NovelToon NovelToon
Istri Jenderal Yang Mencuri Hatinya

Istri Jenderal Yang Mencuri Hatinya

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Romansa Fantasi / Cinta Seiring Waktu / Era Kolonial / Mengubah Takdir / Cewek Gendut
Popularitas:215.7k
Nilai: 4.8
Nama Author: ICHA Lauren

Aku membuka mata di sebuah ranjang berkelambu mewah, dikelilingi aroma parfum bunga yang asing.
Cermin di depanku memantulkan sosok wanita bertubuh besar, dengan tatapan garang dan senyum sinis—sosok yang di dunia ini dikenal sebagai Nyonya Jenderal, istri resmi lelaki berkuasa di tanah jajahan.

Sayangnya, dia juga adalah wanita yang paling dibenci semua orang. Suaminya tak pernah menatapnya dengan cinta. Anak kembarnya menghindar setiap kali dia mendekat. Para pelayan gemetar bila dipanggil.

Menurut cerita di novel yang pernah kubaca, hidup wanita ini berakhir tragis: ditinggalkan, dikhianati, dan mati sendirian.
Tapi aku… tidak akan membiarkan itu terjadi.

Aku akan mengubah tubuh gendut ini menjadi langsing dan memesona.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ICHA Lauren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berubah Bijaksana

Usai menghadapi Eleanor, Nateya melangkah masuk ke rumahnya sembari menghela napas panjang. Tujuan pertamanya adalah menuju ke kamar si kembar, untuk mendengar penjelasan dari Julian.

Begitu pintu terbuka, ia melihat Julian yang sedang berganti baju. Menyadari siapa yang datang, wajah bocah itu mendadak pucat. Jemarinya yang semula sibuk mengancingkan baju, berhenti.

“Nyonya…,” bisiknya gugup, lalu tubuh mungilnya menegang.

Nateya mendekat, menatapnya lekat-lekat. “Julian, katakan padaku dengan jujur. Apa benar kau memukul Andrew hingga hidungnya memar dan lengannya terkilir?”

Pertanyaan itu meluncur tegas, tetapi nada suara Nateya tetap tenang. Tidak menunjukkan prasangka maupun kemarahan yang meledak-ledak.

Alih-alih menjawab, Julian tiba-tiba jatuh berlutut. Ia bersimpuh di hadapan Nateya, kedua tangannya terulur ke depan. Mata kecilnya menatap tanpa gentar, meski tubuhnya bergetar halus.

“Kalau Nyonya ingin menghukum, aku sudah siap. Rotan itu, silakan jatuhkan padaku,” ucapnya lantang, seolah sudah pasrah.

Nateya terhenyak. Seluruh tubuhnya membeku, dan tenggorokannya terasa perih. Baru kini ia menyadari betapa dalamnya luka yang telah ditorehkan Seruni, hingga anak sekecil ini tumbuh dengan ketakutan yang mendarah daging. Bahwa setiap kali ibunya datang, yang ia pikirkan hanya siksaan.

“Julian, aku ke sini bukan untuk menghukummu,” bisiknya serak, matanya basah. Ia berjongkok, berusaha menyamai tinggi sang putra.

“Aku ingin mendengar apa yang sebenarnya terjadi. Kau tidak mungkin memukul teman sekolahmu tanpa alasan."

Julian terdiam, bibirnya terkatup rapat. Ada keinginan untuk percaya, tetapi bayangan masa lalu membuatnya bungkam.

Saat itulah Anelis maju perlahan. Gadis kecil itu memandang Nateya dengan ketakutan bercampur keberanian. Tanpa suara, ia mulai menggerakkan tangannya, menyampaikan pembelaan untuk sang kakak dengan bahasa isyarat sederhana.

Anelis menunjuk lututnya yang penuh goresan, lalu menunjuk ke arah Julian. Ia juga memperagakan perbuatan anak lain yang mendorongnya dari belakang.

Nateya mengerutkan kening, mencoba memahami. Ia mengulang dalam hati, lalu menatap Anelis.

“Jadi, Julian memukul Andrew karena membelamu?”

Anelis mengangguk cepat, matanya berbinar meski menahan air mata. Ia menambahkan gerakan kecil dengan jarinya di udara, menandakan kata iya yang lebih tegas.

Nateya menoleh pada Julian dengan mata yang lembut, nyaris tak percaya.

“Kau berusaha melindungi adikmu?”

