Bisakah aku memilih antara Pertarungan atau pelarian?ataukah jalan takdirku sudah harus memilih pelarian?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jmath, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 28 ABOUT TASTE
POV ANYA
Aku marah pada diriku sendiri, karena aku terkesan seperti seorang perempuan yang tidak punya harga diri. Perempuan mana yang setiap hari berinisiatif untuk menghubungi laki-laki nya terlebih dahulu. Padahal sudah beberapa kali aku memberikan kode padanya bahwa aku menyukai nya. Tapi dia seakan-akan tidak menerima kode itu. Apa Dia yang terlalu bodoh atau denial dengan perasaan nya sendiri. Aku sungguh tidak tahan dengan perasaan ini.
Hari ini aku memutuskan telepon secara sepihak. Aku sungguh tidak tahu mengapa aku bisa bersikap seperti ini. Sedangkan Liam? dia bertanya-tanya kenapa aku menjadi seperti ini. Rasanya sesak dan ingin meronta bahwa aku merindukan nya. Aku membutuhkan nya. Tapi aku ini siapa? Aku cuma Saudara yang kebetulan sedang dekat dengan nya. Aku takut setelah aku mengatakan hal tersebut dia malah menjauhi ku dan hubungan kami menjadi canggung pada akhirnya.
Aku tahu perasaan ku ini salah. Mana ada seorang perempuan yang menyukai saudara laki-laki nya sendiri. Bagaimana jika Kakek tau? Bagaimana jika seluruh keluarga tau? Bagaimana jika Ayahku tau? Resikonya pasti akan besar dan Ayah pasti akan mengurungku, memukulku dan Liam dengan membabi buta.
Sudah lima hari ku nonaktifkan ponselku. Aku takut jika aku menyalakan telepon ku, aku akan menangis dan bersikap posesif karena terlalu rindu pada Liam. Aku menghabiskan hariku dengan berdiam diri dirumah sambil sesekali berkunjung kerumah kakek untuk memasak masakan kesukaan nya atau sekedar berbincang dengan nya. Kami Banyak berbincang tentang Liam, tanpa protes Kakek hanya meladeniku.
Selang dua hari aku mengetahuin dari Todh bahwa Liam mencari ku. Katanya Telepon dan pesan nya terus gagal dan tidak tersampaikan. Aku menyuruh Todh untuk berpura-pura tidak tau mengenai keberadaan ku. Aku sungguh senang saat Todh mengatakan bahwa sudah beberapa kali Liam menghubungiku. Apakah Liam merasakan perasaan yang sama seperti ku?. Entahlah Jika memikirkan hal itu aku semakin takut akhirnya tidak seperti yang ku harapkan.
Todh tau mengenai perasaan ku pada Liam. Dia mengetahui nya dari awal saat kami berdua bertanding. Katanya ia baru melihat aku memandang laki-laki dengan tatapan berbeda. Aku memang tidak pernah mau berurusan dengan laki-laki karena aku bukan wanita lemah yang bisa mereka atur. Menurut Todh dari caraku mengajaknya bertanding juga ia tahu bahwa itu adalah alasanku untuk berinteraksi dengan nya. Dia memang keluarga Murphy. Selalu tau apapun yang aku perbuat.
Aku putuskan untuk menghilangkan perasaanku ini. Biarlah aku merasakan sakit sekarang. mumpung perasaan ini belum terlalu jauh menyukai Liam.
Aku tidak ingin sampai Ayahku mengetahui perasaan ku pada Liam. Aku tau betapa Ayah sangat membenci Liam. Ayah ingin Menyingkirkan Liam dari keluarga kami sedangkan anak nya ini ingin Liam masuk kedalam keluarga. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika Ayah mengetahui bahwa aku menyukai Liam.
Hal pertama yang terlintas dalam pikiran ku adalah Ayah akan mengirimkan ku keluar negeri atau membuang ke pelosok desa dan mengusahakan agar aku tidak bertemu lagi dengan Liam. Akan beribu satu cara Ayah lakukan agar aku tidak berkomunikasi ataupun berinteraksi dengan liam. Dan sudah pasti Liam akan disiksa oleh Ayah karena berani membuatku menyukai nya.
Sudah seminggu sejak kejadian itu. Kejadian dimana aku memutuskan telepon secara sepihak dengan nya. Aku tau sampai saat ini ia masih menanyai keadaan ku pada Todh. Ia juga menanyakan ku pada kakek. Dari cerita Kakek, aku tau Kakek mengetahui jika kami ada perselisihan. Karena sikap bijak kakek, kakek tidak menanyai ku lebih lanjut demi menjaga privasi ku. Pasti saat ini ia sedang dilanda kebingungan.
Seperti sore ini, ketika aku sedang memberi makan Leon. Leon adalah kucingku. Kucing yang kutemui dipinggir jalan saat aku hendak pulang setelah pertandingan. Leon merupakan persilangan antara kucing anggora dan Persia. Leon sangat lincah dan pintar.
Setiap sore Leon akan naik kepangkuan meminta untuk digendong dan ku ajak berkeliling Paviliun Kakek. Aku berencana mengajaknya ke taman tempat biasa akan dan Todh bersantai ketika sore hari.
Ku langkahkan kakiku menuju taman setelah berpamitan kepada Bibi, takut Ibu atau Ayahku mencariku.
Setelah tiba di taman, Aku melepaskan ikatan leher Leon agar ia bisa berlari an dengan bebas. Sedangkan aku akan mendengar lagu lewat air pod yang kubawa dari rumah.
Udara sore hari ini terasa segar, Langit tampak bersinar dengan terang. Aku menutup mata sambil menyanyikan lagu yang ku putar.
Hingga ada seseorang yang menepuk pundakku, Aku pun langsung diam menatap nya dari atas atau bawah. Aku menyubit pipiku takut ini hanyalah sebuah mimpi.
"Anyaa"..ucap Liam. Dia tersenyum dan langsung berhamburan memeluk ku. Aku masih diam dan berusaha mencerna apa yang terjadi.
"Bagaimana Liam bisa disini?". Gumamku dalam hati.