Ketika cinta hanya sebatas saling menguntungkan, apa masih bisa di sebut sebuah cinta?
Yulita, terpaksa menerima pernikahan dimana dia menjadi wanita kedua bagi suaminya, pernikahan yang hanya berlangsung hingga dia bisa memberikan keturunan untuk pasangan Chirs dan Corline.
Ingin menolak, tapi dia seolah di jual oleh Ayahnya sendiri. Ketika dengan suka rela sang Ayah menyerahkannya pada seorang pria beristri untuk menjadi wanita kedua.
Pernikahan tidak akan berjalan begitu sulit, jika saja Yulita tidak menyimpan harapan terlalu besar pada suaminya. Dia yang berharap bisa mendapatkan sedikit saja rasa peduli dan cinta dari suaminya.
Namun, pada akhirnya semuanya hanya angan semu yang tak akan pernah bisa terwujud. Selamanya dia hanya wanita kedua.
"Aku rela mengandung dan melahirkan anakmu, tapi apa tidak bisa sedikit saja kau peduli padaku?" -Yulita-
"Aku tidak akan pernah jatuh cinta padamu!" -Chris-
Dan ternyata, mencintai tetap menjadi luka bagi Yulita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jadi Wanita Kedua
Suasana cukup tegang, ruangan ini terasa dingin seolah suhu ruangan turun beberapa derajat dari suhu normal. Tangan gadis itu bergetar, tubuhnya membeku di tempatnya. Sebuah kalimat yang baru saja keluar dari seorang wanita cantik di depannya adalah hal yang paling tidak pernah dia sangka.
"Jadilah wanita kedua untuk Chris dan lahirkan cucu untukku"
Apa ini? Seperti sebuah guncangan besar yang dia dapatkan. Apa dia harus jadi seorang istri bayaran? Rahim sewaan? Atau apa? Sungguh ini seperti masuk dalam dunia fiksi yang sering dia lihat.
Yulita masih merasa tidak percaya dengan ucapan Pak Ketua yang berada di depannya sekarang. Tuan Daniel Demitri, pemilik Perusahaan yang besar di Negara ini yang cabangnya ada di beberapa titik di dunia. Tidak ada yang tidak mengenal nama Daniel Demitri di Negara ini. Dan Yulita termasuk beruntung bisa bekerja di Perusahaan yang di pimpin olehnya. Meski hanya bagian karyawan biasa, tapi dia mendapatkan gaji yang lumayan dari dia bekerja di Negaranya sendiri.
"Maaf Pak, apa maksudnya?"
Baiklah, Yulita tidak bisa untuk tidak menanyakan tentang hal ini. Dia tidak bisa terus bergelut dengan pikirannya sendiri tentang ini.
"Kau menikah dengan Chris"
"Tapi Pak Ketua, Tuan Muda Chris sudah mempunyai istri"
Jika saja Chris belum menikah, mungkin Yulita akan mau-mau saja. Lagian siapa yang tidak mau menikah dengan pewaris utama Perusahaan besar di Negara maju ini. Tapi, kalau untuk jadi istri kedua, Yulita harus banyak berpikir. Apa dia akan bisa?
"Tidak masalah, istrinya sudah menyetujui itu. Kau hanya menjadi istri di balik layar, hanya untuk melahirkan keturunan untukku"
Yulita mengerjap kaget, bagaimana bisa istrinya menyetujui? Apa dia sudah putus asa karena terus di minta untuk mempunyai anak, sementara dia belum hamil juga sampai sekarang? Ya ampun, kasihan sekali, aku jadi ikut merasakan tekanan dia.
"Kau tidak masih bisa bekerja di Perusahaan, karena nanti Chris sendiri yang akan mengelola Perusahaan. Kau hanya akan berhenti saat kau sudah hamil, dan ketika sudah melahirkan, maka kau bisa kembali bekerja. Dan pastikan posisi kamu di Perusahaan, akan lebih baik"
Tangan Yulita saling meremas satu sama lain di atas pangkuannya. Bagaimana ini bisa terjadi, dia masih begitu terkejut. Menjadi wanita kedua? Apa itu keputusan yang benar?
"Ayahmu sedang bermasalah dengan Perusahaan tempat dia bekerja 'kan? Dan aku bisa menyelesaikan itu, dan dia tetap bisa bekerja disana"
Sial, Tuan Daniel memberikan sebuah penawaran yang sedikit memberikan ancaman juga. Ini benar-benar cukup mengejutkan, karena dia bahkan menyelidiki semuanya tentang Yulita. Tapi tidak heran, karena Tuan Daniel bisa melakukan apa saja dengan satu jentikan jari.
"Tapi, bagaimana jika saya tidak kunjung hamil?" Baiklah, mencoba untuk bernegoisasi, semoga Yulita bisa lepas dan tidak perlu menerima tawaran ini. Meski dia tidak yakin dengan itu. "Dan kenapa harus saya?"
"Tidak ada alasan, tapi jika kau tidak kunjung hamil dalam waktu 1 tahun, maka Chris akan kembali menceraikanmu"
Ya Tuhan, apa ini? Aku tahu jika aku gagal dalam mendapatkan pria yang aku cintai. Tapi, aku juga sudah melupakan itu. Apalagi aku sekarang berteman dengan istrinya. Tapi, apa kisahku harus berakhir menjadi wanita kedua Tuan Muda Chirs?
