Naiya adalah gadis miskin yang diabaikan ibunya. Karena ketidak mampuan sang kakek membuat Naiya harus terpaksa mengikuti ibunya untuk tinggal bersama dengan ibunya yang sudah menikah kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon myranda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 4
Naiya pun mencari tempat tinggal untuk dirinya, kini Naiya pun melihat sebuah pamplet bertuliskan "menerima anak kos" Naiya pun menghampiri rumah tersebut. Setelah berbincang dengan pemilik rumah Naiya pun akhirnya memutuskan untuk tinggal disana.
Saat masuk kedalam rumah, Naiya melihat keluarga tersebut berkumpul disana sedang makan malam beserta kedua teman Ardin.
" Naiya kamu dari mana malam-malam begini " Kata Merry
" Bu.... Aku baru saja mencari kos-kosan untuk ku dan aku sudah mendapatkan nya. Bu, malam ini aku akan pindah. " Kata Naiya sementara mendengar perkataan Naiya Merry pun hanya terdiam.
" Paman..... Terimakasih banyak, paman sudah memberikan tumpangan padaku beberapa hari ini. Nanti, jika aku memiliki uang aku akan bayar biaya selama aku tinggal disini" Kata Merry
" Apa yang kamu katakan, kamu tidak boleh tinggal di luar. Jika orang-orang tahu bahwa kamu adalah anaknya Merry apa yang akan mereka bicarakan nanti. Mereka akan berpikir bahwa aku dan Merry menelantarkan kamu. "
" Aku sudah bilang tinggal lah dirumah ini dan seluruh biaya termasuk biaya kuliah kamu aku yang akan menanggung. " Kata Indra.
" Tidak apa-apa paman, aku akan merahasiakan soal ibu dari siapa pun paman tidak usah khawatir soal itu. Akan tetapi sejak awal aku memang tidak ingin tinggal bersama. Jadi aku tetap ingin tinggal diluar" Kata Naiya sementara Ardin dan kedua temannya hanya terdiam.
" ayah kamu sudah meninggal dan aku sudah menikah dengan ibu kamu. Bagaimana pun juga kamu masih tanggungjawab ibu kamu, jadi kamu juga tanggungjawab ku. "
" Tolong jangan menolak niat baik ku" Kata Indra
" Naiya tolong jaga perasaan ibu dan paman kamu" Kata Merry. Karena merasa tidak enak pada ibunya Naiya pun membatalkan rencana nya untuk tinggal diluar.
" Baiklah paman"
" Sebelumnya aku ucapkan terimakasih " Kata Naiya
Mendengar itu dengan kesal Enjel pun menghentakkan piringnya lalu pergi menuju kamarnya.
" Paman...ibu.... aku ke kamar dulu" Kata Naiya
" Iya,,, " Kata Merry.
Naiya pun pergi masuk kedalam kamarnya. Setelah tiba di dalam kamar Naiya pun menghubungi pemilik kos dan meminta maaf karena tidak jadi menyewa kos nya.
Sementara itu Ardin pun mengajak Teman-temannya kedalam kamarnya.
" Kita keruang kerjaku saja" Kata Ardin
" Kalian pergilah dulu, aku dapat telepon aku akan menyusul nanti" Kata Risky.
Ardin dan Johan pun naik terlebih dulu.
Setelah selesai berbicara Risky pun menyusul kedua temannya, akan tetapi dia melewati kamar Naiya dan pintu kamar Naiya terbuka karena Enjel ada didalam sana.
" Kenapa kamu masih betah tinggal disini, tidak kah kamu sadar, disini tidak ada yang menyambutmu. "
" Kamu lebih baik saja kembali kekampung udik mu itu. "Kata Enjel, Namun Naiya pun hanya terdiam.
"Hei.... Aku bicara padamu. Apa kamu bisu? " Kata Enjel namun Naiya tidak menjawab dia pun berpura-pura merapikan tempat tidurnya.
"Naiya,,,, aku bicara padamu" Kata Enjel mendorong tubuh Naiya.
" Tidak sopan,, aku lebih tua hampir lima tahun diatas mu, tidak kah selama ini ibumu mengajarkan kamu sopan santun yang benar"
" Aku adalah kakak mu" Kata Naiya
" Kamu bukan kakakku, aku hanya memiliki kakak dari keturunan keluarga Malik. "
"Aku putri dari keturunan keluarga Malik. bagaimana mungkin kamu bisa menjadi kakakku. "Kata Enjel
"Aku juga tidak ingin memiliki adik perempuan seperti kamu, ayahku hanya memilki satu anak perempuan, rasanya sangat malu mendapatkan adik yang tidak bermoral seperti kamu. "
" Kamu selalu membagakan nama keluarga besar kamu, tidak kah kamu malu jika semua orang tahu bagaimana sifat aslinya tuan putri keluarga Malik? " Kata Naiya
"Lalu kenapa kamu masih tinggal dirumah kami sekarang? "
" Mau apa? "
" Kalau tidak pergi saja kamu. "Kata Enjel
" Kalau bukan karena ayah kamu, aku sudah pergi dari sini" Kata Naiya
" Itu hanya alasan kamu saja" Kata Enjel
"Kamu pikir aku datang kesini untuk dimarahi anak kecil seperti kamu. Baik aku akan pergi sekarang" Kata Naiya ingin mengemasi barang-barang nya.
" Hei...Kamu berhenti " Kata Enjel menahan tangan Naiya.
"Kamu tidak boleh pergi sekarang" Kata Enjel mendengar itu Naiya pun berhenti sejenak.