Julian menggigit bibirnya, menunduk. Bahunya tegang.

“Aku tidak mau Anelis terus disakiti. Andrew selalu mengejeknya karena dia bisu. Hari ini, dia mendorongnya hingga jatuh. Aku tidak tahan lagi, Nyonya."

Melihat sorot putus asa di mata bocah lelaki itu, hati Nateya serasa diremas-remas. Perlahan, ia meraih bahu mungil Julian.

“Kau tidak salah karena membela adikmu, tapi caramu salah,” ujarnya penuh kasih. “Mulai sekarang, kau tidak perlu takut padaku. Aku bukan lagi ibu yang hanya tahu menghukum. Aku akan melindungimu selalu, kalian berdua.”

Julian menatap ibunya dengan ragu, seolah ingin percaya tetapi takut dikhianati. Sedangkan Anelis, tanpa ragu, meraih tangan Nateya dan menggenggamnya erat. Senyum kecil merekah di wajah mungilnya yang pucat.

Julian menunduk, wajahnya setengah gelisah setelah mengaku. Namun, ia menatap ibunya lagi dengan kesungguhan.

“Aku hanya memukul wajah Andrew, sama sekali tidak memelintir tangannya.”

Nateya menatapnya dalam-dalam, mencari kebenaran di balik sorot mata anak lelakinya. Hatinya merasakan kejujuran itu.

“Kalau begitu, jangan takut. Besok, aku sendiri yang akan pergi ke sekolah dan menyelidiki semuanya. Bila perlu, aku akan berdiri membela kalian berdua.”

Kata-kata itu membuat Julian dan Anelis saling pandang. Mereka terkejut, bahkan seolah tidak percaya dengan telinga mereka sendiri. Seumur hidup, mereka tidak pernah membayangkan ibunya akan bicara seperti itu.

Nateya kemudian tersenyum, mengusap lembut punggung Julian, lalu meraih jemari kecil Anelis.

“Cukup. Tidak usah dipikirkan lagi untuk hari ini. Lebih baik sekarang kita makan siang. Pasti kalian lapar.”

Julian hanya bisa mengangguk pelan, masih diliputi rasa heran. Sementara Anelis menggenggam tangan Nateya erat-erat, enggan melepas.

Bersama-sama, mereka digandeng menuju meja makan yang panjang, di ruang tengah yang berhias taplak putih dan porselen.

“Bi Warti!” panggil Nateya lantang. “Siapkan makan siang untuk anak-anak.”

Tak lama, Bi Warti muncul bersama dua pelayan lain, membawa nampan besar berisi hidangan. Seperti biasa, mereka langsung mendekat pada Seruni, bersiap menyajikan lebih dulu untuk sang nyonya yang selalu menuntut porsi paling besar.

Di luar dugaan, Nateya justru menolak.

“Tidak. Julian dan Anelis dulu,” tegas Natey. “Aku belakangan saja."

Tiga pasang mata pelayan itu langsung melebar. Bi Warti pun tertegun, bahkan hampir menjatuhkan sendok dari tangannya. Sementara Julian membeku, dan Anelis menatap ibunya dengan mata membulat.

“Ba-baik, Nyonya,” jawab Bi Warti ragu, lalu segera menyajikan hidangan untuk si kembar.

Julian menunduk, menatap piringnya, tak yakin harus berkata apa. Ia terbiasa melihat ibunya melahap makanan dengan rakus, mendahului siapapun. Namun, hari ini ibunya mendahulukan mereka.

Nateya menatap deretan hidangan yang tersaji di meja—daging panggang berlumur saus jamur, roti, keju, sup kentang kental, serta berbagai lauk berlemak. Perutnya yang terjebak di tubuh Seruni terasa muak melihat jumlahnya. Ia pun menghela napas panjang.

“Mulai besok, kurangi makanan di meja,” ucapnya tiba-tiba.

Bi Warti menoleh cepat, wajahnya penuh kebingungan. “Maksudnya saya harus mengurangi jumlah lauknya, Nyonya?”

Nateya mengangguk mantap. “Iya. Kita tidak butuh sebanyak ini. Sisa bahan makanan bisa dibagikan kepada penduduk pribumi di kampung yang kekurangan makan, atau desa-desa yang sedang kelaparan.”

Ruangan mendadak hening. Angin yang masuk dari jendela bahkan terdengar jelas.

“Nyonya yakin akan membagikan bahan makanan?” tanya Bi Warti lagi, suaranya nyaris berbisik.