Tuan Daniel berdiri, merapikan jas yang dia gunakan. "Itu terserah pada keputusanmu. Karena Perusahaan tempat Ayahmu kerja, sudah berada di bawah kendaliku. Jadi, kau tahu apa akibatnya? Penggelapan uang yang Ayahmu lakukan, tidak sedikit, selain hukuman berat, dia juga harus ganti kerugian"
Tangan Yulita bergetar, pikirannya kacau. Dia tidak tahu apa mengambil keputusan ini adalah benar. "Pak Ketua, apa bisa saya mengajukan syarat jika saya menikah dengan Tuan Chris?"
Tuan Daniel langsung tersenyum penuh kemenangan, dia kembali duduk dan melihat Yulita dengan lekat. "Katakan!"
"Jika nanti saya berhasil memberikan keturunan untuk keluarga anda, tolong biarkan saya tetap menemui anak saya sesekali. Tidak papa jika dia tidak tahu saya adalah Ibunya, tapi tolong biarkan saya menemuinya sesekali dan melihat perkembangannya"
"Hanya melihat tanpa mengatakan kau Ibunya, baiklah. Aku menyetujui"
Yulita menghela nafas pelan, matanya memanas hanya karena dia membayangkan akan meninggalkan anaknya untuk keluarga ini tanpa bisa mengakui jika dia adalah Ibunya.
"Saya setuju untuk jadi wanita kedua"
Senyum menyeringai di wajah tegas itu membuat Yulita hanya diam menunduk, menatap tangannya sendiri yang saling meremas gemetar.
"Nanti malam, pernikahanmu akan dilakukan. Bersiaplah"
Yulita langsung mendongak dengan terkejut. Nanti malam? Bukankah terlalu cepat? Yulita pikir, dia akan bisa mempunyai waktu sekitar dua atau tiga hari paling sedikit. Tapi ini, tidak.
"Tapi Pak Ketua, bagaimana jika Tuan Chris tidak setuju itu saya?"
"Dia urusanku, yang terpenting aku hanya ingin keturunan untuk penerus keluarga ini!"
Yulita hanya bisa diam menatap punggung Tuan Daniel yang berjalan menjauh darinya.
"Aku tidak percaya, jika akhirnya aku memilih kehidupan yang seperti ini"
*
Yulita kembali ke Apartemennya, kepalanya terasa hampir meledak sekarang. Memikirkan jika nanti malam adalah pernikahannya. Sementara dia tidak mencintai pria itu, dan entah apa yang akan terjadi setelah pernikahan ini. Mungkinkah sikap suaminya akan baik padanya?
Saat Yulita baru saja akan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, suara bel terdengar. Yulita mend*sah kesal. Dia berjalan ke arah pintu dan membukanya.
"Ayah?"
"Kau sudah menyetujui permintaan Tuan Daniel 'kan?" ucap Ayah yang langsung menerobos masuk ke dalam Apartemennya ini.
Yulita menatap Ayahnya dengan mengerutkan kening. "Ayah sudah tahu?"
"Ya, Tuan Demitri sudah lebih dulu menemui Ayah. Dan kau menyetujuinya 'kan? Ayolah, menjadi menantu keluarga Demitri adalah hal yang diharapkan semua orang"
Yulita terdiam dengan tidak percaya atas ucapan Ayahnya barusan. Yulita tahu jika dia tidak pernah peduli padanya, tapi apa harus sejauh ini? Mengorbankan anaknya hanya demi uang?
"Yah, dia itu bukan orang biasa. Jika sedikit saja aku melakukan kesalahan, maka mereka bisa membuat hidup kita hancur"
"Ya, kau jangan sampai membuat kesalahan. Lagian, Ayah sudah meminta bayaran yang pas untuk itu. Kau akan melahirkan anaknya, dan pasti itu bukan hal yang mudah"
Yulita sampai ternganga mendengar ucapan Ayahnya. Ternyata memang dia sudah dijual oleh Ayahnya sendiri. Padahal awalnya Yulita menerima pernikahan ini, karena dia tidak mau sampai Ayahnya harus kesulitan lagi, meski memang itu juga karena kesalahannya yang menggelapkan uang Perusahaan. Tapi sekarang, Yulita bahkan tidak bisa berkata-kata, bagaimana bisa dia menjual anaknya sendiri.
"Ayah, aku anak Ayah. Kenapa Ayah tega melakukan itu?" teriak Yulita dengan air mata yang sudah mengalir.
Ayah berdiri, menghampiri anak perempuannya ini. Dia menepuk bahu Yulita. "Ini juga demi kebaikan kamu. Ketika kamu menjadi istrinya, kamu bisa meminta apa saja. Ayolah Yulita, berpikir dengan jernih, jika menjadi istri dari Crhistover Demitri adalah hal yang bagus"
Yulita tersenyum dengan menggelengkan kepalanya, air matanya mengalir. "Ternyata aku tidak seberharga itu untuk Ayah. Sebaiknya sekarang Ayah keluar dan pergi dari tempatku!"
"Baiklah, baiklah. Ayah akan datang di pernikahanmu nanti malam"
Yulita tidak menjawab apapun lagi, dia terduduk lemas di atas lantai. Tangannya menutup wajah yang menangis tersedu-sedu sekarang.
"Ya Tuhan, Ayah tega menjualku"
Yulita hanya menangis, meratapi nasibnya yang begitu pedih. Setelah hari ini, dunianya tidak akan lagi sama.
Bersambung
Kudu yak Yulita manggil sayang , sementara perasaan yng ada blm terungkap kan eeeaaaa 🤭🤭
Mungkin juga perasaan mu bersambut