NovelToon NovelToon
Jadi Budak Karena Hutang

Jadi Budak Karena Hutang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Paksa / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:51.5k
Nilai: 5
Nama Author: Arish_girl

Fitri terpaksa bersedia ikut tuan Tama sebagai jaminan hutang kedua orang tuanya yang tak mampu mwmbayar 100 juta. Dia rela meski bandit tua itu membawanya ke kota asalkan kedua orang tuanya terbebas dari jeratan hutang, dan bahkan pak Hasan di berikan uang lebih dari nominal hutang yang di pinjam, jika mereka bersedia menyerahkan Fitri kepada sang tuan tanah, si bandit tua yang beristri tiga. apakah Fitri di bawa ke kota untuk di jadikan istri yang ke 4 atau justru ada motif lain yang di inginkan oleh tuan Tama? yuk kepoin...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arish_girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Devan sudah tau

                  "lu nguping pemain kami, ya?" sungut Devan.

                 Fitri hanya menanggapi cengengesan, mau gimana lagi, toh dia kan gak sengaja masuk ke ruangan itu, saat mendengarkan kedua majikannya sedang bercerita, Fitri jadinya penasaran. Tanggung jika di lewatkan begitu saja. "iya, maaf tuan. Saya kan gak sengaja."

              "sudah, gak apa apa. Silakan masuk, Fit! kamu bawa apa itu?" tanya Arumi.

              "gak bisa gitu, nek. Devan gak suka dia mendengarkan pembicaraan kita. Pokoknya dia harus... "

               "kan saya gak sengaja, nyonya. Saya janji gak akan cerita sama siapapun." fitri mengangkat dia jari, pertanda dia berjanji untuk tidak akan bicara masalah ini kepada siapapun.

                  "Devan, kamu gak boleh begitu. Fitri sudah nenek tugaskan untuk menjaga kamu. Jadi kamu gak boleh marah marah terus sama dia. Kalau setiap nenek kasih kamu perawat, kamu marah marah mulu, gak akan ada yang betah sama kamu. Sabar, ya nak. Jangan seperti itu. Kasihan Fitri." Arumi berusaha mendinginkan hati cucunya.

                  Devan hanya melengos, sudah sikapnya yang memang pemarah dan sulit untuk di kendalikan. "kalau bukan karena nenek gue gak bakalan maafin lo. Gue gampar lo!"

                 "iya, boleh. Tuan boleh menggampar saya, tapi itu nanti kalau tuan sudah sembuh dan bisa ngalahin saya."

                   "sialan lo, Fit! awas kamu!" pekik Devan.

               Arumi terkekeh, ia merasa senang saat melihat pemandangan perseteruan antara Devan dan Fitri. Baru kali ini Arumi merasa sangat cocok dengan karakter pengasuh Devan yang sangat humoris dan ceria.

                  "sudah, jangan bertengkar! Kalian harus akur. Karena kedepannya, kalian akan terus bekerja sama." Nasehat Arumi. "terutama kamu, Devan. Kamu harus nurut sama Fitri, biar kamu cepat sembuh." Arumi mencolek hidung mancung cucunya.

                  Devan hanya mendengus, dengan ekspresi datarnya. "kalau bukan karena nenek, gua gak bakalan mau." ucapnya lirih.

               "Ya sudah, Fit. Aku sangat percaya kamu pasti bisa merawat Devan. Buktinya, baru beberapa hari saja, Devan sudah terlihat perubahannya." Arumi menepuk pelan pundak Fitri, seakan memberikan tanggung jawab itu sepenuhnya kepada gadis yang masih berusia 19 tahun itu.

                   Fitri tersenyum mengangguk saat sang majikan memberikan tanggung jawab itu kepadanya.

                 "Jangan kepedean kamu, Fit. Aku mengiyakan ini semua itu karena ada nenek. Sekarang nenek sudah pergi, jangan macem macem kamu!" pekik Devan.

                Fitri menarik nafas dalam sebelum ia menjawab ucapan Devan, "tuan jangan kepedean, andai saya tidak terikat dengan hutang, siapa juga yang akan mau merawat orang blagu seperti tuan muda. Mending saya jadi perawat bayi, meski bayarannya gak mahal." Fitri memutar bola matanya malas.

