Merantau ke kota bukannya mendapat ketenangan Alletta malah dikelilingi 3 pria aneh dan menyebalkan. Namun, di balik itu semua, dia diuntungkan karena mereka mau membiayai semua kebutuhannya. Alletta tidak munafik, uang adalah segalanya.
"Katakan apa yang kamu mau, saya pasti akan mengabulkan semuanya."
⚠️NOTE: Cerita ini 100% FIKSI. Tolong bijaklah sebagai pembaca. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan NYATA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Kalau kepo sama cast mereka, kalian bisa pergi ke bab 1 ya, sengaja aku taruh di sana biar pembaca baru bisa lihat^^
Kalau gak sesuai ekspektasi, kalian bisa bayangin cast nya sendiri aja. Itu aku kasih karena biasanya banyak yang minta cast hehehe, meskipun aku pribadi jarang ngasih cast sebab aku lebih suka mempersilakan para pembaca buat ngayal sendiri daripada nantinya kecewa:)))
Oh iya, ada 1 cast yang tokohnya belum muncul, beberapa bab lagi akan aku perankan. Inti permasalahannya adalah dia ya kawan-kawan 😘😘
****
Tidak mau membuat orang tuanya khawatir, Alletta memutuskan untuk tidak memberitahu ibu dan ayahnya.
Sore hari, Alletta sedang sibuk melamun, di pangkuannya ada secangkir coklat hangat. Matanya menatap sendu senja yang terlihat begitu cantik, tangannya terulur menyentuh kaca besar seolah menyentuh langit senja.
Alletta duduk di kamar Keandra, tepatnya di depan kaca, di sana memang disediakan kursi santai.
Keandra sendiri sibuk mengamati Alletta dari ambang pintu, wajahnya yang tadinya terlihat marah kini mulai berangsur melembut karena melihat Alletta. Ia baru saja menelpon Kimberley agar datang ke rumahnya untuk menemani Alletta, sedangkan dirinya akan ke kantor polisi untuk mengurus kasus Lorenzo. Keandra pastikan, Lorenzo mendapatkan hukuman berat.
Saya gagal menjaga kamu. Batin Keandra menyesal. Sakit sekali rasanya saat melihat Alletta yang terlihat kacau. Terlebih sekarang, Alletta seperti tidak memiliki gairah hidup. Hanya melamun dengan tatapan kosong.
Terdengar suara langkah kaki tergesa di belakangnya, Keandra menoleh mendapati raut wajah khawatir Kimberley.
"Mana Alletta?" tanya Kim.
Keandra menoleh ke arah Alletta lagi, Kim pun mengikuti arah pandang Keandra. Matanya menatap Alletta dengan sedih, Keandra sudah menceritakan semuanya.
"Kalau ada apa-apa langsung telpon aku," ujar Keandra sebelum pergi dari sana.
Kim menghela nafas berat, dengan langkah pelan ia mendekati Alletta.
"Letta..." Kim menyentuh pundak Alletta dengan lembut, tapi, gadis itu malah terkejut. Melihat Alletta terkejut, Kim juga ikut terkejut.
"K-kim?" ujar Alletta terbata. Dia memegang dadanya yang berdegup kencang. Untung saja coklat hangat yang dia pegang tidak tumpah.
Semenjak kejadian tadi, Alletta jadi sensitif. Dia mudah terkejut dan takut saat disentuh orang.
"Iya, ini aku. Kamu lagi apa?" tanya Kim dengan lembut. Dia menarik salah satu kursi dan duduk di samping Alletta.
Alletta tersenyum tipis, dia kembali menoleh ke arah senja yang hampir hilang. "Lihat senja."
Kim ikut memandang senja yang indah itu.
"Cantik banget, ya?"
Alletta mengangguk sambil tersenyum. "Sayangnya cuma sementara. Senja itu datang untuk pergi," katanya.
Kimberley tersenyum. Dia senang kalau Alletta banyak bicara.
"Kamu suka senja?"
