Anya terpaksa harus menjadi istri kedua seorang pengusaha kaya raya yang bernama Axello Richandra atas permintaan istrinya, Hellencia yang tidak bisa memiliki anak, alias mandul.
Demi mendapatkan uang biaya perawatan ayahnya yang masih koma di ruang ICU dan menebus kesalahannya yang meraup banyak kerugian, Anya pun menjalankan perannya sebagai istri muda Axello yang selalu acuh dan bersikap dingin terhadapnya.
Bisakah Anya memenuhi permintaan Hellencia untuk mengandung anak dari Axello dengan sikap Axello yang sangat dingin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AdindaRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Axel Kembali Mundur
Sepuluh menit kemudian, Anya keluar dari kamar mandi hanya dengan mengenakan br4 dan juga cel4n4 d4l4mnya yang berwarna hitam. Tidak hanya itu, ia sengaja menggerai rambut panjangnya dan mengarahkannya ke bahu kanan hingga penampilan Anya kali ini benar-benar sangat menggoda.
Axel sendiri yang sudah menanggalkan pakaiannya pun langsung menelan ludahnya kasar melihat penampilan Anya dari ujung rambut sampai ujung kaki.
“Apa yang kamu lakukan, Anya?” tanya Axel kemudian yang langsung mengambil kemejanya dan menutupkan ke tubuh Anya.
Kemudian Axel mendekapnya dan membawanya ke atas tempat tidur dan kemudian menyelimutinya. Hal ini tentunya membuat Anya langsung mengernyitkan dahinya sambil melayangkan tatapan protesnya terhadap Axel.
“Ck, Abang nih gimana sih? Anya kan lagi mau menjalankan tugas Anya sebagai istri Abang!” tutur Anya sambil menyibakkan selimut yang menutupi tubuhnya.
“Tapi bukan berpenampilan j4l4ng seperti ini, Anya!” gertak Axel sambil mengusap wajahnya dan kembali menutupi tubuh Anya dengan selimut.
Sedangkan Anya pun langsung terkekeh mendengar gertakan Axel barusan.
“Apa aku tidak boleh berpenampilan seperti j4l4ng, Bang?” tanya Anya yang langsung bangun dan kembali menggoda Axel dengan menusap punggungnya dengan sangat lembut.
“Tidak!” bentak Axel membuat Anya mulai bergidik ngeri mendengarnya.
Anya pun langsung menjauhkan tangannya dari punggung Axel dan kini justru melingkarkan tangannya memeluk Axel dengan sangat erat.
“Tapi bukannya Miss Hellen sudah membayarku untuk menjadi istri kedua Abang yang nantinya akan mengandung dan melahirkan anak Abang? Apa itu tidak sama dengan j4l4ng, Bang?”
“Dan setelah keluarga Abang mendapatkan bayi dari perutku, aku sudah tidak terpakai lagi bukan?”
Tangan Anya mulai mengusap dada bidang Axel dengan lembut. “Dan sekarang, j4l4ng Bang Axel sedang menjalankan tugasnya dengan professional! Harusnya Abang menambahkan gaji aku, dong!” ucap Anya yang tidak tahu mengapa justru seperti pisau tajam yang mengiris hati Axel. Perih dan sangat menyakitkan.
Axel pun kemudian membuat nafasnya kasar dan melepaskan pelukan Anya. Kemudian ia memunguti semua pakaiannya dan mengenakan lagi. Selepas itu, Axel keluar dari kamar dan meninggalkan Anya begitu saja tanpa melanjutkan keinginannya untuk membuat bayi bersama Anya.
Kepergian Axel kali ini membuat Anya bernafas lega dan langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. “Syukurlah! Kali ini aku bisa selamat untuk yang kesekian kalinya!” gumam Anya yang memang sengaja melakukan hal ini.
Beberapa menit sebelumnya, Anya memang sangat gusar mengingat Axel sudah menagih janjinya untuk mengandung anaknya. Makanya Anya memilih untuk masih ke dalam kamar mandi untuk mencari cara untuk bisa menyelamatkan dirinya.