                 "ya sudah, sama lo pergi!" suruh Devan.

                  "gak bakalan! sebelum tuan habisin bubur ini, saya tidak akan pergi." sahut Fitri. "Ayo, buka mulutnya!"

                  Devan menatap tajam ke arah Fitri sembari membuka mulut untuk menerima suapan bubur.

                  "nah, pinter! Ayo terus sampai habis, ya?" kata Fitri seperti sedang menyuapi anak kecil.

                 "ok, tuan muda. Sekarang saya sudah selesai menyuapi tuan. Dan saya harus pergi." ucap Fitri.

                 "emang gak usah minum obat?" tanya Devan. Sepertinya kali ini Devan tampak bersemangat untuk cepat sembuh.

                   Fitri terdiam, obat yang sama yang ia duga, bukan untuk menyembuhkan justru akan memperpanjang penyakit, "gak perlu, lah. Obatnya aku buang saja, ya?"

                 meski tampak heran, tapi, Devan sangat setuju jika obat itu dia buang. "ok! gue setuju itu, tapi, apakah boleh gue tau apa alasannya?" tanya Devan.

                "Boleh saya pinjem ponselnya?" tanya Fitri.

                "buat apa?"

                "kasih saja, cuma sebentar!"

                 Devan memberikan ponselnya dengan hati yang bertanya tanya.

                Fitri menerima ponsel itu kemudian membuka google pencarian terkait obat yang ada di atas nakas itu. Mencocokkan dan mencari tau manfaat dan resiko jika di gunakan dalam waktu panjang. Setelah selesai, kemudian Fitri memberikan ponsel itu pada Devan.

                  Dengan rasa penasaran yang tinggi, Devan pun membaca google pencarian yang fitri berikan. "ini obat apa?" tanyanya.

                 "itu nama obat ini. Obat yang selama ini tuan muda konsumsi." sahut Fitri datar.

                  "Apa? bagaimana bisa?" Devan tampak tak percaya.

                   "tapi itu kenyataannya. Maka dari itu, tuan saya anjurkan untuk tidak mengonsumsi obat itu, apalagi dalam konsumsi jangka panjang."

                 Devan memperhatikan obat kapsul yang nada di tangannya. Terlihat tangan itu menggengam erat seperti hampir memecah kapsul yang ada di genggamannya.

                "tuan, jangan gegabah! Saya tau tuan muda pasti memiliki pemikiran sama seperti saya. Karena itulah, saya berharap agar tuan segera cepat sembuh, dan tuan akan mencari tau, apa maksud di balik semua ini." kata Fitri.

                  Devan terdiam, sepertinya dia sedang mencerna setiap perkataan dari Fitri.

                 "iya, lo benar, Fit. Makanya gue gak sembuh sembuh meski sudah di tangani oleh dokter terbaik sekalipun. Kenapa kakek dan nenek sepercaya itu pada dokter yang bertugas mengawasi kesehatan gue? ." Ucap Devan, dengan binar mata yang memerah. Memancar api kemarahan yang tak terbendung.

                "nah itu, dia yang harus tuan selidiki. Makanya diam diam tuan harus selidiki. Jangan hanya karena penyakit lumpuh saja, tuan sudah menyerah. Masih banyak orang di luaran sana yang lebih menderita dari tuan, tapi mereka tidak menyerah. Mereka terus berjuang untuk sembuh." Fitri berucap dengan antusias.

"iya, lo benar Fit. Ini akan menjadi rahasian kita berdua. Bahkan kakek dan nenek juga tidak boleh tau kalau aku sudah tau semuanya. Lo harus bantuin gue, Fitri!"

"pasti, tuan. Saya akan selalu bantu tuan, asalkan tuan mau bersemangat lagi, dan terus berjuang untuk sembuh. Setiap pagi kita akan terapi di bawah sinar matahari. saya akan terus bantu tuan sampai benar-benar sembuh."

"makasih, Fit. Lo udah membuka mata hati gue. Makasih lo udah membuka tabir rahasia ini, kalau bukan karena lo, gue gak bakalan tau." Senyum ramah terukir di wajah tampan Devan, membuat Fitri terkesiap. Ini untuk pertama kalinya Devan tersenyum pada Fitri, membuat Fitri jadi salting.

