Lanjutan ke-dua Dari Lahirnya Kaisar Langit...
Disini menceritakan tentang petualangan Lin Tian Di alam langit...
Di sini akan berkisah tentang perjalanan Lin Tian di alam langit, menjadi penguasa satu alam dan berjuang untuk mencapai istana langit, megemban tugas dari kaisar langit terdahulu Lin Tian berjalan dalam jalan yang penuh dengan kesulitan...
Perjalanan yang akan membuat Lin Tian selangkah demi selangkah menuju tahtanya untuk menjadi seorang kaisar langit! dewa dari segala para dewa dan penguasa seluruh alam langit!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RandikaP, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Kenapa Tidak Ada Yang Mengatakan Nya Padaku?
"Kamu.. sudah keluar?" ucap Mu Chao dengan wajah yang kaget Memandang wanita cantik yang muncul di depan nya.
Bahkan Ming Bi'er menatap wanita itu dengan wajah bahagia juga, hanya Lin Sang yang terlihat santai dan tak terlalu banyak bicara.
"Iya! aku di bawa oleh Lin Fang kesini" ucap Sheng Lien dengan senyum.
"Hoho.. ayah..ibu! apa kalian merindukan anak kalian yang tampan ini?" ucap Lin Fang muncul dari belakang Sheng Lien.
"Kepala mu merindukan!" teriak Lin Sang dan Ming Bi'er serentak.
"Nak! apa kamu fikir aku tidak tahu apa yang telah kamu lakukan? apa kamu fikir melakukan hal itu bagus?" ucap Lin Sang dengan marah.
"Bibi lihat lah! aku tidak bohong kan?" ucap Lin Fang bersembunyi di belakang Sheng Lien.
Dia terlihat seperti seorang anak kecil yang terlihat sedang berusaha mencari tempat sembunyi dari orang-orang yang jahat kepadanya.
Sedangkan Lin Xin dan Lin Guang menutup wajah mereka melihat sikap ayah mereka yang terlihat seperti anak kecil begitu.
"Kalian ini, jangan terlalu keras kepada nya!" ucap Sheng Lien membela Lin Fang.
Lin Fang mengangguk sambil dia mengeluarkan kepalanya dari belakang Sheng Lien.
"Saudari Sheng anak itu sangat nakal, tidak baik jika dia selalu di bela begitu" ucap Lin Sang dengan agak tidak berdaya.
"Hmm... Ada masalah?" ucap Sheng Lien dengan tersenyum sambil menutup kedua matanya.
Melihat itu Lin Sang berkeringat dingin, jika dia menjawab lagi mungkin hidup nya akan benar-benar menjadi lelaki tua dengan satu tongkat.
"Tidak.. tidak... tidak ada maslaah" ucap Lin Sang dengan berkeringat dingin.
"Dan kalian berdua berlutut!" ucap Sheng Lien dengan agak keras tapi suaranya benar-benar sangat enak di dengar.
"Baik!" ucap Ming Bi'er dan Mu Chao dengan cepat.
Mereka tahu kali ini Sheng Lien sedang marah kepada mereka, jadi mereka berdua tidak akan mau mencoba melawan wanita cantik di depan mereka ini.
"Kalian sudah tua tapi kenapa sifat kalian seperti anak-abak saja?" tanya Sheng Lien dengan aneh.
"Cih!" keduanya menatap sedikit dan berpaling lagi ke arah lain dengan cepat.
Melihat itu Sheng Lien mengeluarkan sebuah kertas besar yang telah di lipat dan memukul kan kertas itu ke kepala keduanya.
Plakk..
Plakk...
"Aduh... saudari aku salah, jangan pukul lagi" ucap Ming Bi'er dengan wajah menyesal.
"Iya aku juga.. aku tidak akan mengulangi nya lagi" tambah Mu Chao dengan wajah sedih.
"Hm.. bagus kalian bisa mengerti," ucap Sheng Lien mengangguk puas.
Lin Xin dan yang lain melihat itu hampir menjatuhkan rahang mereka, hanya satu wanita membuat kedua tua bangla yang dari beberapa hari ribut menjadi sangat patuh sekarang.
"Hais.. seperti yang di harapkan dari Dewi kehidupan" ucap Lin Sang mendesah.
"Sudah! katakan padaku kenapa kalian membawa ku kesini?" tanya Sheng Lien.
"Aku ingin kamu menyembuhkan pria yang ada di dalam" ucap Lin Sang dengan serius.
