NovelToon NovelToon
Menjadi Pelindung Tujuh Bidadari

Menjadi Pelindung Tujuh Bidadari

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Dikelilingi wanita cantik / Harem / Anak Lelaki/Pria Miskin / Penyeberangan Dunia Lain / Penyelamat
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: rcancer

Wira, pria pemalas yang sering membuat orang tuanya marah. Selain pemalas, Wira juga seorang pengangguran dan hobby menyaksikan film dewasa.

Suatu hari, Wira mengalami peristiwa yang membuatnya tiba-tiba berada di dunia lain dan terjebak dalam masalah tujuh wanita cantik yang menganggap mereka adalah bidadari.

Untuk memecahkan misteri keberadaannya di dunia itu, mau tidak mau Wira harus menjadi pelindung tujuh bidadari tersebut.

Berbagai masalah pun menghampiri Wira, termasuk masalah asmara terlarang antara manusia dan para bidadari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kegundahan Bidadari

Dewi Biru nampak menggelengkan kepalanya beberapa kali. Dia heran dengan tingkah pemuda yang saat ini sedang menyesap salah satu bukit kembarnya.

Di mata Dewi Biru, pemuda yang akrab dipanggil Wira itu terlihat seperti bayi yang sangat kehausan. Wira menyesap pucuk bukit kembarnya tanpa ada jeda sama sekali.

Yang membuat Dewi biru semakin heran, pemuda itu tidak hanya menyesap satu pucuk bukit kembar saja, melainkan keduanya. Bahkan Dewi Biru dibuat kaget saat salah satu bukit kembar yang masih tertutup kain, dikeluarkan oleh Wira secara paksa. Ingin rasanya Dewi Biru protes, tapi dia tahu, Wira pasti tetap akan melakukannya.

Selang beberapa lama kemudian, Dewi Biru baru merasa lega. Mungkin karena kelelahan, Wira terlelap begitu saja saat sedang menyesap bukit kembar. Dengan gerakan pelan, Dewi Biru melepaskan salah sayu pucuk bukit kembar yang masih dihisap oleh Wira.

Begitu bukit kembar terlepas, Dewi Biru bangkit lalu menutup kembali miliknya dengan baju. Dia lantas tersenyum saat matanya memperhatikan Wira yang sudah terlelap. Diusapnya pipi Wira dengan lembut. Dia pun bergumam, memuji ketampanan Wira saat terlelap.

"Kok kamu keluar?" tanya Dewi Merah saat matanya menangkap sosok Dewi Biru yang melangkah dan ikut duduk dengan para bidadari yang lain di depan rumah.

"Iya, Kang Wiranya sudah tidur," jawab Dewi Biru. "Sepertinya dia sangat kelelahan."

"Wajar sih jika dia lelah. Dia sampai kalah tadi saat berkelahi. Mungkin tenaganya terkuras habis saat Kang wira main di air terjun serta belum makan," sahut Dewi Kuning.

Dewi Biru nampak menganggukan kepalanya beberapa kali lalu mengedarkan pandanganya ke arah depan rumah. "Yang lain pada kemana?"

"Mereka lagi beli kambing buat Leo," jawab dewi hijau. "Untung Mahadewi memberi kita koin emas yang cukup banyak. Jadi kita tidak kebingungan kalau butuh sesuatu."

"Benar," sahut Dewi Merah. "Tapi ada yang harus kita waspadai selain uang emas."

"Apa itu?" tanya Dewi biru.

"Orang orang tadi yang melawan Kang Wira," jawab Dewi merah. "Tadi kalian dengar sendiri kan, Kakek ngomong apa. Kalau orang orang tadi berasal dari kelompok tengkorak iblis. Berarti kita dalam bahaya."

"Nah, iya itu, benar," seru Dewi Kuning. "Tapi, mereka tahu dari mana kalau di sini ada kita?"

"Nggak penting mereka tahu dari mana. Yang paling penting itu, bagaimana cara kita menyelamatkan diri sebelum bulu Angsa emas kembali pada kita semua," sahut Dewi Merah. "Kalau mereka tahu kita itu bidadari, maka akan lebih bahaya lagi buat kita. Bisa bisa kita selamanya akan menjadi tahanan mereka. Itu tidak boleh terjadi."

Tiga bidadari yang lainnya nampak menganggukan kepalanya hampir bersamaan. Untuk sejenak mereka terdiam sembari memikirkan nasib mereka kedepannya akan bagaimana.

"Seandainya saja, Kang Wira itu dewa. Aku pasti akan menyerahkan mahkotaku untuk sementara sama dia," keluh Dewi hijau.

"Loh, bukankah kita yakin kalau Kang Wira itu titisan dewa?" tanya Dewi biru.

"Itu kan belum pasti," jawab Dewi hijau. "Meskipun seandainya Kang Wira memang beneran titisan dewa, tetap saja kita tidak bisa menyerahkan mahkota kepadanya."

"Emang kenapa?" tanya Dewi kuning dengan kening yang berkerut.

"Dia kan sedang menjalani kehidupan sebagai manusia. Sedangkan kita tahu, kita tidak boleh melayani manusia jika masih berada di dunia," terang Dewi Hijau.

"Tapi kan dia laki-laki? Sama aja kan?" ucap Dewi biru.

"Iya sih," gumam Dewi Kuning. "Lalu kita harus bagaimana? Jujur, aku takut kalau orang orang dari tengkorak iblis datang lagi ke sini. Aku yakin, mereka tidak akan terima begitu saja atas kekalahan yang mereka terima."

"Nah, itu dia yang sedang aku pikirkan. Apa lagi jika semua anggotanya datang ke tempat ini. Aku yakin Kang Wira dan Singa akan kewalahan menghadapi mereka," sahut Dewi merah.

