NovelToon NovelToon
Ketika Bos Dingin Jatuh Cinta (Devano Hanoraga)

Ketika Bos Dingin Jatuh Cinta (Devano Hanoraga)

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikah Kontrak / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:8.6M
Nilai: 4.6
Nama Author: Isti Shaburu

Devano Hanoraga, pria dingin yang super rich, perfeksionis, berkuasa, dingin, tegas dan tak takut mati yang menjadi pengusaha hebat dan tak kenal ampun selalu menjadi incaran para wanita yang selalu ingin hidup mewah tanpa ingin bekerja keras.

Ia tak sengaja menolong gadis cantik yang bekerja di Bar milik sahabatnya sebagai pelayan untuk membiayai kuliahnya saat dirinya dijual untuk melunasi hutang judi Kakak tirinya.

Yesica Anastasya, gadis cantik yang terpaksa bekerja di Bar untuk membiayai kuliahnya dan juga untuk membiayai Ibu tirinya yang pemalas dan Kakak tirinya yang senang berjudi.

"Jadilah wanitaku maka aku akan melunasi hutang Kakakmu." Devano.

"Aku bersedia menjadi wanitamu asal kau izinkaan aku melanjutkan studyku." Yesica.

"Deal."

Bagaimana kisah mereka selanjutnya?
Apakah Devano akan jatuh hati hingga sejatuh-jatuhnya pada sugar Baby yang ia tolong dan selamatkan dari Ibu dan Kakak tirinya?

Follow:
Fb: Isti
Ig: istikomah50651

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isti Shaburu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 21

Devano yang mendengar pekikan dari suara yang dikenalnya langsung membuka matanya karena terkejut, ia berpikir gadis kecilnya terjatuh atau kenapa-kenapa. Namun, saat ia melihat Yesica masih berada di atas tempat tidur ia mengerutkan dahinya bingung.

“Kamu sudah bangun?” tanyanya dengan suara serak khas orang bangun tidur.

“Tuan tak apa-apakan saya kan?” Yesica malah bertanya balik dengan raut wajah panik.

“Sekarang belum, tapi nanti setelah kita nikah saya pasti akan apa-apakan kamu,” sahutnya seraya bangun berjalan menuju kamar mandi yang terdapat diruang istirahat kantor tersebut untuk membersihkan tubuhnya, wajah Yesica seketika memanas kala mendengar hak tersebut dari Devano, ia tanpa sengaja berpikir yang bukan-bukan.

“Astaga Yes, apa yang kau pikirkan sih. Otakmu dalam keadaan tak baik-baik saja setelah melihat tubuh seksi Tuan Vano beberapa kali.” Yesica menepuk-nepuk pipinya kanan kiri sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Apa yang kau lakukan? Cepat mandi, setelah itu kita makan malam. Jangan pakai lama, aku sudah sangat lapar,” tanya Devano yang baru keluar dari kamar mandi melihat tingkah Yesica yang aneh, Yesica terperanjat mendengar Devano berucap.

“Ma-makan malam? Apakah ini sudah malam?” tanya Yesica dengan gugup.

“Kau pikir ini jam berapa? Kau tidur seperti kebo, sangat sulit sekali dibangunkannya, jadi terpaksa aku menggendongmu ke kamar istirahat karena aku juga sangat lelah menunggumu tak bangun-bangun,” ucapnya berdusta.

“Apakah aku sekebluk itu?” dengan wajah polosnya Yesica menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“Cepat mandi, malah bengong seperti orang kesam*et,” lagi Devano menyuruhnya mandi.

“Apakah tidak sebaiknya kita pulang saja, Tuan. Saya tak membawa pakaian ganti, kalau mandi di sini nanti saya mengenakan pakaian ganti apa, dan besok saya harus pakai apa ke kampus,” dengan tampang yang masih polos Yesica berucap.

“Tak perlu mengenakan baju, pakai jubah mandi saja sudah cukup.” Devano memberikan saran tersebut berniat menggodanya, tapi seketika Yesica menganggapnya serius dan menutupi tubuh depan bagian atasnya.

