langsung baca aja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ayunina
Rizky kembali membacakan ayat kursi, untuk mengusir sosok dayu yang sama sekali tidak mau keluar. Dia terus mengerang dan meminta agar rizky mengembalikannya ke desa wanara.
Sampai akhirnya ucapan mbah rasimah kembali terngiang di kepala rizky, "kenapa aku mengatakan hanya cinta sejati yang bisa menyelamatkannya? Karena kekuatan cinta itu lebih tinggi dari kekuatan jahat. Dan dengan cinta yang tulus, kejahatan dan kebencian di hati seseorang secara perlahan akan memudar. Jika rasa tulusmu bisa terasa di hatinya, niscaya jiwanya yang tak dia kendalikan akan kembali."
Rizky segera memeluk erat tubuh dyah, sembari mengangkat satu tanganya yang mengangkat golok.
Hembusan nafas rizky menembus kukit dyah. Yang membuat erangan itu sedikit menyurut.
"Kembali dyah, kembali sayang! Mas di sini, tolong kembalilah!" Bisik rizky tepat di telinga dyah.
"Aku akan keluar, tetapi kau harus ingat aku akan kembali, entah bagaimana pun caranya aku pasti akan membunuh orang yang di benci kembaranku!" Teriak dyah yang langsung di sambut dengan teriakan nyaring.
Beberapa saat masih sama seperti itu. Hingga teriakan itu mereda, dan tubuh dyah tak lagi menegang.
Sampai akhirnya mata dyah yang tadinya putih polos, berubah kembali menjadi normal. Tetapi setelah itu matanya kembali menutup. Tubuhnya lemas dan terperosok ke bawah.
Glontang!
Bunyi golok yang terjatuh mengenai bambu yang ada di sebelah rizky. Dia segera membopong tubuh istrinya, naik ke atas ranjang bambu yang dia buat.
"Alhamdulilah, akhirnya berhasil juga!" Rizky terngah engah di bawah. Dia bersandar dengan dinding di belakangnya, setiap kali menolong dyah dari kungkungan kembaranya dia seperti selalu kehilangan kekuatan, lemah.
***
Matahari mulai membumbung tinggi. Menyinari bumi dengan begitu semangatnya, sampai sampai hari terasa begitu panas.
Waktu berjalan sangat sangat cepat sekali. Bulan telah berganti bulan, tahun telah berganti tahun, tak terasa kini sudah dua puluh tahun rizky membimbing dyah hidup di kedalaman hutan. Sesekali dia akan mendapat gangguan dari dayu, tetapi selalu berhasil rizky kalahkan.
Di sela sela itu kini mereka berdua telah hidup bahagia. Merawat lahan sampai akhirnya menghasilkan hasil yang memuaskan. Mereka hidup dengan begitu bahagianya, di temani oleh seorang putri yang sangat cantik jelita yang kini sudah tumbuh menjadi gadis yang begitu anggun dan mempesona. Memiliki rambut panjang bergelombang, berkulit kuning langsat, dengan senyuman manis di sertai lesung pipi dan gingsul gigi menambahkan aura manisnya. Pipi chubby nya, membuat dia terlihat seperti masih anak anak.
Nama putri dari rizky dan dyah adalah, ayunina kartika putri.
"Ayunina, bantu bapak numbuk padi!" Teriak dyah yang membuat anak perempuanya itu mendesah kesal. Pasalnya dia baru saja melepas pakaiannya untuk berendam di sungai.
"Iya, bentar!" Jawab ayunina, suara kecil melengkungnya membuat burung burung berterbangan kesana kemari.
Bersamaan dengan itu, seorang pemuda yang tengah berburu dengan membawa senapan di tangannya, ia terkejut kala mendengar suara teriakan seorang wanita.
Ia heran pasalnya hutan ini sangat jauh dari pemukiman, bagaimana mungkin ada orang di sini, masih masuk akal jika itu pria sudah pasti berburu sama seperti dirinya, namun ini wanita!