"Suka. Warnanya cantik," jawab Alletta. Gadis itu menyeruput coklat panasnya dengan pelan.
"Selain suka senja, kamu suka apalagi? Aku pengen tau, nih." Kimberley kembali bertanya dengan antusias.
Alletta tersenyum semakin lebar. "Aku suka hujan, tapi yang gak ada petir nya. Kamu paham, kan?"
Kimberley mengangguk mengerti. "Apalagi, Ta? Ayo dong kasih tau aku semuanya, hehehe..."
"Kamu orangnya kepo juga ya ternyata," ujar Alletta sambil terkekeh kecil.
"Aku menyesuaikan diri, kamu orangnya diam kalau gak ditanya, makanya aku milih bagian nanya dan kamu yang cerita," ujar Kim.
Alletta mengangguk, benar, dia adalah tipe orang yang akan diam saja kalau tidak ditanya, dibandingkan cerita tanpa ditanya.
Tanpa sadar, Alletta bercerita panjang lebar. Kimberley setia menjadi pendengar, matanya menatap Alletta dengan lembut, seolah seorang kakak yang menatap adiknya.
Fakta baru yang Kimberley tau, Alletta tidak pernah pacaran. Pantas saja Keandra melakukan seribu cara untuk mendapatkan gadis di hadapannya ini.
Sedangkan di sisi lain, tepatnya di kantor polisi. Ada Keandra, Tenggara, Reygan dan juga salah satu saksi yang merupakan tetangga apartemen Alletta. Mereka siap mengusut tuntas kasus Lorenzo.
Wajah Lorenzo terlihat kesal dan marah, dia berdecak dalam hati. Melawan 3 pria di depannya ini tentu ia tidak akan menang. Keandra, Tenggara juga Reygan, hanya dengan menjentikkan jari, mereka sudah bisa memenjarakan nya. Tidak ada yang bisa Lorenzo lakukan selain pasrah.
Setelah saksi bersuara, kini giliran Keandra.
"Saya mau dia mendapatkan hukuman yang setimpal, bukan hanya hukuman penjara 1 atau 2 tahun, tapi lebih dari itu. Dia melakukan pelecehan secara langsung dan tidak langsung. Saya harap, anda dan para rekan anda bisa bekerja profesional. Pengacara saya yang akan memantau, kalau sampai saya menemukan kejanggalan, maka saya tidak akan segan menggusur kantor ini," ujar Keandra dengan tegas.
Para polisi tentu tau siapa ketiga pria di hadapannya ini. Sebab itulah si ketua mengangguk. "Baik, saya pastikan pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal."
Keandra menatap Lorenzo dengan sinis. Lihat, inilah akibatnya kalau dia berani bermain-main dengan seorang Keandra Agnibrata.
Dari dulu, Keandra memantau gerak-gerik Lorenzo. Dia juga tau tujuan utama Lorenzo pindah ke gedung apartemen yang sama dengan Alletta. Keandra pikir, Lorenzo tidak akan berani karena Alletta selalu berada di bawah naungannya. Ternyata Lorenzo benar-benar nekat, dia beraksi tanpa mengetahui resiko apa yang akan terjadi nanti.
Setelah semuanya selesai, ketiga pria beserta salah satu saksi pun segera keluar dari sana. Sedangkan Lorenzo dimasukkan ke dalam jeruji besi untuk sementara sampai akhirnya hukuman final nya keluar nanti.
Keandra, Tenggara serta Reygan segera meluncur ke kediaman Keandra. Sebelumnya, Keandra juga sudah mengabari ibunya tentang kejadian ini. Untuk apa disembunyikan? Keluarganya pasti akan tau dalam waktu dekat.
Sesampainya di sana, Keandra berlari kecil masuk ke rumahnya. Dia melihat Kimberley yang sedang asik menonton TV.
"Mana Alletta?" tanya Keandra.
Kimberley menunjuk kamar Keandra. Setelahnya Keandra segera menuju ke sana. Di belakang ada Tenggara dan Reygan yang berjalan santai, mereka memilih bergabung dengan Kimberley daripada mengikuti Keandra.
