Bagaimana jika dendam yang kita simpan sangat lama jatuh pada orang yang salah
dan bagaimana jika upaya pembalasan dendam yang sudah di susun dengan seapik mungkin malah berbalim menyerang kita dengan bertubi-tubi, mengikis tubuh kita, dari kulit sampai ketulang dan begitu teramat menyiksa sampai mendarah daging
"Kamu jatuh hati pada orang salah"
Kata itu lebih menyakitkan dari sasaran dendam yang salah alamat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nerissa ningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Salah Pilih Lawan
"Aku gak mau pulang Ferdinand" Felicia masih menolak untuk pulang dan tentu ia juga sangat tersinggung dengan ucapan Yumi tadi
"sebaiknya anda jangan memicu kemarahan nyonya Yumi nona, anda salah pilih lawan kalau berhadapan dengan dia karena tuan besar tidak akan bisa membantu kalau anda mengusik nyonya Yumi " ujar Ferdinand meyakinkan Felicia untuk berhenti kali ini
"itu gak mungkin Ferdinand, klan mommy ku sangat besar jadi jika Daddy tak berani dengan tante Yumi, dengan dukungan keluarga Mommy maka Daddy pasti bisa melawan tante Yumi " ucap Felicia penuh keyakinan
Ferdinand hanya bisa menghela nafas lelah, menghadapi Felicia memang membutuhkan kesabaran ekstra karena Felicia yang terbiasa dimanja sejak kecil sulit sekali di ajak bicara dan mengerti hal lain yang tidak bisa di dapatnya
***
Valentino masih kebingungan dengan teriakan Yumi yang menggema dengan tiba-tiba "ada apa Yumi, kenapa kamu marah-marah " tanya Valentino
"anakmu sudah keterlaluan Valentino, aku tidak suka dia begitu agresif pada puteraku, puteraku juga punya kehidupannya sendiri, berani sekali dia mengatur hidup puteraku padahal putrimu bukan siapa-siapa di hidup puteraku " cecar Yumi dengan begitu kesal
Valentino melirik istrinya yang kebetulan ada di depannya "coba ceritakan dulu padaku ada apa Yumi, pelan-pelan saja, sungguh aku tidak mengerti sama sekali dengan maksudmu karena kamu langsung marah-marah " pinta Valentino dengan lebih sabar menghadapi kemarahan Yumi
Akhirnya Yumi menceritakan pada Valentino apa yang di lakukan Felicia selama tiga bulan ini, dan itu cukup membuat Al begitu risih padahal baik Yumi maupun Valentino tidak ada rencana untuk menjodohkan Al dengan Felicia lalu keberanian dari mana yang Felicia dapatkan sampai berani mengusik putera Yumi setiap ada waktu
"dengar Valentino, aku menjalin kerjasama denganmu hanya sekedar untuk berterima kasih perihal Brigitta tapi aku tidak suka keluargamu mengusik ketenangan hidup anakku, harusnya kamu tahu sebesar apa pengaruh Klan Maxwell tapi aku bisa menghancurkannya dengan mudah
Biarpun aku menggunakan tangan keluarga Xavier untuk menghancurkan Klan Maxwell tapi bukan berarti aku tidak menyiapkan rencana cadangan untuk menghadapimu jika kamu membuat ulah Valentino " teriak Yumi dengan decihan keras
Dari suara Yumi, Valentino jelas sekali tahu kalau putrinya itu sudah memicu kemarahan Yumi, dan ini akan berakhir tidak baik jika di teruskan
"jika kamu berpikir keluarga Aurora bisa menekanku, itu salah besar Valentino. Aku seorang Yumi Rosdiana Bachtiar, harusnya kamu tahu cara kerjaku, yang pelan namun bisa langsung menghanguskan " ucap Yumi dengan dingin dan langsung mengakhiri panggilan mereka begitu saja
Valentino memejamkan matanya untuk mengontrol emosinya yang serasa menggunung "apa kamu yang mempengaruhi Felicia untuk menggoda Al " tanya Valentino yang jelas di tujukan untuk sang istri
"apa maksudmu " Fira pura-pura tidak mengerti ucapan Valentino
Valentino menatap tajam ke arah Fira "sudah aku bilang jangan main-main dengan Yumi, dia sama sekali bukan lawanmu Fira, jadi stop pengaruhi pikiran anakmu atau dia akan hancur" ucap Valentino dengan penuh penekanan