Di saat bersamaan mereka melihat Kakek, Nenek dan tiga bidadari lannya sedang dalam perjalanan sambil menarik dua ekor kambing. Entah mereka beli kambing dimana, karena mereka tidak memerlukan waktu yang lama untuk membelinya.

Sementara itu di tempat lain, tepatnya di markas kelompok tengkorak iblis, sang ketua beserta para anak buahnya dibuat terkejut saat melihat kedatangan delapan anggota mereka dalam keadaan terluka.

Mereka sangat heran melihat luka yang tidak biasa, yang diderita oleh delapan orang itu. Para Anggota yang ada di markas langsung memberi pertolongan diiringi dengan melempar pertanyaan tentang apa yang terjadi sampai mereka mengalami hal seperti itu.

"Kalian kenapa?" tanya salah satu anak buah berkepala plontos. "Kenapa kalian bisa luka seperti ini? Apa kalian melawan binatang buas?"

"Iya, kami melawan Singa," jawab salah satu anak buah yang terluka. Tentu saja jawaban tersebut membuat semua telinga yang ada di sana langsung terperangah.

"Melawan Singa? bagimana bisa? Kalian ketemu Singa di mana?" cecar anak buah yang lain sembari mengobati rekannya.

Delapan orang itu lantas menceritakan kejadian yang menimpa mereka secara bergantian. Sungguh semua telinga yang mendengar cerita tersebut dibuat syok dan hampir tidak percaya. Bahkan ketua tengkorak Iblis juga terdiam dengan tatapan penuh kemarahan. Tangannya terkepal dengan dada yang bergemuruh.

"Pemuda yang memelihara Singa? Kenapa aku seperti pernah mendengarnya?" celetuk pria berkepala plontos, membuat yang lain langsung menatap ke arahnya termasuk sang ketua.

"Apa kamu mengenal pemuda itu?" tanya rekannya.

Pria berkepala plontos langsung menggeleng. "Aku hanya seperti pernah mendengar cerita pemuda yang berteman dengan Singa. Tapi aku lupa, kapan aku mendengarnya."

Semua rekan pria itu hanya ber oh saja sembari kembali melanjutkan pengobatan. Pria berkepala plontos juga sama., tapi dia juga masih memikirkan dengan serius, mencoba mengingat kembali tentang apa yang baru dia dengar.

"Oh iya, aku juga pernah mendengar cerita itu!" tiba tiba salah satu anak buah berseru, dan hal itu tentu saja menarik perhatian semua orang yang ada di sana.

Pria berambut agak panjang itu langsung menjadi pusat perhatian dan semua mata yang menatapnya seakan meminta orang itu untuk menceritakannya lebih rinci, termasuk ketua tengkorak iblis.

"Tapi, cerita yang aku dengar, ini semacam legenda. Konon katanya, ada pemuda berteman dengan seekor Singa. Dia bukan pemuda biasa. Dia merupakan seseorang yang ditugaskan oleh langit untuk melindungi seorang bidadari yang turun ke bumi."

Pria berkepala plontos langsung mengerutkan keningnya sebagai tanda kalau dia sedang berpikir. "Ah iya, itu maksud aku! Benar, dia seperti legenda jaman dulu."

Cerita dari anak buahnya, seketika membuat sang ketua berpikir dengan serius.

"Kalau memang ada legenda seperti itu, berarti kemungkinan besar, wanita yang kita incar itu adalah para bidadari kan?" sang ketua langsung bersuara dan semua anak buah setika terdiam dan juga berfikir.

"Benar juga," sahut para anak buah.

"Tunggu apa lagi. Kita segera atur rencana untuk menangkap mereka!"

1
Aqlul /aqlan
hhhh modus...
Yuliana Purnomo
menang banyak niihh Wira
Yuliana Purnomo
Hajar gerombolan tengkorak iblis,, Leo,,lumayan untuk santapan mu
®agiel
hmmmmm baru satu bidadari ya Thor...
berarti masih ada enam bidadari lagi yang mesti di cairkan...hahahhaa...

dengan keahlian jemarimu itu Thor, bisalah di selipkan nama nama pembaca cowok sebagai tokohnya, pastinya kan kami pasti mengagumi karyamu ini Thor..

Moso yoo cuma tokoh Wira saja toohh...hihihiiiiii ngarep banget sih saya yaaaa...🤭🤭🤭
Hendra Yana
rejeki nomplok kang wira
Aqlul /aqlan
jooosss lanjut...
Aqlul /aqlan
kok cuma stu bab
..hemmm
Aqlul /aqlan
hari ini kok nggak up thorrr...ditunggu
®agiel
waaadduuuhhhh...Thooorr...
wes, tambah lagi kopinya Thor, gulanya dikiiiiitt aja...
🤭
Okto Mulya D.
Wira bisa aja ngerayunya.. menang banyak dehhh kamu.
Okto Mulya D.
Dewi ungu bisa aja nih
Was pray
wira terasa seperti mendapat bintang jatuh saat dewi ungu bilang boleh senjata warisan leluhur masuk sarang.. 😆😆😆
Okto Mulya D.
waduh Wira.. lagi usaha .
Okto Mulya D.
Raja Wiwaha kelihatan nya baik..saingan donk sama Wira..dan ternyata Wira itu bukan anak kandung emak² itu yaa .koq beda sama saudara nya.
Okto Mulya D.
Wira mulai berani yaaa... terus terang...
Okto Mulya D.
tengkorak iblis, kelihatan nya menyeramkan...
Okto Mulya D.
wahhh diem aja Wira rezeki..
Okto Mulya D.
langsung dehh juragan dan kacungnya kabur terbirit-birit...
widy
😱😱😱😱😱
Aqlul /aqlan
lanjut...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!