Dunia Yumna tiba-tiba berubah ketika sebuah video syur seorang wanita yang wajahnya mirip dengan dirinya sedang bercinta dengan pria tampan, di putar di layar lebar pada hari pernikahan.
Azriel menuduh Yumna sudah menjual dirinya kepada pria lain, lalu menjatuhkan talak beberapa saat setelah mengucapkan ijab qobul.
Terusir dari kampung halamannya, Yumna pun pergi merantau ke ibukota dan bekerja sebagai office girl di sebuah perusahaan penyiaran televisi swasta.
Suatu hari di tempat Yumna bekerja, kedatangan pegawai baru—Arundaru—yang wajahnya mirip dengan pria yang ada pada video syur bersama Yumna.
Kehidupan Yumna di tempat kerja terusik ketika Azriel juga bekerja di sana sebagai HRD baru dan ingin kembali menjalin hubungan asmara dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Jam makan siang selalu menjadi momen yang paling ditunggu oleh para pekerja ADTV. Bukan hanya karena bisa mengisi perut, tetapi juga kesempatan untuk beristirahat dari rutinitas kantor yang melelahkan. Kantin lantai dua siang itu ramai sekali. Suara gelak tawa, dentingan sendok garpu, dan aroma berbagai makanan bercampur jadi satu.
Yumna berjalan bersama Amelia dan beberapa office girl lain. Gajian baru cair, artinya mereka bisa makan sedikit lebih enak sebelum tanggal lima belas kembali menghantui.
"Kita makan ayam geprek, yuk! Mumpung lagi ada promo," kata wanita berambut pendek bernama Riri sambil membawa nampan.
"Atau ramen sebelah tuh, kayaknya enak," celetuk yang lain.
Amelia justru terlihat tidak fokus pada makanan. Matanya sibuk mengamati setiap sudut kantin, seolah sedang menunggu sesuatu.
"Eh, kalian tahu enggak?" Amelia mendekat dan menurunkan suaranya. “Ada karyawan baru yang tampan banget, sumpah.”
Langsung saja teman-temannya menoleh dengan mata berbinar.
"Serius?!" seru Riri kegirangan. “Dia masih lajang atau sudah punya bini?”
"Masih lajang!" jawab Amelia bangga, seakan dia yang melakukan wawancara langsung.
"Wah!" para office girl itu saling pandang dengan wajah heboh.
Yumna mengangkat alis. Meski tidak seantusias teman-temannya, ia tetap penasaran.
"Kok kamu bisa tahu? Kamu kan cuma mampir ke HRD kalau telat absensi."
Amelia mengibaskan tangan. "Yah, kamu tahu sendiri telinga aku sensitif. Orang bisik-bisik aja kedengeran. Tadi resepsionis dan anak HRD ngomongin pria itu."
"Nama, dong. Siapa namanya?" desak Riri.
Amelia siap menjawab, tapi tiba-tiba matanya membesar. Tangannya menunjuk ke arah pintu masuk kantin.
"Itu! Itu orangnya!"
Refleks semua orang menoleh, termasuk Yumna—yang kebetulan sedang minum. Saat melihat siapa yang datang, Yumna langsung nyembur air minumnya.
"Azriel?!" bisiknya terpatah shock.
Pria itu memasuki kantin bersama seorang rekan kerja. Tubuh tinggi, kemeja rapi, dan senyum tenang itu langsung menarik perhatian banyak orang.
"Wow, ganteng banget!" sahut beberapa office girl bersamaan sambil menutup mulut dengan tangan.
"Senyumannya bikin hati meleleh," tambah Amelia dengan mata berbinar.
Yumna buru-buru mengelap meja dengan tisu karena semburannya tadi. Dalam hati, ia bergumam kesal.“ Astaga, kenapa dia harus muncul di sini juga.”
"Namanya Azriel," lanjut Amelia. Ruangan kembali heboh.
Yumna menahan napas. Dia tidak mau ikut nimbrung karena takut masa lalunya terbongkar begitu saja.
Azriel yang sedang lewat tiba-tiba berhenti di samping meja Yumna.
"Yumna," panggil Azriel pelan, tetapi dengan nada lembut yang menunjukan keakraban mereka.
Semua teman-temannya membeku. Suara gemerisik kantin terasa hilang untuk beberapa detik. Para office girl itu saling pandang, tidak percaya bahwa pria yang baru mereka kagumi itu mengenal Yumna.
Yumna mengangkat kepala perlahan, menatapnya tajam.
"Ada apa?" suaranya dingin.
"Kamu sudah selesai … belum, makannya?" tanya Azriel lembut seperti biasa, seolah hubungan mereka masih dekat.
Para office girl itu melongo. Mereka seperti sedang menonton drama live di depan mata.
Belum sempat Yumna menjawab, suara gaduh muncul dari pintu. Karena ada pria tampan lain yang masuk ke kantin.