Nateya menatapnya lekat-lekat, lalu mengangguk sekali.

“Benar. Bila perlu, besok setelah aku menyelesaikan urusan di sekolah, aku akan berkeliling. Aku ingin melihat langsung kondisi penduduk pribumi.”

Kali ini, Bi Warti tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Matanya memantulkan rasa tak percaya, seolah mendengar sesuatu yang mustahil keluar dari mulut Seruni. Pelayan-pelayan lain saling pandang, sementara Julian dan Anelis hanya bisa terdiam, antara bingung dan takjub.

Bagi mereka, ibunya seakan telah berubah menjadi sosok lain yang belum pernah mereka kenal.

1
Wega Luna
terserah seruni saja ,,,,,yg penting cerita pengobatan nya lebih di banyak kan .🤭 asal pilihan mu tidak merugikan anak anak mu saja resiko perceraian yh mental itu.siap siap aja sih nanti di sekolah anak-anak mu ada yg ngatain ,,,, biasanya yh....
Siska Sutartini
eh memperbaiki? katakan gimana caranya tuan jenderal. gelas yg sudah pecah dilempar ke lantai apakah bisa kembali seperti semula? kalo pun direkatkan toh hasilnya tidak akan sama. spt itulah hati seruni retak2 sudah tak berbentuk bahkan sejak awal masa pernikahan kau lebih memprioritaskan Amara bukan?
Erna Fkpg
duh thor pengen baca terus ni soalnya ceritanya bagus berharap double upnya ☺️💪💪💪
Nurhayati Nurhayati
jangan mau seruni. Elias sudah bikin kamu kecewa,
Dianra Malakut
jgn mau baikan sm Elias seruni, dia mau sm seruni krn fisiknya sdh cantik, ramping & elegan, d tmbah lg seruni jenius bs ngobatain orang, dlu2 si Elias kmna aja wkt fisik seruni gendut kliatan kan si Elias ga tulusnya sm seruni. klo dia bnr2 tulus apapun keadaanya Elias mau nerima seruni namun faktanya Elias laki2 munafik & ga pnya pendirian & ketegasan
lin s
apapun keputusan seruni smga brdampak baik dimasa depan buat dia dan anak2nya, penasaran thor akankah seruni berubah pikiran, elias apakah dia pnya perasaan jg keamara ketika seruni mnjaga jarak utk elias
Wega Luna
lebih suka cerita kearah pengobatan nya daripada cinta cinta an nya ..
🍒⃞⃟🦅 ☕︎⃝❥Maria Grey
sdh merasa diabaikan dicuekkin baru terasa kehilangan jeneral🤣🤣🤣
Imas Masripah
terimakasih KK di tunggu update selanjutnya /Heart/
Erna Fkpg
tetap semangat seruni walaupun banyak orang yang meragukan kemampuanmu
Erna Fkpg
terimakasih untuk upnya 💪💪💪
Siska Sutartini
Siap-siap masuk jebakan kau amara. skalian aja kau rayu dg mesra si Elias tu, jadi bukti perselingkuhan langsung didapatkan Seruni. merasa paling cantik? eeuw kamu terlalu percaya diri Amara. namanya juga pelakor
lin s
meskipun byk rintangan smga mnjdi lngkah menuju kesuksesan dalam karirnya seruni krn berjasa mengobati para warga, kan klo dpt kprcayaan dri gubernur suatu saat klo seruni kesulitan bisa dibntu /Smile/
Myra Myra
jgn berlagak amara dia tak heran ngan elias bodoh tu... tunggu jew nnty...
Sandy Aulia Putri
pertama kasih like
Siska Sutartini
Wah gila bgt sih ini pelakor saudara tiri, hatinya busuk ga ada kawan. mudah-mudahan setuni aman dari fitnah si pelakor amara & emaknya si nenek sihir
lin s
lnjut thor knp satu bab kurang puas/Smile/
lin s
ya ampun pnya saudara tiri begitu enaknya diapain thor.. apalagi klo ayahnya seruni tau klakuan busuknya plus aibnya lama kelamaan trbongkar dihadapan publik psti amazing 🤭🤣
Wega Luna: di santet 🤣🤣🤣🤣,ilmu paling ampuh untuk perempuan macam Amara
total 1 replies
Erna Fkpg
wah GK sabar nunggu serangan balasan dr seruni untuk amara
Myra Myra
bila nak terbongkar kebusukan amara
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!