"Lepaskan tangan mu" Kata Naiya
"Jangan berpura-pura, setelah kamu pergi mamah dan papah pasti akan menyalahkan aku. " Kata Enjel
"Bukankah kamu yang menyuruhku pergi, sekarang kamu juga yang menyuruhku tinggal."
" Apa sebenarnya yang kamu inginkan? " Kata Naiya
"Aku memang menyuruhmu pergi, tapi bukan sekarang. Setelah kamu pergi, apakah kakek mu mampu membayar uang kuliah kamu? "
"Bukankah mamah dan papah ku yang harus membayar nya? " Kata Enjel. Mendengar itu Naiya pun terdiam, selain itu saat ini juga dia belum memiliki pekerjaan, jangankan untuk membayar biaya kuliah bahkan biaya kehidupan kakeknya sehari-hari pun kakeknya sudah tidak mampu.
"Naiya,,,, aku sarankan sebaiknya kamu berperilaku baiklah dirumah kami. Kalau tidak aku dan kakakku akan mengusir kamu."
"Setelah itu biarkan kakek kamu membayar Kuliah dan biaya hidupmu sendiri. " Kata Enjel. Naiya pun hanya terdiam dan tertunduk.
" Jangan pernah mencari muka di hadapan papah dan mamah ku, kamu mengerti itu" Kata Enjel. Risky menyadari Enjel akan keluar dia pun buru-buru masuk kedalam ruang kerja Ardin.
" Kamu darimana saja, kenapa lama sekali " Kata Johan
" kakek ku menelepon" Kata Risky
"Ini informasi para anggota pemegang saham yang ada di perusahaan Pt. PIS.
" semuanya masih aktif, mereka tidak ingin menjual saham mereka sementara sesuai informasi beberapa bulan lagi PT. PIS akan Take Over, apa perlu kira mengambil alihnya? " Kata Ardin memberikan dokumen kepada Risky. Akan tetapi pikiran Risky terbayang dengan perdebatan anatara Naiya dan Enjel tadi. Ardin menyadari sikap Risky yang tidak konsentrasi dia pun menyadarkan Risky.
"Risky..... " Kata Ardin mengetuk meja dihadapan Risky.
" Ah... Iya,,,, bagaimana tadi. " Kata Risky
" Ada apa dengan Mu? " Kata Ardin
" Apa sesuatu terjadi? Kamu tidak biasanya seperti ini. " Kata Johan
" Tidak terlalu serius, hanya saja tiba-tiba terlewat dipikiranku " Kata Risky.
" Apa itu dia wanita? "
" Katakan siapa dia? " Kata Johan
" Dia tidak akan pergi kemana-mana, dia harus menunggu bertahun-tahun lagi agar bisa menikah " Kata Ardin
"Sembarangan, Mungkin saja aku yang lebih dulu dari kalian berdua" Kata Risky
" Lebih dulu bagaimana, bahkan kita berdua curiga apa kamu ini masih pria normal? "
" Bahkan dari dulu hingga sekarang kamu tidak pernah dekat dengan wanita, selalu menempel pada kita berdua. " Kata Johan.
"aku masih normal hanya saja aku tidak tertarik berpacaran, berpacaran hanya buang-buang waktu menurutku. Aku lebih menginginkan pernikahan lebih dulu setelah itu berpacaran dengan istri sendiri" Kata Risky
" Aku tidak setuju dengan hal itu, sedangkan berpacaran saja kita masih menghadapi banyak konflik. Apa lagi menikah lebih dulu, itu jarang berhasil "
" Bagaimana menurut kamu Din...." Kata Johan
" Aku setuju dengan kamu. " Kata Ardin
"'Atau apa memang kamu menyetujui perjodohan keluarga kalian? " Kata Johan, Ardin dan Risky pun saling memandang.
" Apa kamu yakin ingin menunggu adikku? " Kata Ardin
" Seandainya itu kamu, apa kamu harus melakukan itu? " Kata Risky
" Seandainya itu aku, jelas aku akan menentangnya. "
" Lagi pula kita yang akan menjalani rumah tangga kita nanti bukan para orang tua. Mereka saja menikah bukan dengan perjodohan, mereka seenaknya saja ingin menjodohkan cucu mereka. Ditambah lagi umur kamu dengan adikku sangat jauh berbeda sebelas tahun kamu dan adikku lebih cocok ayah dan anak. " Kata Ardin
" Sejak awal memang aku tidak menanggapi hal ini, seandainya juga kita seumuran kita tidak akan cocok. Kamu tahu sendiri bagaimana tempramen adik kamu" Kata Risky
"Dia terlalu dimanjakan membuatnya menjadi seperti itu " Kata Ardin
" Akan tetapi ayah kamu menanggapi perjodohan ini dan juga adik kamu sangat tergila-gila dengan Risky " Kata Johan
" Dia masih puber, masih berumur 14 tahun wajarlah seperti itu... " Kata Ardin
" Syukur lah kamu mengakui nya" Kata Risky
" Kamu pikir aku juga setuju jadi ipar kamu" Kata Ardin
" Hahahaha..... " Johan dan Risky pun tertawa.
" Sudahlah.... Ini sudah larut, aku pulang dulu. "
" Besok aku ada rapat di mall jalan X, sebaiknya kita besok ngumpul disitu saja" Kata Risky
" Aku besok ada acara dengan pacar ku, jadi aku tidak bisa hadir. " Kata Johan
" Aku juga, besok aku akan keluar kota ingin meninjau lokasi proyek yang sedang berjalan jadi akan pulang terlambat. " Kata Ardin
" Jika begitu hanya aku saja, baiklah" Kata Risky
Mereka bertiga pun akhirnya bubar.