Ariana Lyra Aurelia tidak pernah menyangka cinta tulusnya dibalas dengan pengkhianatan kejam dari sang kekasih yang tega menghabisi nyawanya.
Di ujung napas yang masih bisa Ia pertahankan, Kael Ethan Thomson, pria yang dijodohkan oleh ayahnya datang. Memeluk tubuh Ariana dengan air mata membasahi pipi pria itu. Pria yang selama ia abaikan karena perjodohan justru menjadi pria yang sangat tulus mencintainya dan selalu ada untuknya, bahkan ada disaat terakhirnya.
"Andai aku memiliki kehidupan kedua, aku akan mencintaimu setulus hatiku..."
Apa yang akan Ariana lakukan ketika kehidupan kedua benar-benar diberikan untuknya?
Ikuti kisah mereka...!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FT.Zira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3.
"Sebentar, Sweetheart!"
Ariana urung keluar dari mobil saat Tuan Henry menahan tangannya, menumbuhkan kerutan tipis di dahi Ariana saat wajah sang Ayah berubah muram.
"Ada apa, Ayah?" tanya Ariana lembut.
"Ayah akan menuruti keinginanmu untuk memberikan satu saham perusahaan pada Ryder. Jadi, Ayah akan pergi hari ini untuk menemui relasi bisnis Ayah. Apakah tidak apa-apa jika Ayah meninggalkanmu sementara?" tanya Tuan Henry.
Ariana terdiam sejenak, menatap lekat wajah ayahnya yang selalu menuruti keinginannya meski sulit dilakukan. Tangannya terulur meraih tangan sang ayah, memberikan remasan lembut dengan senyum tulus yang bisa ia berikan.
'Di masa lalu, Ayah pergi untuk mengurus bisnis dan berakhir gagal. Tapi saat itu aku justru marah pada Ayah karena Ayah tidak mau memberikan satu saham pada Ryder yang akan aku jadikan sebagai hadiah ulang tahun. Kali ini, hal itu tidak boleh terjadi,'
"Jika aku ingin Ayah tidak pergi, apakah Ayah akan mengabulkannya?" tanya Ariana lirih.
"Tapi, itu sama saja..."
"Lupakan tentang sahamnya! Ayah tidak perlu memberikan saham itu pada siapapun," potong Ariana.
"Bukankah kamu ingin memberikan saham itu pada Ryder?" tanya Tuan Henry.
"Tidak! Yang aku inginkan hanyalah Ayah tidak pergi, aku ingin Ayah tetap di sini dan batalkan pertemuan Ayah dengan relasi bisnis Ayah," jawab Ariana.
Tuan Henry kembali diam, menatap wajah putrinya yang kini memiliki sikap berbeda. Menyimpan begitu banyak pertanyaan yang tidak bisa ia utarakan.
'Ada apa dengan putriku? Apakah dia sudah sadar bahwa Ryder tidak baik untuknya? Tapi, bagaimana bisa?'
"Baiklah, Ayah tidak akan pergi kemana pun," jawab Tuan Henry.
"Kalau begitu aku keluar dulu," ucap Ariana.
Tuan Henry mengangguk. "Ayah akan meminta sopir untuk menjemputmu nanti,"
Ariana mengangguk, keluar dari mobil dan melangkah menuju bangunan besar di mana dirinya menimba ilmu. Dalam perjalanan menuju ruang kelasnya, Ariana bisa merasakan semua tatapan mahasiswa tertuju padanya, ia bahkan bisa mendengar beberapa komentar yang mereka lontarkan untuknya.
"Apakah dia mahasiswi baru? Aku tidak pernah melihat dia sebelumnya," ucap salah satu mahasiswa.
"Dia cantik..."
"Aku sependapat, dia bahkan lebih cantik dari Sienna..."
"Cantik tapi jika otak rendah, itu tidak akan berguna di kampus ini,"
Ariana tersenyum tipis, mengabaikan apa yang sempat ia dengar dan melangkah menuju ruang kelasnya. Ruangan familiar segera menyambutnya kala langkah Ariana tiba di dalam kelas, meletakkan tas yang ia bawa dan duduk di salah satu kursi yang menjadi kursinya.
"Apa kamu mahasiswi baru?"
Pertanyaan itu membuat Ariana menoleh, mendapati mahasiswi yang menjadi teman satu kelasnya berdiri di depannya.
"Kursi itu sudah ada yang menempati, kamu bisa pindah ke belakang," dia berkata lagi.
'Ryder... '
Ariana tersenyum singkat, menaikan sedikit alisnya sebagai ungkapan pertanyaan tanpa ucapan.
'Ryder Alexander, mahasiswa yang menjadi idaman kampus karena ketampanan serta kecerdasan yang dia miliki. Di masa lalu aku mengagumimu seperti orang bodoh dan rela menjadi budakmu,'
'Kau memintaku untuk duduk di kursi ini hanya untuk mempermalukanku setiap waktu, memaksaku untuk menjadi mahasisiwi terbodoh dan membuatmu menjadi mahasiswa tercerdas karena tidak ada yang bisa mengalahkanmu di saat aku bisa melakukannya dengan mudah. Sekarang, mari kita lihat, sampai sejauh mana kau akan bertingkah? Anak sopir keluargaku!'
