NovelToon NovelToon
Takdir Diantara Cahaya Dan Kegelapan

Takdir Diantara Cahaya Dan Kegelapan

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Diam-Diam Cinta / Iblis / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Kutukan
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: `AzizahNur`

Di dunia yang dikuasai oleh kultivasi dan roh pelindung, seorang putri lahir dengan kutukan mematikan—sentuhannya membawa kehancuran. Dibuang oleh keluarganya dan dikhianati tunangannya yang memilih saudara perempuannya, ia hidup dalam keterasingan, tanpa harapan.

Hingga suatu hari, ia bertemu dengan pria misterius yang tidak terpengaruh oleh kutukannya. Dengan bantuannya, ia mulai membangkitkan kekuatan sejatinya, menyempurnakan kultivasi yang selama ini terhalang, dan membangkitkan roh pelindungnya, **Serigala Bulan Biru**.

Namun, dunia tidak akan membiarkannya bangkit begitu saja. Penghinaan, kecemburuan, dan konspirasi semakin menjeratnya. Tunangan yang dulu membuangnya mulai menyesali keputusannya, sementara sekte-sekte kuat melihatnya sebagai ancaman.

Di tengah pengkhianatan dan perang antar kekuatan besar, hanya satu hal yang pasti: **Pria itu akan selalu berada di sisinya, bahkan jika ia harus menghancurkan dunia hanya untuknya**.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon `AzizahNur`, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 : Boneka Kesebelas

Xiaolin membuka matanya.

Yang seharusnya ada di sekelilingnya hanyalah puing-puing bangunan yang runtuh, tetapi yang dia lihat sekarang adalah tempat yang asing.

Langit di atasnya berwarna merah gelap, seolah senja yang tak pernah berakhir. Kabut tipis menyelimuti tanah di bawahnya, menciptakan ilusi seakan mereka mengambang di udara. Udara begitu dingin, menusuk kulitnya hingga ke tulang.

Pendeta tergeletak tak jauh darinya, tubuhnya lemah dan terluka. Xiaolin langsung berlutut di sampingnya, mencoba memastikan bahwa dia masih bernapas.

Tap. Tap. Tap.

Suara langkah kaki menggema di udara kosong itu.

Xiaolin mengangkat kepalanya.

Sepuluh pengantin berdiri mengelilingi mereka dalam lingkaran yang sempurna. Tubuh mereka masih terlihat kaku seperti batu, tetapi kali ini ada sesuatu yang berbeda. Cahaya merah samar berpendar di mata mereka, seolah ada nyawa yang bersemayam dalam tubuh membatu itu.

Dan di depan mereka semua, pengantin tertua berdiri tegak.

Tudung merahnya masih menutupi wajahnya, namun auranya jauh lebih mengerikan dari sebelumnya. Angin dingin berputar di sekeliling tubuhnya, menyebarkan aroma kematian.

"Jadi, kaulah gadis itu..."

Suara yang keluar dari balik tudungnya terdengar datar, namun mengandung nada puas. Seperti seseorang yang akhirnya menemukan sesuatu yang telah lama dia cari.

Xiaolin menggenggam besi panjangnya erat, memasang posisi bertahan. "Apa maksudmu?"

Pengantin tertua tidak langsung menjawab. Dia melangkah maju, perlahan mendekati Xiaolin dengan gerakan anggun yang terasa tidak wajar.

"Lama sekali aku menunggumu..." suaranya terdengar seperti bisikan yang memenuhi udara. "Aku melihatmu mengenakan jubah pengantin kemarin... namun aku tidak bisa membawamu."

Xiaolin menyipitkan matanya, mencoba memahami kata-kata itu. Lalu, dia teringat—kemarin, dia memang sempat mengenakan jubah pengantin di rumah seorang wanita tua sebelum kejadian ini terjadi.

"Dan aku tahu alasannya."

Pengantin tertua berhenti beberapa langkah di depan Xiaolin.

"Seseorang telah merusak jebakan spiritualku," lanjutnya dengan suara beracun. "Aku hampir membawamu, tapi dia menghancurkannya."

Xiaolin terdiam, pikirannya berputar cepat.

Jebakan spiritual?

Seseorang menghancurkannya?

Ingatan itu kembali—saat dia berjalan bersama pria itu di hutan, tiba-tiba pria itu berhenti dan tanpa alasan jelas, menginjak sesuatu di tanah hingga hancur. Saat Xiaolin bertanya, dia hanya tersenyum samar tanpa menjelaskan apa pun.

Jadi... saat itu...

Sebelum Xiaolin sempat menyusun pikirannya lebih jauh, cengkraman kuat melilit lehernya.

Pengantin tertua bergerak lebih cepat daripada yang Xiaolin duga, tangannya mencengkeram erat tenggorokan Xiaolin, mengangkatnya ke udara dengan mudah seolah Xiaolin hanyalah boneka kain tak bernyawa.

"Kau seharusnya menjadi milikku," suaranya berubah lebih dalam, penuh dengan kemarahan dan rasa kepemilikan.

Xiaolin meronta, tangannya mencoba menarik cengkeraman dingin itu dari lehernya, tetapi tak ada gunanya. Napasnya mulai tersendat.

"Dengan darahmu, kau akan menjadi bonekaku yang kesebelas," bisik pengantin tertua, jari-jarinya yang panjang mulai berpendar dengan cahaya hitam pekat. "Ikatan ini tidak akan bisa kau hindari kali ini."

Xiaolin merasakan sesuatu merayap ke dalam kulitnya—sebuah kekuatan gelap yang mencoba menanamkan sesuatu ke dalam tubuhnya. Sesuatu yang jahat, sesuatu yang mengunci dirinya dalam kekuatan yang tidak bisa dia lawan.

Dia merasakan jari-jari dingin pengantin tertua semakin erat mencengkeram lehernya. Napasnya semakin berat, pandangannya mulai berbayang.

Tidak…

Dia tidak akan menjadi boneka kesebelas!

Namun tepat ketika kekuatan gelap itu mulai merayap masuk ke tubuhnya—

Cincin di jarinya berpendar.

Kilatan cahaya merah melesat keluar dari permata yang bertengger di jarinya, bersinar begitu kuat hingga menusuk mata.

Dalam sekejap—

Ledakan terjadi!

Sebuah gelombang energi dahsyat meledak di antara Xiaolin dan pengantin tertua. Xiaolin terlempar ke belakang, tubuhnya membentur tanah dengan keras, sementara pengantin tertua terdorong beberapa langkah ke belakang.

Dari titik ledakan itu, kabut hitam mulai membubung, menggulung di udara seperti amarah yang dilepaskan oleh sesuatu yang tak kasat mata.

Energi yang berbahaya.

Energi yang bukan berasal dari dirinya…

Xiaolin menunduk, menatap cincinnya dengan mata terbelalak. Cincin permata merah itu masih bersinar redup, seolah pemiliknya tidak mengizinkan pengantin tertua menyentuhnya.

Pengantin tertua berdiri diam di seberang sana. Untuk pertama kalinya sejak kemunculannya, dia tampak terkejut.

“Kau…” suara pengantin tertua melemah, seolah baru menyadari sesuatu. “Cincin itu…”

Tatapan penuh kemarahan itu berubah menjadi sesuatu yang lebih dalam—sesuatu yang mendekati takut.

Tapi Xiaolin tidak punya waktu untuk memikirkan hal itu. Napasnya masih tersengal, dan pendeta masih terluka di sampingnya.

1
Sie
Terima kasih kak othor, semangat ya...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!