Ia terus saja berjalan berbolak balik mengelilingi kamar mandi untuk kembali mencari alasan.
“Emm, gimana ya?” gumam Anya berpikir keras.
“Menstruasi, udah! Terus kemarin sempat tertunda juga karena papa meninggal! Jadi, sekarang aku harus pakai alasan apa lagi dong?”
Anya memejamkan matanya rapat-rapat sampai akhirnya ia menemukan satu ide brilliant.
“Aha! Aku harus berpenampilan seperti seorang p3l4cur. Gak mungkin kan, seorang Axello Richandra memiliki anak dari seorang pelacur seperti aku?” gumam Anya sambil melepaskan kancing seragam chef yang ia kenakan satu per satu.
“Dan aku, harus bertingkah yang menjijikkan di depan dia! Aku pastikan jika dia tidak akan mau aku sentuh kali ini!”
Anya langsung menanggalkan semua pakaiannya dan mematut dirinya di depan kaca. Kemudian ia melepaskan gulungan rambutnya dan menatanya agar terlihat lebih sensual. Kemudian Anya mengambil lipstiknya dan kemudian memoleskan ke bibirnya.
“Perfect! Aku benar benar sudah seperti Wanita malam saja!” gumam Anya.
Setelah mengatur nafas dan mengumpulkan keberaniannya, Anya pun keluar dari kamar mandi dan melancarkan aksinya untuk menggoda Axel.
💞💞💞
Sedangkan di sisi lain, Axel yang sudah turun ke ruangannya yang ada di lantai dua pun hanya bisa mengusap wajahnya kasar. Ia tidak menduga jika Anya justru menempatkan posisinya seperti Wanita bayaran atau lebih tepatnya lagi adalah j4l4ng.
“Argh! Kenapa dia justru menganggap dirinya sendiri sebagai seorang p3l4cur di saat aku sudah mulai ingin meluahkan kerinduanku kepadanya?”
“Apa sedikit pun tidak ada perasaan khusus di hati Anya untukku dan menganggapku sebagai suaminya?”
“Apa selama ini dia tidak pernah sadar jika aku memberikan seluruh perhatianku kepadanya karena aku menganggapnya sebagai istri?”
“Apa dia juga tidak tahu jika saat ini aku benar-benar sudah mulai mencintainya?”
“Anyaaa?! Kenapa kamu tidak peka juga?”
“Ck!”
“Dan aku benar-benar tidak bisa memulainya jika dia masih menganggapnya sebagai j4l4ngku! Mana mungkin aku berhubungan dengan seorang j4l4ng?”
“Aku juga tidak mau anak aku lahir dari seorang j4l4ng!”
Axel memijat kepalanya yang terasa sangat sakit. Tak lama kemudian ponselnya berdering dan tampak panggilan masuk dari Dokter Firman.
“Halo, Dokter Friman! Ada apa?” tanya Axel saat panggilannya sudah tersambung.
“Ada satu hal yang ingin aku bicarakan tentang hubungan istri kita!” jawab Dokter Firman di ujung panggilan.
“Apa kau bisa menemuiku di suatu tempat, Tuan Axel. Tapi aku harap kau tidak memberitahukan kepada siapapun itu!” lanjut Dokter Firman membuat Axel langsung dipenuhi rasa penasaran yang sangat besar.
“Okey, atur saja tempatnya. Aku akan segera ke sana sekarang!” balas Axel yang kemudian mematikan panggilannya.
Axel pun kemudian merapikan pakaiannya dan menunggu pesan dari Dokter Firman untuk menunjukkan tempat pertemuan mereka.
Tak lama kemudian, Dokter Firman mengirimkan pesan dimana mereka berdua akan bertemu.
“Di pinggir pantai?” gumam Axel sedikit merasa curiga. Namun cepat-cepat ia buang rasa curiga tersebut dan meraih kunci mobil untuk segera menuju ke tempat yang sudah dikirim oleh Dokter Firman.
“Apa sebenarnya yang ingin ia bicarakan?” gumam Axel sambil melangkahkan kakinya.