NovelToon NovelToon
Revenge Took Me To Hell

Revenge Took Me To Hell

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Identitas Tersembunyi / Balas dendam pengganti
Popularitas:538
Nilai: 5
Nama Author: nerissa ningrum

Bagaimana jika dendam yang kita simpan sangat lama jatuh pada orang yang salah
dan bagaimana jika upaya pembalasan dendam yang sudah di susun dengan seapik mungkin malah berbalim menyerang kita dengan bertubi-tubi, mengikis tubuh kita, dari kulit sampai ketulang dan begitu teramat menyiksa sampai mendarah daging


"Kamu jatuh hati pada orang salah"

Kata itu lebih menyakitkan dari sasaran dendam yang salah alamat

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nerissa ningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembali ke Awal

Danica menghabiskan waktu menangis sepanjang hari, rasanya ia belum bisa melupakan rasa kecewa karena di bohongi oleh Al

"sudahlah Danica " Danica terus mengusap pipinya yang basah karena menangis sepanjang hari "toh kamu juga bukan siapa-siapa, kamu hanya sosok yang di gunakan untuk mengusir sepi jadi jangan bawa hati perbuatannya " Danica masih ingat betul cerita Al yang cukup senang mengobrol dengannya karena di rumah Al selalu bertengkar dengan adiknya

Danica memeluk kedua lututnya "kamu tidak sebanding dengan Felicia yang memiliki segalanya Danica, biarpun kamu berusaha sama tapi pada kenyataannya kamu tetap kalah Danica " rasanya begitu sakit melihat Felicia yang terlihat begitu dekat dengan Al

Bahkan Felicia tak canggung lagi memeluk lengan Al di depan orang lain "bilangnya sih wanita gak boleh berpenampilan seksi tapi nyatanya dia lebih menarik karena suka berpakaian terbuka " gumam Danica lagi

Rasanya gondok sekali melihat Felicia berpenampilan serba minim di dekat Al, padahal dulu Al selalu mengingatkannya untuk menjaga penampilan agar tidak terlihat terbuka dan harus selalu sopan untuk menghindari niat buruk dari orang lain

"mungkin dia hanya menganggapmu adik sama seperti kak Dody, kan kak Al pernah bilang kalau dengan adiknya mereka selalu bertengkar sedangkan aku selalu jadi anak patuh untuknya " ujar Danica berspekulasi sendiri

bilangnya sih ingin sudah menangisnya tapi nyatanya Danica tidak bisa berhenti menangis sama sekali setiap mengingat Al "aku ingin berhenti menangis tapi nyatanya sulit sekali hiks hiks hiks" Danica terus saja menangis biarpun matanya sudah sangat bengkak

"mungkin ini yang di rasakan mommy ketika selalu saja menangisi Daddy setiap malam padahal Daddy pasti akan lebih memilih istri dan keluarganya ketimbang mommy dan aku " ah sekarang ia tahu apa yang di rasakan mommy nya ketika selalu menangis setiap malam, mungkin itu adalah waktu setiap mengingat Daddy nya

"aku harusnya ingat tujuanku kemari itu untuk membuat hati mommy membaik karena harus mendapatkan begitu banyak luka setelah apa yang di lakukan mereka pada grandpa dan grandma yang membuat mommy jadi tawanan selama puluhan tahun" Danica kali ini akan bertekad melaksanakan niatan awalnya datang ke Indonesia dan kerja di perusahaan Lionel

***

Jika di dalam kamar Danica terus menangis maka di depan kamar Danica kini ada dua orang yang sedang berdebat hebat

"untuk apa kak Al kemari " tanya Lionel dengan tatapan sinisnya

"kakak harus menjelaskan semuanya dulu sama Danica tadi kakak belum selesai menjelaskan tapi Felicia sudah nimbrung obrolan kami terlebih dahulu " balas Al

"sebaiknya kakak menjauh deh dari Danica, selain karena kakak sudah buat Danica kecewa, sekarang kakak itu sedang dekat dengan Felicia, jangan karena kakak yang maruk ingin dekat dengan dua wanita Felicia minta Daddy nya untuk menargetkan Danica, aku gak mau ya Danica kenapa-napa " ucap Lionel dengan sinis

Al menyipitkan matanya ke arah Lionel "kok kamu ngomong gitu ke kakak Lio" Al begitu terkejut mendengar perkataan sinis dari Al "kamu tahu kakak gak mungkin berhubungan sama Felicia, perbedaan kita terlalu jauh Lionel " seru Al dengan kesal

Lionel mengepalkan tangannya kuat-kuat "Danica juga berbeda dengan kakak jauh jadi tembok kalian tidak bisa di daki " sentak Lionel

"oh sekarang kakak tahu " Al bisa meihat kecemburuan di mata Lionel padanya "kedekatan kakak dengan Danica itu bukan kedekatan seorang pria dan wanita Lionel, kakak menganggapnya sebagai bagian keluarga jadi tidak ada istilahnya memiliki tembok tinggi dalam hubungan kekeluargaan " terang Al akan perasaannya pada Danica

Dalam hati Lionel merasa begitu lega namun Lionel tidak bisa menunjukannya pada Al "tapi tetap saja kakak gak boleh berdekatan dengan Danica, kakak sudah buat Danica kecewa berat" tegas Lionel