Fira memicingkan matanya ke arah Valentino "aku macam-macam yang bagaimana sih Valentino" tanya Fira seolah tak tahu dengan maksud Valentino
Valentino menatap tak percaya ke arah Fira, istrinya, wanita di depannya masih saja terus mengelak padahal jelas tahu akan apa maksudnya "kamu makin berubah Fira, kamu makin ambisius " ucap Valentino dengan geram
"aku tidak akan seperti ini jika kamu tidak berpaling dariku " teriak Fira yang merasa sudah percuma jika tetap berbohong
"apa belum puas aku mengalah padamu Fira, aku mengalah padamu yang sudah mengkhianatiku " bentak Valentino
"itu tidak akan cukup Valentino, tidak akan " teriak Fira dengan lantang
Fira menatap tajam ke arah Valentino "semua tidak akan cukup sampai aku menemukan wanita yang sudah mengambil hatimu dariku " teriak Fira
"kamu memang gila " Valentino malas meladeni Fira yang sudah hilang akal menurutnya, dan memilih keluar dari kamarnya bersama Fira istrinya selama puluhan tahun itu
Valentino menghentikan langkahnya saat sudah sampai pintu "aku sarankan stop mengusik Yumi, atau keluargamu akan habis sama seperti keluarga Maxwell dulu, harusnya kabar kehancuran keluarga Maxwell sudah jadi rahasia umum siapa yang membuatnya di kalangan kita " ucap Valentino dan segera berlalu pergi
"sial" Fira melempar semua barang-barang di kamarnya dengan sembarangan "kenapa anak itu begitu bodoh, menggoda satu pria saja tidak bisa " umpat Fira dengan kesal
***
"ayo nona, kita pulang" bujuk Ferdinand lagi pada Felicia yang masih kekeh tidak ingin pulang
"aku mau nunggu kak Al kembali dulu " Felicia masih kekeh belum ingin masuk mobil padahal semua pintu rumah Al sudah di kunci dan ini sudah pukul 11 malam
Tiba-tiba ponsel Felicia berdering dan Ferdinand melihat siapa yang memanggil "tuan pasti sudah mendapat aduan dari Nyonya Yumi dan saya yakin anda pasti di minta segera pulang ke Inggris " ucap Ferdinand
"jangan sok tahu deh Ferdinand" kesal Felicia
tak ingin mengangkat panggilan sang Daddy tapi ponsel Felicia terus berdering dan sekarang gantian ponsel Ferdinand yang berdering "anda tidak akan bisa menghindar nona" ucap Ferdinand yang segera mengangkat panggilan dari Valentino
"berikan ponselmu pada nonamu itu " bentak Valentino
Felicia terlihat menolak tapi Ferdinand langsung menekan menu loudspeaker "persiapkan diri kamu untuk pulang segera Felicia, Daddy akan menggantimu dengan orang lain" titah Valentino dalam satu kalimat dan ponsel Ferdinand langsung mati
"SIAL" umpat Felicia dengan kesal
***
Al membuka pintu apartemen Danica setelah memasukan kode pintu "ternyata dia belum merubahnya " gumam Al
Al menutup pintu secara perlahan dan mencari keberadaan Danica tapi sayangnya Danica tidak ada di manapun "lah dia kemana" Al cukup heran tak mendapati Danica di manapun di setiap sudut apartemen Danica
"ini sudah malam, bisa kemana dia" Al cukup khawatir dengan kondisi Danica dan berniat menghubungi Danica tapi ternyata ponsel Danica ada di atas ranjang
"apa mungkin dia ada di apartemen ku " Al bergegas menuju unit apartemennya untuk melihat apakah Danica ada di sana
dan benar saja saat dia masuk ke unit apartemennya, Danica tidur di atas ranjangnya sambil memeluk bantal guling miliknya
Melihat kondisi Danica Al jadi merasa bersalah pada Danica "apa yang di ucapkan Safiya itu benar , Danica menyukaiku " batin Al bermonolog
Al berjongkok di depan Danica dan mengusap pipi Danica yang basah membuat Danica reflek membuka mata "ah maaf" Buku-buku Danica bangun dari tidurnya dan bergegas turun dari ranjang walaupun dalam kondisi sempoyongan
"maaf jika masuk kamar anda tanpa izin, saya akan keluar " Danica berniat keluar kamar Al namun Al langsung menahan tangan Danica
"maafkan kakak Danica " ucap Al dengan lirih
"maaf jika kakak melukaimu, sungguh kakak tidak pernah berniat untuk melukaimu " ujar Al