"Pria di dalam? energi nya sangat lemah dan juga perlahan kehidupannya seperti sedang di sedot habis oleh sesuatu" ucap Sheng Lien dengan serius.
"Apa kamu bisa menolongnya?" tanya Mu Chao serius dan cemas.
Sheng Lien heran melihat semua orang yang menatapnya dengan wajah penuh harapan itu, dia ingin tahu siapa pemuda yang sampai bisa membuat semua orang kuat disini khawatir dengan dirinya.
"Bukan tidak bisa tapi sangat sulit..." ucap Sheng Lien.
"Sulit kenapa?" tanya Lin Sang.
lalu Sheng Lien menjelaskan kalau Lin Tian bisa sembuh jika dia masuk ke dalam kolam kehidupan di alam kehidupan.
Dan menurutnya jika pemuda itu masuk maka mungkin kekuatan jiwa dan kehidupannya meningkat sangat drastis dari sebelumnya.
Sayangnya kolam itu hanya boleh di masuki oleh orang-orang keluarga Sheng saja, jadi tidak ada yang boleh masuk jika dia tidak memiliki darah atau keluarga Sheng itu sendiri.
Mendengar hal itu semua orang terdiam mereka lalu menatap Lin Fang dengan aneh, melihat dia di tatap seperti itu Lin Fang hanya dapat menggaruk-garuk kepalanya.
"Nak! kau tidak memberitahu bibirmu?" tanya Lin Sang..
"Hehege.. belum ayah, jika aku yang memberitahu bibi aku takut kalian akan memukul ku habis-habisan." ucap Lin Fang.
"Anak sialan ini!!!" ucap Lin Sang dan Ming Bi'er karena marah.
Mu Chao menghela nafas dia mendekati Sheng Lien lalu memegang tangannya dengan lembut.
"Bagaimana jika kamu melihat wajah pemuda ini? aku yakin kamu akan dapat mengenal nya dalam sekali lihat" ucap Mu Chao dengan lembut.
"Hm? aku tidak ada urusan dengan pemuda itu maaf!" ucap Sheng Lien agak aneh.
Mensnegar itu Mu Chao hanya dapat menarik Sheng Lien lalu membawanya ke depan tempat tidur, lalu saat dia awalnya tidak mau melihat Lin Tian...
Tapi wajahnya seketika berubah kaku dan matanya tampak memerah saat melihat Lin Tian yang terbaring di tempat tidur dengan wajah pucat itu.
"Dia..dia... kenapa matanya dan alisnya mirip dengan ku? siapa dia?" ucap Sheng Lien kepada Mu Chao.
"Dia adalah anak dari Lin Dong dan Huanhuan" ucap Mu Chao dengan lembut dan memandang Lin Tian dengan wajah penuh kasih sayang.
"Dia..dia cucuku?" ucap Sheng Lien dengan kaget.
"Iya!" ucap Mu Chao.
BOOMM....
Aura kuat keluar dari tubuh Sheng Lien wajahnya terlihat sangat serius dan itu adalah pertama kalinya semua orang disana melihat wajah serius Sheng Lien itu.
"Kenapa kalian tidak ada yang mau mengatakan nya padaku?" ucap Sheng Lien melihat semua nya disana dengan tatapan dingin.
"Itu...itu .!" Mu Chao yang melihat istrinya marah itu agak merinding, dia tahu kalau sekali istrinya marah pasti sangat mengerikan.
Dulu saat istrinya marah hampir setengah dari alam lain di alam langit menjadi tempat mati, dan itu pun memang masalah yang cukup besar bagi hati seorang ibu.
"Sau..saudari jangan marah! dengarkan aku .. kami baru tahu hal ini beberapa bulan yang lalu dan kamu juga saat itu masih dalam pengasingan bukan?" ucap Ming Bi'er mencoba menenangkan Sheng Lien.
Dia belum pernah juga melihat Sheng Lien marah, tapi saat dia marah Ming Bi'er baru tahu itu sangat lah mengerikan, benar saja energi kehidupan di alam kehancuran mulai kacau.
Bahkan energi itu terus mengitari istana kehancuran itu tanpa sebab, banyak beberapa makhlu di alam kehancuran terlihat kehilangan sesuatu dan terlihat lelah.
Bahkan rakyat yang masih berlutut di ibukota pun tetap merasakan hal itu tapi mereka tidak peduli dan masih terus berlutut disana.
"Bibi tenang lah! jika kamu marah begitu maka orang-orang di alam ini akan mati" ucap Lin Fang dengan suara agak keras.
"Hm? huf...!" Sheng Lien menghela nafas.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...----------------...
...****************...