Al menoleh ke arah pintu apartemen Danica, sebenarnya bisa saja ia langsung masuk dan mencoba merayu Danica dari dekat tapi di sana ada Lionel yang mungkin akan makin marah jika Lionel tahu dia memiliki akses masuk ke dalam apartemen Al begitupun Danica yang bisa mengakses pintu masuk apartemen Al

"ya sudah kakak akan bicara dengannya saat emosinya jauh lebih membaik" Al memilih pergi dari sana karena rasanya percuma juga tetap menunggu karena mungkin Danica benar-benar tidak ingin di ganggu saat ini

***

Al berjalan masuk ke dalam rumah orang tuanya setelah memarkirkan mobilnya di carport. Langkahnya perlahan memasuki rumah dan sayup-sayup Al mendengar suara tangisan seseorang dari dalam rumahnya

Dan Al sudah bisa menduga milik siapa suara itu "astaga dia sampai mengadu pada mama " Al memutar bola matanya malas, tak menyangka wanita yang sempat membuatnya tertarik adalah orang yang begitu jauh dari ekspektasinya

"lahir di keluarga Mafia menjadikannya wanita super manja" gumam Al menyayangkan sifat-sifat minus Felicia yang semakin ia tahu seperti apa

"kak Al.." panggil Felicia dengan suara kencangnya membuat Al menoleh ke arah Felicia dan sang mama yang sedang duduk di Sofa tak jauh dari anak tangga

"ada apa" tanya Al dengan datar

"kok tadi kakak ninggalin aku, aku kan masih ingin ngobrol sama kakak" ucap Felicia

"aku masih banyak urusan Felicia, gak ada waktu untuk mendengarkan ceritamu yang akan memilih gaun apa yang kamu pakai di acara besok" balas Al dengan datar

"tapi kan kakak janji sama Daddy buat jaga aku selama aku di sini" tanya Felicia dengan muka sedihnya

"jagain bukan berarti harus selalu nemenin kamu setiap hari Feli, aku punya banyak pekerjaan dan aku juga lelah" Al yang malas menggubris Felicia memilih melanjutkan langkahnya untuk naik ke kamarnya yang berada di lantai dua

Felicia menoleh kembali ke arah Yumi "tuh kan tante, kak Al mengabaikan aku tadi dan itu karena seorang perempuan tante, tante gak lihat saja tadi gimana wanita itu membuat kak Al repot-repot mengejarnya " ungkap Felicia dengan kesal jika mengingat Danica kembali

"apa ada kejadian seperti itu" Yumi pura-pura kaget mendengar hal itu "coba nanti tante bicara sama Al ya Felicia, tapi sekarang Al pasti lelah setelah seharian kerja, jadi nunggu capeknya hilang dulu" ucap Yumi dengan lembut

Felicia ingin membantah tapi ia juga tidak mau di cap jadi wanita yang tidak tahu diri "ya sudah tante, Feli pulang dulu ke rumah tapi nanti tolong bilang sama kak Al ya untuk tidak dekat-dekat dengan wanita rendahan, tadi aku sempat dengar kalau dia itu cuma asisten manager dan itu gak selevel dengan kak Al" ucap Felicia dengan berapi-api

Yumi mengangguk saja "iya Pasti akan tante nasehati Al nya" ucap Yumi dengan senyum tipisnya

Setelah melihat kepergian Felicia, Safiya yang sedari tadi duduk di dapur langsung mendekat ke arah mamanya "itu wanita yang mau jadiin mantu apa mah" Safiya bergidik ngeri dengan tabiat Felicia "kalau model begitu mah ogah mama" ucap Safiya yang tak suka dengan Felicia sejak pertama kali bertemu

Yumi terkekeh melihat reaksi putrinya "sifatmu yang dulu hampir mirip dengannya " ujar Yumi dengan santai

"ih masa" Safiya mana terima di katakan seperti itu

"coba perhatikan saja Safiya, apa dulu kamu tidak seperti itu" titah Yumi

Safiya nampak mengamati sikap Felicia tiap bertemu dengan tabiatnya dulu "tapi kan sekarang Safiya gak gitu mah" elak Safiya

"untuk itu lah mama bersyukur bisa keras sama kami, karena kamu bisa menjadi lebih baik lagi dalam bersikap " ucap Yumi

Safiya langsung memeluk Yumi "maafin Safiya ya mah, kalau Safiya dulu nurut sama mama untuk tidak berteman dengan mereka pasti Safiya gak akan jadi anak yang sombong " ucap Safiya dengan tatapan sendunya

"tidak apa sayang" Yumi mengusap pipi putrinya "pembelajaran hidup memang perlu Safiya, seperti mama yang mendapat pendewasaan dari setiap hal buruk yang menimpa mama dulu" ucap Yumi

"Safiya sayang mama" ucap Safiya

"mama juga sayang kamu dan juga kak Al" balas Yumi

"terus kalau sama ayah apa" Arjuna yang entah datang dari mana tiba-tiba saja ikut bersuara

Yumi menoleh ke arah suaminya "dengan ayah tentu cinta, ayah adalah satu-satunya pria yang mama cintai " ucap Yumi

"ayah cinta sangat cinta mama" Arjuna memeluk Yumi tak perduli ada Safiya di tengah-tengah

"ya allah ini Safiya kecempet loh" protes Safiya akan kelakuan kedua orang tuanya

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!