“Anda jangan berpikir macam-macam, Tuan. Jangan mengambil kesempatan dalam kesempitan,” serunya dengan wajah panik membuat Devano ingin tertawa sebenarnya tapi ia tahan.

“Apa yang mau kamu takutkan, bukankah dalam beberapa hari lagi juga semuanya akan menjadi milikku. Buat apa aku mengambil kesempatan dalam kesempitan, akhir pekan ini aku sudah bisa menikmatinya,” dengan tanpa dosa Devano berucap demikian karena berniat menggodanya.

“DASAR MESUM!!!” Yesica bangun dan berlari ke arah kamar mandi, ia menutup pintunya dengan sangat keras, Devano yang melihat hal tersebut terkekek geli.

Di dalam kamar mandi, Yesica bersandar pada pintu kamar mandi yang tertutup sambil memegang dadanya yang sedang deg-degan, jantungnya terus berpacu dengan sangat cepat.

“Aku tak menyangka kalau Tuan Vano ternyata sangat mesum. Tuan Lucas berkata kalau ia tak akan berbuat hal yang merugikan kaum hawa, tapi dari perkataannya barusan sungguh tak bisa dipercaya dengan apa yang Tuan Lucas ucapkan,” gumamnya setelah tenang.

Yesica segera mandi karena ia juga sudah lapar. Selesai mandi, karena ia tak membawa pakaian ganti alhasil ia menuruti kata Devano untuk mengenakan kimono mandinya. Devano bukannya sengaja tak mengatakan kalau Kris membawakan pakaian ganti, tapi sebelum sempat Devano mengatakannya, Yesica sudah berlari memasuki kamar mandi terlebih dulu.

Devano melihat Yesica dengan menelan salivanya sulit, hasratnya tiba-tiba saja bergejolak seakan ingin merasakan apa itu yang dinamakan bercinta. Namun, kembali lagi kalau ia bukanlah pria brengsek yang melakukan hubungan tanpa status. Sekuat tenaga ia menahannya, ia bahkan lupa ingin mengatakan kalau pakaiannya sudah dibawakan oleh Kris.

“Ma-kanlah,” titahnya dengan gugup. Yesica berjalan perlahan dan duduk di samping Devano membuat pria itu langsung salah tingkah sendiri karena merasakan sesuatu yang meregang.

“Terima kasih, Tuan Vano. Karena Anda sudah repot-repot menyiapkan makanan untuk saya,” ucapnya dengan canggung.

“Tak perlu dipikirkan. Dan yah, jangan panggil aku Tuan lagi. Panggil aku Mas, atau apalah terserah kamu yang penting jangan Tuan,” titah Devano yang tak nyaman mendengar Yesica memanggil dirinya Tuan.

“Baik, Tuan, maksud saya Mas,” sahut Yesica meralat kalimatnya sebelum diprotes lagi.

Ia mulai memakan makanannya dengan canggung, rasanya waktu berjalan begitu lambat sekali, ingin rasanya Yesica berlari ke tempat tidur dan menutupi dirinya dengan selimut tebal dari kepala hingga kaki agar tak ada yang melihatnya.

Saat ini ia begitu malu karena hanya memakai jubah mandi saja, bahkan Yesica tak mengenakan pakaian dalam yang membuatnya sangat risi sekali.

“Ini.” Devano memberikan pakaian tidur lengkap dengan pakaian dalamnya kepada Yesica setelah mereka selesai makan. Yesica yang mengetahui hal itu langsung semeringah karena ia bisa leluasa tanpa perlu jubahnya terbuka dan menampilkan bagian intinya.

“Kok Anda baru memberikannya pada saya sih, Tuan, kalau Anda sudah menyiapkan pakaian ganti untuk saya?” tanpa sadar Yesica memanggil Devano dengan sebutan Tuan.

Devano berjalan perlahan mendekati Yesica membuat gadis itu bingung dengan tingkah aneh pria yang terkadang bersikap dingin tapi terkadang sangat bawel tersebut.