"Aku duduk di kursiku. Bukankah kamu yang memilih kursi ini untukku, Rye," ucap Ariana tersenyum manis.
Dahi Ryder bekerut, mengamati penampilan Ariana dari atas sampai bawah dan terhenti pada wajah Ariana yang kini terihat cantik.
'Sejak kapan dia menjadi secantik ini?' batin Ryder.
"Ariana?"
"Ya, itu aku," sambut Ariana.
Beberapa mahasiswa yang sudah berada di dalam kelas seketika menoleh begitu mendengar apa yang Ryder ucapkan, beberapa bahkan mendekat untuk mengamati wajah Ariana dari dekat.
Pakaian serba longgar, rambut kuncir dua, wajah kusam dan lusuh serta kacamata yang biasa ada pada diri Ariana kini berbanding terbalik dengan penampilan modis dan cantik Ariana hari ini.
"Kamu sungguh Ariana?" celetuk salah satu teman.
"Kamu terlihat sangat cantik,"
Beberapa komentar positif mulai terdengar, berbeda dengan Ryder yang kini terpaku di tempatnya berdiri.
"Untuk apa cantik jika memiliki otak udang,"
Komentar sinis itu datang dari arah pintu, membuat semua pandangan beralih pada Sienna yang baru saja datang dan segera mendekat, memposisikan dirinya di samping Ryder.
"Lagi pula, penampilan Ariana hari ini pasti karena Rye yang memenuhi semua yang dia butuhkan. Kalian tentu tidak lupa siapa Ariana bukan?" ucap Sienna.
"Itu benar, Ryder sangat baik sampai mau mengeluarkan banyak uang hanya untuk menunjang penampilan Ariana hari ini, dan itu pasti tidak sedikit," salah satu teman Sienna menimpali.
Alis Ariana terangkat seraya menunjuk dirinya sendiri. "Aku? Dibiayai olehnya? Apa yang membuatmu berpikir begitu, Emma?"
"Tentu saja karena Tuan Muda Ryder yang terlalu baik padamu," sahut Emma.
"Tuan Muda Ryder?" ulang Ariana, lalu tergelak singkat.
"Menurutmu aku siapa?" imbuh Ariana bertanya.
"Kau hanya anak pembantu, anak sopir dari keluarga Ryder," jawab Emma.
"Anak sopir..." Ariana mengulang dua kata itu dengan nada sinis seraya beralih pandang pada Ryder.
Ryder berubah gugup sesaat sebelum kambali tenang seperti sebelumnya.
"Kalian tidak perlu mengungkitnya, lebih baik sekarang kalian duduk. Sebentar lagi kelas akan dimulai," ucap Ryder.
'Si pecundang ini... Mengaku sebagai Tuan Muda dan menyebutku sebagai anak sopir kepada semua orang. Bagaimana bisa aku jatuh cinta pada orang sepertinya? Aku benar-benar buta,' dengus Ariana dalam hati.
Kelas pun dimulai saat profesor terkait mata kuliah hari itu datang.
Ariana yang bisa mengikuti semua pelajaran bahkan bisa menjawab semua pertanyaan lisan ataupun tertulis dari profesor pun kembali menarik perhatian semua murid, termasuk profesor itu sendiri. Bahkan saat diadakan ujian dadakan, Ariana berhasil menempati posisi tertinggi dan berakhir dengan mematik rasa tidak terima dari mereka yang menjadi teman Sienna.
"Dia pasti curang!" kecam Emma.
"Kau tidak mungkin mendapatkan nilai tinggi yang bahkan melebihi Ryder dan Sienna," imbuhnya.
"Jaga bicaramu, Emma!" tegas Ariana.
"Aku bisa mendapatkan nilai tinggi karena aku belajar,"
"Dan kamu pikir kami akan percaya?" sambut Emma.
"Benar, selama ini kamu selalu berada di peringkat terakhir. Bagaimana mungkin sekarang kamu berada di peringkat teratas begitu saja," teman lain menimpali.
"Apakah itu benar, Ariana?" tanya Profesor.
"Saya tidak melakukan kecurangan apapun Mrs," jawab Ariana.
" Tapi semua temanmu mengatakan kamu melakukan kecurangan," ucap Profesor.
"Saya belajar sampai malam sebelum ini," dusta Ariana.
"Aku yang menjadi tutormu saja sampai tidak bisa lagi mengajarimu, Ariana. Bagaimana bisa kamu cerdas dalam waktu semalam dengan belajar sendiri?" ucap Ryder.
"Benar, Mrs tahu sendiri bukan bagaimana Ariana selama ini?
"Itu karena..."
"Cukup!" lerai Profesor. "Ariana, nilai ujianmu kali ini tidak berlaku. Akan saya anggap kamu gagal ujian!"
"Apa...?"
. . . .
. . . .
To be continued...
tetiba lampu mati dari pagi dan baru nyala sore😫🤧🤣
ngiriiiiii terossss kerjaannya 🤣🤣
uhukkk uhukk /Awkward//Awkward/
ehhhh
🏃♀️🏃♀️🏃♀️🏃♀️🏃♀️