"Gimana?" tanya Kim.
"Aman," jawab Reygan lalu menyeruput jus jeruk milik Kimberley.
"Tante Sahara di sini?" tanya Tenggara.
"Di dapur, bikin makanan," jawab Kim.
Sebelah alis Reygan terangkat. "Terus kamu kenapa di sini?"
"Aku kan tamu," ujar Kimberley menyengir lebar.
"Bantu, Kim. Gak tau diri ya kamu," ujar Reygan.
Kimberley cemberut. Dia menghela nafas berat. "Kan kalian tau kalau aku gak bisa masak, yang ada nanti berantakan."
"Motong sayur masa gak bisa? Nyiapin piring?"
Kimberley memutar bola matanya malas. Pada akhirnya dia memilih mengalah. "Iya iya!"
Kim segera menuju dapur untuk membantu Sahara memasak. Mereka akan makan malam di sini, bersama Tenggara dan juga Reygan tentunya. Setelah Keandra selesai, mereka berdua ingin melihat kondisi Alletta juga.
****
"Pak Kean?" Alletta buru-buru mengusap pipinya.
Keandra menghela nafas berat, dia menutup pintu dan mendekat pada Alletta yang sedang rebahan di atas ranjang. Ia tau kalau gadis itu menangis diam-diam tadi.
Tanpa berkata, Keandra naik ke atas ranjang dan langsung merebahkan dirinya di samping Alletta, dia juga memeluk tubuh Alletta dengan lembut.
"Bajjingan itu bakal dapat hukuman yang berat, Alle. Fokus sama kesehatan kamu, jangan diingat-ingat ya?"
Alletta hanya diam, dia tidak mengangguk ataupun menggeleng. Tentu saja dia ingin melupakan kejadian itu, tapi saat memejamkan mata, bayangan sialan itu malah semakin merasukinya membuat dirinya takut.
"Pengen pulang," bisik Alletta.
Keandra mengangguk. "Setelah kasus ini selesai dan bajjingan itu dapat hukuman yang setimpal, saya akan antar kamu pulang ke desa."
Mata Alletta terpejam, saat itu juga air matanya mengalir. Keandra semakin mengeratkan pelukannya ketika merasakan bahu Alletta bergetar.
"Videonya ... aku takut ..."
"Sudah saya tangani. Kamu lupa siapa saya, hm? Saya pastikan itu gak akan kesebar kemanapun," ucap Keandra.
"Kamu percaya sama saya, kan?"
Alletta mengangguk kaku sambil terisak kecil.
"Lebih baik kamu tidur, nanti saya bangunkan kalau udah jam makan malam."
Alletta menggeleng. "Takut. Masih kebayang-bayang..."
"Saya di sini. Saya akan jaga kamu," ujar Keandra. Dia mencium puncak kepala Alletta dengan lembut. Tangannya mengelus punggung Alletta dengan pelan, hingga membuat si gadis merasa nyaman dan tanpa sadar tertidur pulas.
Keandra tersenyum tipis melihat Alletta sudah tidur. Ibu jarinya mengelus kening Alletta yang mengerut.
"Maaf, saya gagal jaga kamu, Alle," bisiknya.
bersambung...
...Kimberley ...
tp ykin bgt kl kean ga bkln nyerah.....smngtttt....
nma....boro2 ngsih pelukan,cma ngbrol aja ga boleh....
kdng ksl,tp gmes jg sih....
tnggl blng cnta aja gngsinya stnggi phon kelapa.....🤣🤣🤣
cpt halalin dong.....
ni mh cma pcar pura2,gliran dkt sm cwok lain mlah misuh2.....kl statusnya udh jls mh kn ga mngkn aletta jln sm yg lain....
reygan udh d jdohin y????pst prjdohn bsnis...pdhl reygan sukanya sm aletta...
Aletta jd trauma....
mstinya d siksa dlu sblm d msukn k pnjra,biar tu orng kapok.....
Haiiss....pgn bejek2 mukanya....