“Anda mau apa, Tuan?” tanyanya sambil berjalan mundur ke belakang menghindari kontak fisik yang akan membuatnya menyesalinya, hingga pada akhirnya ia sudah tak bisa melangkah mundur lagi karena sudah tersudut ditembok.

“Aku sudah katakan padamu, jangan panggil aku Tuan lagi. Apakah kau sengaja agar aku mengingatkannya dengan tindakan, hm? Kau harus tahu, kalau aku adalah pria normal, jika kau memancingku terus aku tak akan bisa mengendalikannya lagi,” ucap Devano tepat ditelinga Yesica membuat gadis kecil itu merinding disko, ia merasakan bulu kuduknya meremang dan sensasi aneh yang belum pernah dirasakannya sebelumnya, tanpa sadar ia pun memejamkan matanya dan menikmati rasa yang membuatnya berdesir tersebut.

Devano menatapnya dengan senyum seringainya.

“Pakailah bajumu setelah itu tidur. Aku ingin istirahat, jangan menggangguku,” titahnya berbalik dengan seringainya membiarkan Yesica menahan perasaannya yang mulai melayang. Bagaikan layangan putus diudara yang diterbangkan dengan tinggi tapi setelah terbang tiba-tiba saja terjatuh karena tak ada angin, kira-kira seperti itulah yang dirasakan oleh Yesica saat ini.

Setelah selesai memakai pakaiannya, Yesica melihat Devano yang sudah berbaring di atas kasurnya dan memejamkan matanya. Ia mendekati tempat tidur tersebut dengan perlahan, tangannya melambai-lambai di depan mata Devano yang terpejam untuk memastikan apakah pria itu sudah terlelap atau belum. Ternyata Devano tak membuka matanya, jadi Yesica memutuskan untuk membaringkan tubuhnya di samping Devano dan memunggunginya.

Namun, saat ia baru saja akan memejamkan matanya tiba-tiba saja sebuah tangan kekar melingkar diperutnya membuatnya sangat terkejut.

“Tidurlah dan biasakan seperti ini. Tenang saja, aku tak akan menyentuhmu sebelum kita menikah. Aku hanya ingin memelukmu seperti ini,” ucapnya ditelinga Yesica membuat gadis itu merinding geli.

Yesica tak menjawabnya, ia hanya diam sambil menikmati debaran jantungnya yang berpacu sangat kencang. Devano mengetahui hal itu, ia hanya tersenyum di belakang Yesica sambil masih memeluknya dengan erat. Sedangkan Yesica tak bisa memejamkan matanya sama sekali karena takut, hingga pada akhirnya ia sudah tak sanggup lagi untuk menahannya karena kantuk yang menyergap, matanya pun terlelap memasuki alam mimpinya bersama dengan Devano.

1
Luh Gede Ika Jayanti
Luar biasa
Yulianthy Ethi
Kecewa
Yulianthy Ethi
Biasa
yusi Devara
Luar biasa
GuGuGaGa_90
mantoppp
Yuswati Ningsih
Luar biasa
Ruk Mini
ya..pdhl berharap twins thorr...tpi is ok lh... alur ga ribet. pelakor dgn mudah di hempasan kn... ajibbbbbb..tq thorr d tunggu karya2 mu lagi 🙏👍👍👍
Isti Shaburu: makasih kak sudah membacanya hingga tamat, boleh juga mampir keceritaku yg lainnya, klik profilku yah kak🙏😊
total 1 replies
Angelia
Lumayan
Ta..h
kris chelsea vivi lucas Devano yesicca .
3 sahabat yang sudah menemukan kebahagiaan nya.
Aura Chacha
Luar biasa
Sleepyhead
aku adalah wanita gambaranmu vino 😂
Tania Tantri
ada ngga ya di dunia nyata/Facepalm/
Tania Tantri
mantap/Kiss/
Moms Ayu
huuu bagus
Joko Tingkir Oppo
masayallah sabar Yesi kuat kan hati mu Amin
Sintya Pratiwi
mampir Thor ❣️
Ryan Jacob
semangat Thor ditungggu karya-karyanya
Eka Pematasari
Luar biasa
Sandrina Dalila
suka
iyufiksyi
.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!