Dia bergegas mengikuti arah teriakan itu, karena merasa dia sudah sangat jauh dari desa. Tak mungkin ada manusia di tengah hutan rimba semacam ini.
"Siapa ya? Atau jangan jangan---"
Pikiranya justru malah terfikirkan dengan sesuatu yang mengerikan. Membuat langkahnya beberapa kali terhenti.
"Mending aku pulang!" Ucapnya dalam hati ia langsung berbalik. Tetapi pada saat ia berbalik, tak sengaja dia melihat seorang wanita dengan kamben jarik yang berjalan perlahan menyebrangi sungai. Tubuh pria itu kembali berbalik, memastikan apa yang ia lihat itu benar atau salah.
Benar saja! Dia melihat seorang gadis cantik nan manis berjalan dengan rambut panjang yang terurai. Matanya membulat sempurna karena tidak hanya gadis itu yang ia lihat, melainkan ada sesosok wanita dengan baju dress putih rambut gimbal awut awutan dan berwajah hancur.
Sosok itu adalah sosok dayu yang selalu mengikuti ayunina kemanapun dia pergi.
"Lah, kan bener! Setaaannn!!" Teriak pria itu yang langsung berlari sekencang kencangnya sampai beberapa kali terjungkal.
Ayunina yang mendengar teriakan itu, membalikan tubuhnya. Tak seberapa jelas, namun dia bisa melihat ada seseorang pemuda yang lari ke arah sana.
Mata ayunina menyipit, ia kemudian mengakat bahunya cuek dan kembali melanjutkan perjalanannya menuju rumahnya.
Terlihat rizky dan dyah tengah sibuk memilah milih padi. Ayunina segera masuk ke dalam rumah dan menggenati bajunya.
"Bu, tadi ada orang di bawah bukit." Ucap ayunina setelah selesai mengganti baju. Nampak tangannya sibuk memetik sayuran yang ada di pinggir rumah.
"Orang?!" Ulang dyah setengah terkejut, begitu juga dengan rizky.
"Orang siapa? Selama ini ngga ada orang di sini selain kita?" Tanya rizky.
"Ndak tahu pak, tadi teriak bilang setan terus lari, ayu ndak lihat wajahnya." Jawab ayunina santai.
Rizky dan dyah saling tatap. Mereka berdua sangat terkejut, mendengar ucapan anaknya ini. Selama ini tidak ada manusia yang datang ke tempat ini, bagaimana mungkin anak mereka melihat seseorang.
"Mulai besok, kalau hari sudah siang, sebaiknya kamu jangan turun ke bawah di rumah saja, toh bapak sudah alirkan air dari bukit ke rumah. Bapak rasa kamu ndak perlu turun ke bawah." Ucap rizky yang mulai merasa cemas, kalau kalau orang yang di maksud oleh putrinya adalah salah satu warga desa wanara yang membenci istrinya.
"Lah? Kenapa pak? Kan cuma lihat sesama manusia, lagi pula ayu juga penasaran dengan manusia lain. Selama ini ayu ndak pernah punya teman mentok ibu, bapak, sama hewan hewan dan ta--" ayunina menghentikan ucapanya, wajahnya terlihat sedikit gugup.
Rizky yang mendengar hal itu sedikit emosi, "apa kamu bilang?! Kamu pikir ketemu orang lain itu hal baik? Kamu tahu, perjuangan ibu san bapakmu dulu sangat susah! Bisa bisanya kamu bicara seperti itu!" Ucap rizky sedikit keras kepada ayunina.
"Bapak kenapa sih? Bapak kenapa marah marah setiap ayu menyindir keadaan luar, bapak selalu marah! Sembilan belas tahun pak! Selama itu bapak kurung ayu di tengah hutan seperti ini, apa bapak fikir ayu tarzan apa!" Teriak ayunina yang berdiri menghadap bapaknya, dari umur ia lima belas tahun ia sudah muak berada di sini, dan baru kali ini ayunina berani melawan ucapan bapaknya.
pasti uwak yanto pelakunya