang membuatku hidup dalam kebahagian. Hingga suatu hari, sosok kecil yang tak lain adalah anakku dan pria yang koma waktu itu, membawaku kembali.
Kembali ke kehidupanku yang dulu. Tempat dimana, aku akan memulai kisah yang baru dari lingkungan yang sama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi wahyuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berebut Cinta
Vanya mengepalkan kedua tangannya. Sudah tidak bisa lagi dia menahan hinaan yang keterlaluan ini. Lagi pula, percuma saja menjelaskan pada orang yang membenci kita. Bukankah sama halnya menjelaskan kepada anjing? bahwa daging lebih nikmat dari pada tulang? " Manager Nimi, kalau anda begitu cemburu, berusahalah mendapatkan perhatian Presdir. Ups,.. tapi aku tidak yakin sih, soalnya presdir terlalu sibuk memperhatikan ku.
Kemarahan Manager Nimi semakin menjadi. Sakit rasanya mengetahui jika Pria yang ia kagumi selama ini justru mengagumi wanita lain. Dia lebih merasa terhina karena, Vanya bukan hanya tidak cocok dalam beberapa hal. Bahkan Vanya juga adalah seorang Ibu tanpa Suami. Memang dimana kelebihan Vanya? selain wajahnya yang lumayan cantik, Vanya tidak memiliki hal istimewa. Harga dirinya terasa terinjak-injak. " Aku akan memecat mu. " Manager Nimi mulai kesal.
Vanya memicingkan mata dengan bibir yang tersenyum tanpa adanya rasa takut. " Yoho... Benarkah? aku akan menanti surat pemecatan untukku. " Vanya menepuk dadanya. Lebih bagus malah kalau bisa keluar dari kantor ini. Toh dia tidak perlu membayar uang pinalti kan? batinnya.
" Kau pasti benar-benar mengira akan dinikahi oleh Presdir ya? " Manager Nimi tersenyum dengan mimik yang menghina.
Vanya kembali tersenyum. " Tidak juga. Tapi, Presdir memang selalu mengajakku menikah. Aku masih mempertimbangkannya. " Ujar Vanya yang membuat Manager Nimi menekan kepalan tangannya menjadi semakin kuat.
" Kau sangat tidak tahu diri.
" Terimakasih Manager Nimi. Aku memang tidak tahu diri. Jika aku tahu diri, aku bisa saja membuatmu dipecat loh,...." Vanya semakin melebarkan senyumnya. Entah keberanian dari mana yang mampu membuatnya begitu percaya diri.
" Oh ya? " Sahut seorang wanita yang entah sejak kapan berada dibelakangnya.
Vanya memutar tubuhnya menghadap sumber suara. Vanya hanya bisa menelan ludahnya sendiri. Rasa percaya dirinya lenyap begitu saja. Wanita yang sempat ia lihat berjalan di samping Presdir Nath. Perempuan yang di gosipkan akan menjadi Nyonya Nath. Gaby.
Gaby berjalan mendekati Vanya yang masih terdiam dalam lamunan. ' Plak.....! ' Satu tamparan mendarat di pipi Vanya. " Wanita murahan. Kau pikir kau siapa hah?! dari mana rasa sok hebat mu?! kau pikir kau pantas berkata begitu?! kau bahkan terlalu buruk untuk seonggok sampah. " Gaby menusuk-nusuk dada Vanya menggunakan jari telunjuknya.
Vanya yang baru saja merasakan sakit dan perih di pipinya, kini giliran hatinya yang seolah teriris menjadi beberapa bagian. Kenapa dia selalu dianggap wanita murahan? bahkan dia tidak pernah menjajakan tubuhnya sama sekali. Dia hanya melakukan satu kesalahan tapi seolah kata murahan sangat lekat darinya. Dengan sisa keberanian dan rasa sakit yang ia rasakan, Vanya menepis jari telunjuk Gaby yang masih saja aktif menusuk-nusuk dadanya. " Kenapa anda begitu marah? apa anda takut dengan saya?
Gaby terperangah. Bukan hanya tidak tahu diri. Wanita yang berdiri dihadapannya ternyata tak mengenal takut sama sekali. Batinnya. " Kau benar-benar cocok seperti rumor yang beredar. Sangat tidak tahu malu.
" Bukankah kata-kata itu lebih cocok untuk anda? " Vanya tersenyum sinis. Sejujurnya, dia juga menahan air mata yang akan jatuh dan tubuh yang bergetar hebat.
Gaby menarik rambut Vanya karena sangat kesal. Semakin lama dia berargumen dengan Vanya, dia justru semakin kehilangan kesabaran. Awalnya hanya ingin mengancam. Tapi karena emosi yang tak terbendung, dia malah melakukan kekerasan fisik yang sama sekali belum pernah ia lakukan sebelumnya.