"iya, tuan. Sama sama. Kalau begitu tuan istirahat saja dulu, saya keluar sebentar!" Pamit Fitri setelah urusannya bersama Devan telah selesai.

"iya silakan! ingat ya Fit. ini hanya antara kita. Tidak ada yang boleh tau, lo paham, kan?"

"oke, tuan." Fitri tertaw sambil melangkah keluar kamar Devan.

Selepas kepergian Fitri, Devan membawa kursi rodanya ke balkon depan kamarnya. Ia masih berpikir keras, siapa sebenarnya orang yang tak pernah menginginkan kesembuhannya? "kakek, nenek?" ah itu tidak mungkin. Mereka adalah satu satunya keluarga yang gue miliki. Apa itu Tante Tasya dan Tante Hera? Kakek menikahi keduanya karena kakek berharap bisa memiliki keturunan dari mereka. Ya, tidak salah lagi. Pasti salah satu di antara mereka yang melakukannya. Motifnya tidak lain adalah ingin melenyapkan satu satunya keturunan kakek. Uang kakek yang menjadi pemicunya. iya, itu pasti. Gue harus cari tau. Dan gue harus terus berpura pura lumpuh agar mereka tak ada yang curiga." Gumam Devan bermonolog.

1
Dewi Sri
jangan di matiin dulu juragan wira nya
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
waah jangan2 rem mobilnya di bikin blong lagi sama suruhannya Tasya
Mandeno
minta updete2
Yana Phung
kok aku nggak ikhlas ya kalo juragan tiba2 meninggoy
harusnya dia tau dulu kebusukan istri muda yg sangat dibelanya itu 🤭🤭🤭
Arish_girl: sabar, ya.. banyak kejutan setelah ini
total 1 replies
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
racun tapi tidak terdeteksi di lab🤔
Arish_girl: mantap 👍👍👍
total 1 replies
Elara
Kakkk masa cover novel kita sama/Sob/
Sistemnya NT emang kadang kadang ya/Toasted/
Elara: /Joyful/
Arish_girl: iya, aku sudah lihat. ternyata sama 🤣🤣🤣😆😆😆
total 3 replies
hasatsk
ayo Fitri kamu bergerak.pasti kamu bisa mengetahui bahwa ada racun yg masuk ke tubuh Wira ..waktu ngurus Devan pun kan kamu tahu bahwa obat yg di konsumsi Devan ada yg nukar....
selidiki oleh Arumi dan Devan masa tidak curiga dari sehat bugar langsung drop tubuh tn Wira.....
partini
kapan matinya ini juragan Wira biar si Tasya happy
mince
kapan ketahuan kejahatan tasya
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
seneng tuh Tasya lihat juragan wira pingsan
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
pengaruh racun yg di susu juragan sudah mulai reaksi
hasatsk
pengaruh racun/obat yg di masukan ke dalam minuman juragan wira mulai bereaksi dalam tubuhnya.
Tasya dan Tyo pasti senang misinya sudah mulai ada hasil...🤣🤣
hasatsk
Tasya dan Tyo pasti tidak tinggal diam terhadap Arumi karena mengetahui janin yg di kandung Tasya bukan anak tn Wira.
Arumi harus hati' pasti sasaran berikutnya setelah tn Wira nanti Arumi yg di celakai mereka berdua...😂😂
Galih Galvin
wah, hebat nenek Arumi sudah tahu, anak yang d kandungan Tasya bukan anak pak tua, kok pinter nenek Arumi dari pada pak tua
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
waaah juragan gampang bener masuk perangkap Tasya
partini
bagus minum ,,good Tasya
hasatsk
waduh...susunya udah di kasih racun ya sama Susan atas suruhan Tasya?
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
kakak adik sama liciknya
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
makin ijo aja matanya Tasya lihat kekayaan juragan wira
Yani Aulia
kok lama2 ceritanya g menarik ... bikin BT.. g da gebrakan. ..payah nih yg nulis, bertele2...
mls baca lgi... maaf y...
ceritanya jdi biasa ja....lemahhhh, bikin yg baca jdi tolol
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!