Siapa sangka Arundaru juga masuk ke kantin. Dia mencari keberadaan Yumna. Matanya mengedar ke seluruh ruangan kantin. Sampai dia melihat Azriel berdiri di samping Yumna yang duduk bersama teman-temannya. Wajah Arundaru langsung berubah dingin.
"Dia masih saja suka mengganggu Yumna," ujar Arundaru bermonolog. Dia pun melangkah lebar-lebar menuju meja Yumna.
Amelia merapat ke Yumna, lalu berbisik cepat, "Yumna, kamu kenal sama Pak Azriel? Kenapa dia ngomongnya lembut banget ke kamu? Ih, kalian ada hubungan apa?!"
Yumna baru membuka mulut hendak menjawab, namun matanya menangkap sosok Arundaru yang berjalan dengan cepat. Tatapan pria itu tajam, seperti sedang marah atau tidak suka.
Sedetik kemudian Arundaru sudah berdiri di samping meja.
"Yumna, aku cari-cari kamu," ucap Arundaru. "Katanya mau makan siang sama aku."
Mulut Yumna sedikit terbuka. “Hah? Kapan aku bilang begitu?” ucapnya dalam hati.
Teman-teman Yumna semakin melongo. Beberapa bahkan menahan napas. Situasinya dramatis sekali, ada dua pria tampan mendekati Yumna di waktu bersamaan.
Azriel menatap Arundaru dengan tatapan tidak suka. Karena lagi-lagi Arundaru sudah menggangu kesenangannya ketika bersama dengan Yumna. Matanya seakan berkata, “Kenapa kamu selalu muncul ketika aku bersama Yumna?”
Arundaru balas menatap, dingin dan penuh peringatan, “Jauh dari dia!”
"E—aku makan sama teman-teman," jawab Yumna gugup sambil menunjuk piringnya.
Beberapa pegawai kantin sudah mulai memperhatikan. Ada yang pura-pura makan sambil mencuri pandang, ada yang benar-benar berhenti makan dan menonton terang-terangan.
Beberapa orang yang sedang makan di kantin itu juga penasaran dengan sekelompok orang yang ada di meja dekat pintu. Terlebih lagi di sana ada Arundaru si karyawan idola dan ada Azriel si karyawan baru yang kini punya banyak penggemar di kantor itu.
"Temani aku makan, ya," ujar Arundaru sambil meraih tangan Yumna.
Belum sempat Yumna menepis, Azriel langsung memegang tangan Yumna yang satunya.
Sekarang kedua tangannya dipegang dua pria berbeda. Seluruh kantin langsung riuh penasaran.
"Astaga, apa mereka cinta segitiga!"
"Gila, aku harus rekam enggak, sih?"
"Jangan! Itu masalah orang!"
“Kok, aku deg-degan sendiri.”
Yumna benar-benar ingin menghilang saat itu juga. Mukanya memerah karena malu.
"Kalian ngapain? Lepasin!" seru Yumna mencoba menarik tangannya.
Azriel menatap Arundaru dengan tajam. "Tolong lepaskan tangan Yumna. Dia sedang makan dengan teman-temannya."
Arundaru balas membalas tatapan itu. "Kenapa? Kamu bukan siapa-siapa dia lagi, kan?"
Beberapa temannya spontan menutup mulut. “Waduhhhh!”
Azriel tersenyum dingin. "Aku setidaknya pernah jadi seseorang untuknya."
Arundaru mengangkat dagu. "Tapi sekarang dia bersamaku."
"Berhenti!" Yumna akhirnya membentak. Ia menarik kedua tangannya kuat-kuat sampai terlepas.
Para office girl hampir melompat karena kaget.
Yumna memejamkan mata sebentar, menenangkan napas, lalu menatap kedua pria itu dengan wajah kesal.
"Azriel, aku sedang makan. Jangan ganggu," katanya tegas.
Azriel terdiam.
"Lalu kamu," Yumna menatap Arundaru. "Aku enggak janji makan sama kamu. Jadi jangan buat alasan aneh-aneh di depan teman-temanku."
Arundaru langsung salah tingkah. "A-aku cuma ...."
Yumna merasa ingin menenggelamkan wajah ke dalam piring sup panas yang baru datang. Hari makan siangnya hancur total. Dia yakin sebentar lagi seluruh kantor ADTV akan tahu bahwa dua pria tampan sempat berebut mengajaknya makan siang.
"Sial. Sangat sial!"
Namun, entah mengapa di balik rasa malunya, ada sesuatu yang bergetar pelan di dada. Sesuatu yang sudah lama tidak ia rasakan, Yumna merasa dirinya diperjuangkan. Walaupun ia belum tahu, apakah itu akan membawa kebahagiaan atau justru masalah yang jauh lebih besar.
Modus mas Arun moduusss 😂😂😂
semoga keluarga Arun bisa menerima Yumna