" Ah!!!!! " Vanya mengikuti arah Gaby menarik rambutnya agar tak lagi merasakan sakit. Sementara Manager Nimi, dia semakin lebar mengembangkan senyumnya. Akhirnya, ada yang bisa menghukum wanita yang ia benci batinnya.
***
Lexi berjalan dengan langkah yang terburu-buru menuju ruangan Nath. Dengan wajah yang terlihat khawatir, Lexi mendekati Nath yang sedang kedatangan Tamu penting dari luar negeri. " Nath! " Lexi mendekatkan wajahnya dan berbisik ditelinga Nath.
" Apa?! " Nath mengerutkan keningnya dan langsung berlari meninggalkan ruangan beserta tamu pentingnya.
Maaf, kali ini aku tidak berada di pihakmu. Kau sudah melupakan dirimu yang sebenarnya. Aku harap, ini yang pertama dan terakhir untukmu. Sadarlah, cinta tidak harus memiliki. Sama seperti yang aku rasakan selama ini.
" Vanya! " Nath membuka pintu ruangan Manager Nimi. Nath benar-benar terlihat sangat marah melihat apa yang terjadi di ruangan itu. Nampak Gaby yang masih terus menarik kuat rambut Vanya. Manager Nimi juga masih asik menjadi penonton yang seolah sangat mendalami tontonan nya.
Gaby langsung melepas tangannya dari rambut Vanya begitu Nath muncul secara tiba-tiba. " Nath?,..
Nathan berjalan setengah berlari dan langsung memeriksa keadaan Vanya. " Kau tidak apa-apa?
Vanya menatap tajam Pria yang hampir ia terima menjadi kekasihnya itu. " Apa yang tidak apa-apa?! ini semua salahmu! mereka membenciku karena mereka mencintaimu. " Ucap Vanya yang tidak bisa lagi menahan air matanya.
Nath langsung memeluknya erat. " Maaf, " Ucap Nath sembari mengelus kepala Vanya.
" Kalian sadar dengan apa yang kalian lakukan? " Nath menatap Gaby dan Manager Nimi bergantian.
Gaby menyembunyikan kepalan tangannya yang gemetar menahan kekecewaan dan kecemburuan. Begitu juga dengan Manager Nimi. Hatinya juga bergerumuh dipenuhi kecemburuan dan kekecewaan.
" Kau tahu kan? pernikahan kita akan berlangsung lebih cepat dari jadwal sebelumnya? aku melakukan ini agar wanita itu berhenti merayu mu.
Vanya benar-benar tidak bisa lagi menahannya. Kenapa dia selalu dianggap sehina itu? apapun yang ia coba jelaskan, tidak ada satupun yang mau untuk mengerti.
Nath meraih tangan Vanya yang mengepal kuat. Perlahan mengendurkan kepalan itu dan membuat jemari mereka saling mengait. Gaby dan Manager Nimi semakin kesal melihatnya. Mereka benar-benar tidak menyangka jika seorang Nath bisa selembut itu terhadap seorang wanita.
" Aku akan menikah. Tapi, wanita ini yang akan aku nikahi. " Nath menatap Vanya dengan senyum lembut yang mengembang dibibirnya.
Vanya terdiam karena begitu terkejut. Beberapa saat yang lalu, dia merasa hatinya hancur sehingga dia sempat memutuskan akan menolak Nath. Tapi sekarang, hatinya benar-benar luluh. Seorang laki-laki yang begitu teguh dengan ucapannya. Laki-laki yang tidak mudah terprovokasi. Laki-laki yang membuatnya merasa terlindungi. Kurang lebih, beginilah pandangan Vanya untuk seorang Nath sekarang ini.
" Nath!
" Rendahkan nada bicaramu! " Nath membentak dengan mata yang terbuka lebar dengan tajamnya. Bukan hanya Gaby dan Manager Nimi yang ketakutan. Ini juga kali pertamanya bagi Vanya, melihat bagaimana dinginnya Nath saat berbicara dengan wanita lain. Sangat berbeda saat Nath bersamanya batinnya.
Gaby mencoba meredam segala rasa yang membuat hatinya berkecamuk tak menentu. Perlahan ia mengambil nafas untuk menenangkan dirinya. " Nath, kau tahu kan? orang tuamu bukanlah orang yang akan mudah menerima ini?
" Tentu saja aku tahu. Aku adalah anak mereka.
" Nath, kita tidak memiliki pilihan lain selain menikah.
" Dalam mimpi pun aku tidak akan mau menikah denganmu.
Air mata Gaby mulai terjatuh. Lagi? dia selalu merasa hancur setiap saat. Apa dia benar-benar sama sekali tidak menarik? rasanya begitu mematikan setiap kali Nath menolaknya dengan tegas. " Nath, orang tuamu bilang, dia tidak akan menerima cucu selain dariku.
To Be Continued.